Ternyata Memelihara Kuda Itu Wajib…

Senin, 26 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tentu banyak yang tidak setuju dengan judul tersebut di atas karena kita hidup di jaman kegelapan modern yang nyaris tidak mengenal seluk beluk yang terkait dengan kuda. Tetapi inilah hasil kesimpulan Daurah Berkuda selama dua hari yang diikuti sekitar 100-an peserta. Sekitar 30 orang dari pembaca situs ini, selebihnya dari kalangan ustadz , kyai dan para santri dari Jawa , Sumatra dan Bali. Kok bisa wajib ?

Things To Do Di Jaman Fitnah

Kamis, 22 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Kekhusu’an kita dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini  - khususnya 10 hari pertama - kemungkinan akan terganggu oleh kegaduhan PEMILU Presiden. Maka PEMILU ini harus disikapi secara proporsional, jangan sampai gara-gara ini terganggu silaturahim kita apalagi terjebak dalam fitnah-memfitnah, penyebaran berita yang tidak benar dan sejenisnya. Lebih dari itu kita perlu mengenal jaman dimana kita sekarang sedang berada, agar kita tahu prioritas apa yang harusnya kita lakukan tahap demi tahapnya.

9 Pelajaran Dari Pekerjaan Terbaik

Selasa, 20 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 

Bila pekerjaan terbaik kedua setelah berjihad itu adalah menggembala, mestinya ini mengundang pertanyaan atau keingin tahuan kita, ada pelajaran apa sebenarnya dalam pekerjaan ini ? dan mengapa sampai seluruh nabi melakukannya ?  Maka tanpa terasa sudah 5 tahun berlalu sejak kami mulai bergelut dengan dunia ternak dan akhirnya menemukan kembali konsep menggembala - yang nampaknya memang harus dihidup-hidupkan kembali jenis pekerjaan yang luar biasa ini. Setidaknya kami menemukan ada 9 pelajaran yang bisa dipetik, yang tidak akan mudah ditemukan di pekerjaan-pekerjaan lainnya.

Buku "Kebun Al-Qur'an Jalan Menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur"




Buku "Kebun Al-Qur'an Jalan Menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur" karya Bapak Muhaimin Iqbal tersedia di Gerai Dinar Malang. Harga Rp. 60.000,- termasuk ongkir seluruh Indonesia, Rp. 50.000,- bila diambil sendiri di Jl. Banten 4 Malang. Tulis nama, alamat kirim, nomor HP dan lampirkan bukti transfer atau tulis nomor transaksi; emailkan ke geraidinarmlg@gmail.com atau kirim ke Umi Rohimah 081553933854, 081945792757 (WA), PIN BB 73E8195F. Hubungi kontak tersebut untuk info nomor rekening bank: BSM, Muamalat, Mandiri, BNI, BRI, BCA. Lihat: geraidinarmlg.blogspot.com.

Komunitas Muamalah

Senin, 19 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Beberapa banyak-pun manusia berkumpul bila dia tidak berinteraksi satu sama lain, maka manusia yang banyak tersebut tidak menghasilkan sesuatu bagi sesamanya. Seperti penumpang kereta yang berjejalan setiap hari di dalam kereta, mereka tidak saling memberi manfaat satu sama lain. Sebaliknya, dua tiga orang yang saling berinteraksi – mereka sudah bisa saling memberi manfaat. Melalui situs ini misalnya, saya mengenal sejumlah orang yang jauh lebih berilmu dan berpengalaman dari saya – dan dari merekalah kemudian antara lain saya belajar. Maka melalui situs ini pula, kami tidak berhenti untuk mendorong pembaca kami untuk saling berinteraksi sesamanya. Bagaimana caranya ?

Proses Merah dan Proses Hijau

Jum'at, 16 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Revolusi industri yang terjadi sejak akhir abad 18 sampai pertengahan abad 19 tidak dipungkiri menghadirkan manfaat yang luar biasa bagi kesejahteraan umat manusia di dunia. Tetapi kemajuan ini bukannya tanpa dampak, over-industrialized terhadap hampir seluruh aspek kehidupan manusia – membuat manusia overlook terhadap proses alam yang sempurna yang ada di depan mata kita. Dalam urusan pangan misalnya, begitu banyak kita mengandalkan hasil proses industri – sampai melupakan bahan baku dan proses yang seharusnya menjadi keunggulan kita. 

1 Jam Ekstra, Agar Allah Tertawa…

Rabu, 14 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Para pekerja di Jakarta dan sekitarnya rela menambah jam kerja mereka beberapa jam di pagi hari dan beberapa jam di malam hari, sekedar untuk pergi dan pulang kerja. Jutaan orang melakukan ini dan tanpa disadari sudah berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, mereka terpaksa melakukannya karena  harus mencapai tempat kerjanya tepat waktu - di tengah kemacetan jalan yang terus memburuk. Seandainya saja mereka sukarela meluangkan waktunya 1 jam ekstra di jam yang lain, akan bisa jadi berbeda hasilnya bagi umat ini.

Deurbanisasi Dengan Pekerjaan dan Harta Terbaik…

Senin, 12 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Urbanisasi adalah penyakit kronis kota-kota besar dunia termasuk Indonesia yang hingga kini belum ketemu obatnya yang efektif. Selama sumber-sumber penghidupan atau pekerjaan terbaik adanya di kota-kota besar, maka selama itu pula masalah urbanisasi akan terus terjadi. Oleh sebab itu, untuk menghentikan arus urbanisasi – dan bahkan membalik arusnya menjadi deurbanisasi – daerah-daerah harus bisa menghadirkan sumber penghidupan atau pekerjaan terbaik. Bagaimana caranya ?

Sebelum Sapi-pun Menjadi Buas…

Jum'at, 9 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tahun 2050 atau  36 tahun dari sekarang, penduduk bumi diperkirakan akan mencapai 9 milyar. Dalam jumlahnya yang sekarang di kisaran 7.23 Milyar-pun dunia sudah sulit memenuhi kebutuhan pokok dalam bentuk pangan, energi dan air (Food, Energy and Water – FEW) – apa jadinya ketika bumi bertambah hampir dua milyar lagi penduduknya ? Maka bila pengelolaan pangan bagi penduduk bumi tidak segera berubah, saat itu sapi-pun bisa menjadi  buas. Kok bisa ? Apa hubungannya dengan masalah pangan ? dan ini tentu bukan science fiction !

Ecosystem Services

Kamis, 8 Mei 2014biodiversity
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ketika seluruh elemen masyarakat negeri ini disibukkan oleh pesta demokrasi beberapa bulan terakhir dan masih akan berlangsung hingga setidaknya tiga bulan kedepan, lolos dari perhatian kita tentang adanya masalah serius yang seharusnya lebih utama untuk menjadi fokus seluruh pihak yang berkompeten. Masalah tersebut adalah darurat pangan, yang diindikasikan dengan impor pangan yang melonjak akhir-akhir ini.

Buku Ke 14 : WATANA, THE MINDSET

Selasa, 6 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal


 Setelah buku ke 13 “Kebun Al-Qur’an, Jalan Menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghaffur “ dibaca lebih dari 10,000 orang melalui edisi e-book, buku ke 14-pun kami putuskan untuk disebar luaskan terlebih dahulu melalui e-book secara gratis. Buku ini kami beri judul “ WATANA (Wana, Tani & Ternak) – THE MINDSET” untuk menyampaikan pesan pentingnya perubahan mindset yang integral dalam memakmurkan bumi.

Petunjuk-petunjukNya jelas bahwa kemakmuran dan kecukupan pangan itu hanya bisa terjadi bila pikiran kita tidak terkotak-kotak antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain.

Ketika hutan terpisah dari ladang pertanian dan terpisah pula dari peternakan, maka yang terjadi malah hutan kita habis dibabat, sementara bahan pangan sebagiannya harus diimpor baik yang berupa padi-padian maupun yang berupa daging.

Maka dibutuhkan perubahan mindset – yaitu asumsi-asumsi yang ada dipikiran kita, agar kita bisa berfikir secara integral bahwa hutan kita ya ladang kita ya tempat gembalaan kita.

Hanya berfikir secara integral inilah kita akan makmur dan berkecukupan pangan. Kita bisa bertani tanpa membabat hutan, bisa bertani tanpa membeli pupuk dan beternak tanpa harus membeli pakan yang mahal.

Setelah perubahan mindset terjadi, maka langkah berikutnya adalah menyangkut perubahan sikap atau kebijakan dan tentu saja ditindak lanjuti dengan tindakan yang nyata.

Maka buku ini terdiri dari 45 tulisan yang kami bagi dalam tiga bagian yaitu Mindset, Kebijakan dan Tindakan. Semua dikumpulkan dari tulisan-tulisan kami di situs ini selama enam bulan terakhir.

Berdasarkan pengalaman di buku ke 13 yang kami buat e-book-nya terlebih dahulu,  sebagian masyarakat masih lebih suka membaca buku yang dicetak dalam bentuk hardcopy. Maka kami persilahkan bila ada pihak-pihak yang hendak mencetaknya menjadi hardcopy.

Untuk buku ke 13, pihak yang kemudian mencetaknya menjadi hardcopy adalah Penerbit Inspira bekerja sama dengan Gerai Dinar Malang. Silahkan berhubungan langsung dengan mereka bila membutuhkan hardcopy buku yang ke 13.

Untuk buku yang ke 14 penerbitan hardcopy-nya akan kami berikan juga ke pihak yang menyatakan minat dahulu, dengan menyadari sebelumnya bahwa buku ini sudah beredar secara gratis melalui versi e-booknya.

Untuk membaca atau men-download langsung buku ke 14 ini, silahkan klik di sini.

Semoga bermanfaat.

