Secangkir Kopi Pak Kyai…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Jum'at, 29 Juni 2012

Serombongan cendekiawan dan ulama muda datang mengunjungi Kyai Sepuh di sebuah pesantren kecil di desa. Meskipun dari pesantren kecil dan di desa pula, Kyai Sepuh ini kerap sekali menerima tamu dari berbagai kalangan untuk berbagai urusan. Kyai Sepuh ini terkenal dengan kemampuannya menyelesaikan berbagai persoalan yang rumit dengan caranya yang khas – sederhana dan agak mbanyol (ngelawak). Seperti biasa Pak Kyai akan mendengarkan dahulu masalah para tamunya, baru kemudian memberikan solusinya.

Penyakit Menular Bernama Kekecewaan dan Kemarahan…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Kamis, 28 Juni 2012

Pada suatu hari, pagi-pagi sekali saya berangkat ke lapangan terbang untuk mengejar pesawat pertama agar sampai   sekitar jam 8 pagi di kota tujuan. Tetapi menjelang pesawat mendarat, sang pilot memutuskan untuk tidak mendarat di lapangan terbang yang seharusnya. Dia memilih mendaratkan pesawatnya di kota lain, kemudian dengan bus seluruh penumpang diantar ke kota tujuan semula yang memerlukan waktu perjalanan darat 4-5 jam. Dalam bus yang masing-masing berisi sekitar 50 orang, hampir semuanya berkeluh-kesah, memaki perusahaan penerbangannya dlsb., hampir semua penumpang di semua bus pagi itu terjangkit penyakit menular berupa kekecewaan dan kemarahan yang tumplek bleg menjadi satu.

Pesantren Wirausaha Akhir Pekan insya Allah segera hadir di Jawa Timur


Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin dengan program rutin Pesantren Akhir Pekan di Jonggol, Bogor, sangat diminati. Dengan diprakarsai rekan-rekan dari JPMI Malang, Gerai Dinar Malang, dan beberapa rekan lain, pertemuan yang mencerahkan telah dilakukan di kantor Gerai Dinar Malang tanggal 26 Mei 2012 dengan menghadirkan pengasuh Pondok Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin, Bogor. Kesepahaman yang indah telah dicapai.
   
Dalam rangka  terus menambah ilmu dan meningkatkan amal nyata untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi umat, Insyaallah mulai Juli 2012, kita bisa mengadakan pesantren wirausaha akhir pekan dengan format dan materi yang kurang lebih sama dengan format yang dilakukan di Jonggol Farm, Bogor. Hal ini sekaligus menjawab beberapa pertanyaan peserta seminar "Membangun Kemakmuran Umat Berdasar Sirah Nabi" tahun 2011 lalu tentang kursus wirausaha gratis.
Tempatnya insya Allah juga sama seperti di Bogor, yakni di sebuah masjid di perkebunan. yang akan datang insya Allah di masjid di perkebunan di Blitar Jawa Timur. Peserta tidak dipungut biaya, tetapi dianjurkan untuk mempersiapkan keperluannya tersendiri utamanya sleeping bag (tidur di masjid terbuka), lampu senter/lampu darurat/lilin, dlsb. Para peserta juga diperkenankan untuk membawa bekalnya sendiri. Peserta wanita diizinkan apabila disertai mahramnya.

Bagi yang ingin mengikuti pesantren wirausaha akhir pekan ini, silakan mengirim CV ke geraidinarmlg@gmail.com untuk database kami. Bisa kontak kami via sms ke  081333909595 atau BBM 2982CE77, Pambudi Utomo (Mitra FM) atau 085815000155 atau BBM 25939491, Sugeng   Hariyanto, Gerai Dinar Malang.
Untuk gelombang pertama peserta dibatasi 100 orang. Tanggal akan kami beritahukan kemudian. Semoga apa yang kita lakukan bersama  ini dicatat Allah sebagai amal shaleh. Amin.

Etos Kerja : Antara Telur Bebek Dan Daging Kambing…


Oleh: Muhaimin Iqbal
Kamis, 14 Juni 2012
Suatu pagi seekor bebek berjalan berdampingan dengan seekor kambing di pasar desa. Melihat ada tumpukan telur bebek yang dijual oleh seorang pedagang, sang bebek berkata ringan wek wek wek, wek wek wek… yang artinya kurang lebih itulah karyaku, itulah karyaku…. Sambil terus berjalan keduanya kemudian melihat ada pedagang lain yang sedang menggantung karkas kambing yang baru dipotongnya. Dengan suaranya yang berat dan bergetar, sang kambing berkata mbek, mbeek, mbeeek…, yang artinya kurang lebih itulah pengorbananku, pengorbanan keluargaku, pengorbanan bangsaku…’.

