Jalan Kemenangan Para Petani

Senin, 11 Agustus 2014
oleh: Muhaimin Iqbal
Hari-hari ini kita merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke 69, meskipun di berbagai bidang kehidupan bisa jadi kemerdekaan itu belum tentu kita rasakan. Di dunia pertanian misalnya, petani kita masih ‘terjajah’ dengan berbagai produk pertanian impor sehingga kemakmuran secara umum belum sampai kepada mereka. Tetapi sesungguhnya ada jalan untuk mengantarkan kemakmuran negeri ini agar bisa sampai juga kepada para petani yang mewakili 35% dari tenaga kerja produktif kita tersebut, bahkan jalan itu begitu jelas sampai bisa diturunkan langkah demi langkahnya.


Jalan itu saya uraikan dalam beberapa langkah sebagai berikut :

Langkah pertama untuk bisa sukses meraih kemenangan adalah banyak-banyak mengingat Allah.  Ini diresepkan oleh Allah langsung untuk menang di medan perang (QS 8:45) maupun di dunia perdagangan dengan kalimat yang sama persis (QS 62 :10), pastinya juga berlaku untuk bisa menang atau sukses (falah) di berbagai urusan kehidupan lainnya.

Lebih-lebih di dunia pertanian, dimana hanya Dia-lah yang bisa menumbuhkan biji-bijian yang dimakan maupun yang tidak dimakan (QS 6:95). Hanya Dia pula yang bisa membuahkan setiap tanaman yang kita tanam, maka kita harus benar-benar hanya berharap kepadaNya semata – dan benar-benar tidak mempersekutukanNya dengan apapun - untuk keberhasilan kita di dunia pertanian.

Langkah kedua adalah memperbaiki niat, sikap dan  pemahaman atas medan ‘perjuangan’ yang kita hadapi. Kita memiliki contoh komplit bahwa ketika umat ini merasa kuat dengan jumlah yang banyak – kita malah sempat kocar-kacir di awal perang Hunain. Kita bahkan kalah di perang Uhud karena terburu-buru berebut ghanimah.

Kita menang telak di perang Badr meskipun jumlah kita sangat sedikit dan dengan perlengkapan yang minim. Ini semua karena pertolongan dan kemenangan itu semata-mata datangnya dari Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana (QS 8:10).

Ketika kita menyadari bahwa kemenangan itu hanya dari Allah semata, maka langkah ketiga adalah secara sungguh-sungguh kita harus berdo’a dan memohon pertolonganNya (QS 8:9) di tengah upaya kita yang melibatkan segala kekuatan yang kita miliki (QS 8:60) – sungguh-sungguh berjuang di lapangan dengan sweat, tears and blood kita .

Perjuangan di lapangan inilah yang akan saya berikan contoh elaborasinya yang lebih detil di dunia pertanian untuk memakmurkan petani kita yang berarti juga memakmurkan negeri ini.

Top 10 Impor Buah Indonesia 2013
Perthatikan pada tabel di samping yang datanya saya oleh dari data BPS khusus untuk impor buah-buahan Indonesia sepanjang tahun 2013 lalu - saya hanya ambilkan 10 buah yang paling banyak kita impor. Untuk 10 jenis buah ini saja total impor kita tahun lalu senilai sekitar US$ 629 juta atau sekitar Rp 7 Trilyun.

Dari sepuluh buah yang paling banyak diimpor tersebut, kemudian saya pilihkan dua buah yang paling mungkin kita unggulkan dahulu dari negeri ini.  Maka saya pilih nomor 5 yaitu kelengkeng dan no 10 yaitu durian. Dua jenis buah-buahan ini adalah native-nya ada di kita, maka kebangetan kalau kita impor juga.

Maka target perjuangan kita di medan ‘perang’ buah-buahan adalah mengalahkan serbuan durian monthong dan lengkeng Thailand yang kini dengan mudah kita jumpai sudah menyerbu kita sampai ke  tukang-tuang buah di pinggir jalan sekalipun. Targetnya dalam tujuh tahun dua buah ini – durian dan kelengkeng impor – harus sudah tergantikan (kembali) dengan durian dan kelengkeng kita sendiri.

Mengapa tujuh tahun ? Angka tujuh tahun ini diisyaratkan dalam Al-Qur’an sebagai waktu yang cukup untuk mempersiapkan tanaman-tanaman untuk menghadapi krisis (QS 12:47) , diisyaratkan pula dalam sirah sebagai waktu bagi umat untuk memiliki kekuatan logistic cukup yang ditandai dengan penaklukan Khaibar (7 H).