Kecerdasan Kolektif…

Senin, 5 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Lima tahun lalu kami mengajari kambing-kambing kami jenis peranakan etawa (PE) untuk belajar minum dari instrumen yang canggih. Mereka harus menekan dengan lidahnya batang besi kecil di tengah pipa supaya air keluar. Tentu sulit sekali awalnya, tetapi ketika salah satu dari mereka bisa – maka yang lainpun segera bisa. Kini lima tahun kemudian, generasi demi generasi kambing berganti – tetapi semua bisa minum dari instrumen tersebut tanpa harus kami ajari lagi. Siapa yang mengajari mereka ? Itulah yang disebut kecerdasan kolektif.

Kecerdasan kolektif adalah buah dari kolaborasi , upaya kolektif maupun perlombaan individu dalam sekelompok makhluk hidup dalam merespon situasi yang dihadapinya. Kecerdasan kolektif ini ada tentu saja di manusia, tetapi juga ada di hampir seluruh jenis binatang bahkan sampai bakteri sekalipun. Bila kita pahami bagaimana kecerdasan kolektif ini bekerja, banyak hal bisa kita lakukan untuk memperbaiki kwalitas kehidupan kita ini.

Penggembalaan Presisi…

Ahad, 4 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Seperti binatang-binatang cerdas pada umumnya, kambing atau domba juga memiliki cukup kecerdasan untuk bisa diajari melaksanakan tugas-tugas tertentu. Kambing di peternakan Jonggol Farm misalnya, mereka sudah 5 tahun ini  bisa bergantian minum dari  tempat minum khusus yang disiapkan untuk mereka. Mereka juga bisa baris secara sukarela pagi dan sore setiap dilepas dari kandangnya untuk menuju area pemerahan susu. Maka teknik yang sama kami gunakan untuk melatih domba-domba untuk apa yang kami sebut penggembalaan presisi atau precision grazing.

Pengentasan Kemiskinan Tahap Demi Tahap…

Jum'at, 2 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Kemiskinan merajalela di sekitar kita namun pada umumnya kita tidak melihatnya, mengapa ? Pertama kita tidak sensitif dalam mendeteksi gejalanya, dan kedua ada standar yang (di)bias(kan) dalam pengukurannya. Berdasarkan data BPS untuk tahun 2013 (per September 2013) misalnya, kemiskinan di negeri ini ‘hanya’ tercatat di angka sekitar 28.5 juta orang atau 11.47 % dari penduduk Indonesia. Padahal angka ini menggunakan garis kemiskinan di angka Rp 292,951 per kapita per bulan atau di sekitar angka US$ 1/kapita/hari, angka ini hanya kurang dari 1/10 nishab zakat !

Negeri Separuh Perjalanan…

Selasa, 29 April 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ibarat kafilah besar yang sedang melakukan perjalanan panjang, negeri ini sedang berada di tengah perjalanannya baik dari sisi ruhiyah maupun dari sisi jasadiyahnya. Mayoritas penduduknya sudah ber-Islam tetapi belum sampai pada derajat keimanan dan ketakwaan yang akan membuatnya berhak atas janji Allah, berupa keberkahan dari langit dan dari bumi (QS 7:96). Bumi yang dikaruniakan ke kita bukan bumi yang mati (QS 36:33), tetapi kita juga belum sampai pada posisi negeri Baldadun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur – yang penduduknya bisa makan dari hasil bumi negeri ini sendiri (QS 34:15).

Menangis Di Bumi Nan Cantik…

Ahad, 27 April 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Akhir pekan ini saya menikmati perjalanan kereta melalui tiga provinsi yaitu dari Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Setelah melewati Jakarta dengan kekumuhan pinggir rel dan hiruk pikuknya, memasuki daerah Jawa Barat yang hijau terasa tentram dan penuh syukur rasanya – kita dikarunia bumi yang seindah ini. Puncak keindahannya adalah ketika sampai ke Jawa Tengah di daerah yang secara harfiah disebut Bumi Nan Cantik (Bumiayu !) - alam terasa sangat indah dengan air jernih yang mengalir di mana-mana dan hijaun membentang sejauh mata memandang. Tetapi justru disinilah hati ini menangis ! mengapa ?

Keseimbangan Pakan, Pangan dan Energi…

Sabtu, 26 April 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ketika Amerika Serikat menggunakan produksi jagungnya untuk menutupi kebutuhan energi dengan memprosesnya menjadi bio-ethanol, negeri tetangganya Meksiko mengalami krisis pangan sampai terjadi huru-hara tortilla. Ketika China menyedot habis produksi kedelai dunia untuk mengejar kebutuhan pakan ternaknya, rakyat Indonesia nyaris tidak bisa membeli kedelai sebagai sumber protein makanan khas tahu-tempenya. Manusia modern ternyata serba gamang dalam memenuhi keseimbangan kebutuhan pakan, pangan dan energinya. Lantas siapa yang bisa menjaga keseimbangan ini ?