Kekhalifahan dan Ecosystem di Alam…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Selasa, 12 Juni 2012

Dalam tingkah laku konsumsinya, perbedaan yang mendasar antara manusia dengan mahluk lain di muka bumi adalah mahluk lain hanya mengkonsumsi produk bumi yang renewable. Sebaliknya manusia menkonsumsi yang renewable dan juga yang non-renewable, yang renewable-pun banyak dikonsumsi melebihi kecepatan pembentukannya. Itulah sebabnya, manusia menjadi makhluk yang paling merusak di muka bumi ini. Tetapi sebaliknyapun bisa juga terjadi, karena manusia-lah yang diberi amanah untuk menjadi khalifah di muka bumi – maka dia harus bisa memperbaikinya, bukan hanya merusaknya.

Meninggalkan Riba : Dari Pendekatan Institusional Ke Pendekatan Produk…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Ahad, 10 Juni 2012

Setelah 1400 tahun lebih  riba dilarang bagi umat Islam dan 8 tahun setelah fatwa MUI tentang haramnya bunga bank, faktanya negeri dengan penduduk mayoritas muslim ini 95 % lebih masih mengelola keuangannya secara ribawi. Pertanyaannya adalah mengapa ini terjadi ?, ketika kita dilarang makan babi serta merta kita mau meninggalkannya. Ketika dilarang makan riba kok kita tidak bisa segera meninggalkannya ?, barangkali pendekatannya selama ini yang kurang pas benar. Maka saya akan mencoba memberikan pendekatan alternatifnya.

The Big Picture…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Kamis, 7 Juni 2012

Beberapa tahun lalu seorang pelukis Swedia berhasil membuat lukisan yang sangat besar seluas sekitar 8,000 m2 atau hampir 1.5 kali luasan lapangan bola. Saking besarnya lukisan yang memecahkan rekor Guinnes World Records ini, orang hanya bisa melihatnya dengan sempurna bila dia naik helicopter atau pesawat yang terbang rendah. Orang yang berdiri di atasnya malah tidak bisa melihat lukisan tersebut karena dia hanya akan melihat cat tumpah disana-sini dengan berbagai warnanya.

Peluang (dan Ancaman) Dari Business Model…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Rabu, 6 Juni 2012

Tiga puluh tahun lalu ketika masih kuliah satu-satunya perusahaan yang produk dan layanannya saya gunakan adalah Perum Pos dan Giro – yang kini namanya PT. Pos Indonesia (Persero). Layanan tersebut adalah untuk penerimaan wesel dari orang tua setiap bulan, dan surat-menyurat dengan calon ibunya anak-anak hampir setiap hari. Apakah mahasiwa kini mengandalkan PT. Pos untuk wesel dan surat-menyuratnya ?, kemungkinan besarnya kok tidak. Mereka kini lebih banyak menggunakan jasa bank (untuk pengiriman uang) dan telepon, sms, surel untuk komunikasinya.

Oleh: Muhaimin Iqbal
Selasa, 5 Juni 2012

Mahatma Gandi perlu waktu 32 tahun (1915 – 1947) untuk memerdekakan negerinya dari penjajahan Inggris dengan gerakan swasembada (swadeshi)-nya. Periode yang kurang lebih sama diperlukan negeri ini untuk kehilangan kemerdekaan ekonominya (1966-1998) yang ditandai dengan menunduknya presiden negeri ini ketika harus menanda tangani 50 butir kesepakatan (LOI – Letter of Intent) dengan IMF.  Yang saya ingin sampaikan adalah betapa dekatnya hubungan antara swasembada itu dengan kemerdekaan suatu bangsa.

Agar Anak Cucu Tidak Menjadi Sandra Bom Waktu Bahan Bakar…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Senin, 4 Juni 2012

Buah simalakama dalam pengelolaan kebutuhan bahan bakar telah kita rasakan dalam beberapa dekade belakangan ini, krisis politik dan keuangan 1997/1998 salah satu pemicunya juga kenaikan bahan bakar. Heboh rencana kenaikan bahan bakar dua bulan lalu juga nyaris menimbulkan krisis politik sebelum akhirnya pemerintah mengurungkan niatnya. Bukan berarti masalah selesai sampai disini, penyelesaian yang ada sekarang hanya menunda masalah tersebut dan sama sekali belum menyelesaikan akar masalahnya.

‘Baju Baru’ Sang Raja…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Jum'at, 1 Juni 2012

Dalam suatu kisah ada raja yang sangat disegani oleh rakyatnya. Apapun yang disabdakan raja - atau para pembantunya, rakyat harus percaya. Suatu hari raja membeli ‘baju baru’ dari tukang jahit kebanggaannya, konon hanya rakyat yang bodoh dan tidak taat yang tidak bisa melihat baju baru sang raja tersebut. Rakyatnya yang pinter dan taat harus bisa melihat dan mengagumi baju baru sang raja. Maka raja-pun keliling negeri mengenakan ‘baju-baru’nya untuk melihat kepandaian dan ketaatan rakyatnya.