Lantas apa yang kita lakukan dalam tujuh tahun ini ? Secara sungguh-sungguh menanam durian dan kelengkeng – insyaAllah akan mulai menghasilkan buah secara optimal setelah berusia tujuh tahun. Kita bisa pilihkan varietas-varietas yang unggul untuk negeri ini agar hasilnya maksimal mulai usia itu.

Selain dua buah lokal yang pasarnya sudah sangat besar – makanya kita impor begitu banyak dari Thailand tersebut di atas - saya sisipkan juga satu jenis buah eksotik yang memiliki nilai sentimental sangat tinggi bagi umat muslim di seluruh dunia yaitu buah Tin.

Mengapa mulai dari Tin ? karena ayat yang menyebutkannya di dalam surat yang juga bernama At-Tin adalah surat pendek yang sudah paling banyak dihafal oleh umat Islam, ketimbang surat-surat panjang yang membahas tentang tanaman-tanaman Al-Qur’an lainnya yaitu kurma, anggur, zaitun dan delima.

Sejengkal Batang Tin Menjadi 5 Pohon dalam 6 Bulan
Alasan yang kedua adalah pohon tin sudah terbukti berbuah dengan sangat cepat di Indonesia - pada tahun pertama penanamannya-pun pohon tin sudah berbuah ! cara pembibitan tin juga sangat mudah, dengan stek biasa sudah akan tumbuh dengan baik. Lihat foto di samping, lima pohon tin yang sebagian sudah mulai berbuah tersebut – enam bulan sebelumnya bibitnya cuma sejengkal batang tin yang saya tenteng langsung dari negeri asalnya.

Alasan ketiga adalah prospek yang sangat menarik bagi buah tin ini, dia bukan buah sembarang buah – dia buah dari surga yang sekaligus bisa menjadi sarana penyembuhan berbagai penyakit termasuk penyakit manusia modern ini. Berbagai riset menunjukkan efektifitas buah tin untuk menyembuhkan atau menurunkan resiko kanker, penyakit kardiovaskular dan berbagai penyakit degenerative lainnya.

Sekarang kita punya tiga jenis buah yang siap kita unggulkan menjadi kebun buah yang Terstruktur, Systematis dan Masif (TSM) di masyarakat – meniru istilah perpolitikan ! Maka dengan tiga jenis buah inilah kita akan mulai berperang melawan serbuan buah impor.

Namun karena ilmu manusia ini terbatas, demikian pula dengan usianya – maka bisa jadi tidak cukup ilmu dan usia bagi kita untuk trial and error lagi seperti yang sudah terjadi selama 69 tahun ini. Dari sinilah kita butuh petunjuk Allah berikutnya, kita gunakan petunjukNya di surat An-Nahl 10-11 untuk meningkatkan peluang keberhasilan kebun buah kita. Untuk ini selain tiga jenis buah tersebut, kita butuh satu lagi elemen penunjangnya – yaitu gembalaan. Kita pilih domba, yaitu binatang yang disebut pertama dari delapan binatang yang berpasangan atau empat pasang (QS 6 : 143-144).

Dengan tiga jenis buah plus penggembalaan domba tersebut, perolehan hasilnya per hektar lahan kurang lebih akan seperti pada grafik di bawah. Grafik tersebut dihasilkan dari data teknis setiap tanaman seperti durian yang secara moderat bisa berbuah sampai 250 buah per pohon per musim ketika usia efektif tercapai, kelengkeng bisa mencapai 125 kg per pohon per musim, buah tin sampai 20 kg perpohon per musim dan domba bisa bertambah berat sampai 2.6 kg per ekor per bulan.

WATANA Scenario : Wana Tani Ternak
Bila scenario disamping yang sudah dibuat achievable tersebut bisa tercapai  dengan ijinNya - sesuai langkah-langkah tersebut di atas, maka satu hektar lahan tegalan kita insyaAllah bisa memberikan penghasilan yang sangat baik bagi empat keluarga petani – bahkan lebih baik dari petani Perancis yang rata-rata menggarap lahan 22.5 ha per petaninya !. Lebih detil tentang scenario ini akan di bahas di “Workshop Mukjizat Al-Qur’an Dalam Pertanian Dan Aplikasinya Di Jaman Ini” – Startup Center 06 September 2014.

Bila kita bisa berhasil dengan ijinNya untuk langkah awal ini, maka seluruh buah-buah yang lainnya bisa kita garap dengan langkah-langkah yang sama dengan diselang-selingi tanaman Al-Qur’an lainnya seperti Kurma, Anggur, Zaitun, Delima dlsb.

Mudah kah ? sekali lagi tentu tidak mudah ! maka dari itu diperlukan petani-petani yang siap berqurban dan berjuang sekuat tenaga – sebagaimana para sahabat yang bertempur di perang Badr. Wa maa ramaita idz ramaita walaakinnallaaha ramaa – bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar