Mengelola Life Cycles Dengan Warfare Strategy

 Ahad, 31 Agustus 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bahwasanya roda kehidupan itu terus berputar kadang kita di atas kadang di bawah – itu benar adanya. Sehingga dalam dunia usaha kita mengenal life cycles baik untuk usaha itu sendiri maupun produk-produk yang dihasilkannya. Di gerakan sosial, politik maupun da’wah-pun kita juga bisa melihat pola life cycles yang sama. Lantas bagaimana kita bisa mengelolanya dengan baik ketika lagi di atas ataupun lagi dibawah ? Yang terbaik tentu dengan mengikuti petunjukNya, salah satunya adalah melalui warfare strategy dari peperangan demi peperangan yang dilakukan di jaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. 


Allah mempergilirkan masa kejayaan dan keterpurukan adalah agar manusia dapat mengambil pelajaran darinya :  Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang lalim” (QS 3:140).

Ada contoh yang sempurna dari uswatun hasanah kita yang dirupakan dalam bentuk peperangan demi peperangan dalam 10 tahun terakhir usia beliau, masing-masing dengan setting dan hasilnya yang berbeda-beda. Maka dari peperangan demi peperangan tersebut, insyaAllah akan selalu ada yang pas atau cocok untuk kita jadikan template dalam perjuangan kita baik di bidang usaha/ekonomi, politik, sosial, da’wah dlsb.

Saya ringkaskan beberapa perang penting yang melibatkan  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diabadikan dalam sejumlah surat dan ayat-ayat dalam Al-Qur’an sebagaimana infografik berikut :


Life Cycles from Warfare Strategy

Lantas bagaimana kita bisa menggunakan strategi-strategi dari berbagai peperangan tersebut untuk membangun perjuangan kita dalam bidang yang kita geluti ? Untuk mudahnya saya berikan contoh saja, bagaimana kita menggunakan warfare strategy dari peperangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tersebut untuk merintis atau membesarkan usaha kita.

Pertama Anda tidak akan pernah bisa memulai sesuatu yang besar, bila Anda tidak berani meninggalkan zona nyaman Anda dengan meninggalkan segala macam kenikmatan dan lingkungan nyaman Anda selama ini. Maka pelajaran pertamanya adalah hijrah !, dalam hal merintis usaha – berarti Anda harus berani ‘hijrah’ dari pegawai atau eksekutif – yang bekerja dengan waktu Anda sendiri, menuju dunia entrepreneur dimana Anda akan bekerja dengan mengelola waktu (bisa juga segala macam resources) dari orang lain.

Setelah Anda berani terjun-pun, tidak ada jaminan bahwa Anda akan langsung berhasil. Bahkan lebih banyak startup yang gagal ketimbang yang berhasil, Anda perlu tahu ini untuk menguatkan niat dan persiapan Anda – bukan untuk menakut-nakuti.

Asumsinya Anda termasuk yang berhasil, Anda berhasil melalui death valley Anda dengan baik. Keberhasilan awal ini bisa jadi merupakan tanda-tanda bahwa business model Anda sudah on the right track, so what ? sikap apa yang Anda harus punyai saat itu ?

Disinilah referensi dari segala peperangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tersebut di atas bisa menjadi referensi untuk mengawal perjalanan Anda seterusnya. Usaha Anda telah berhasil melalui ‘perang Badar’, Anda harus sadar bahwa keberhasilan tersebut tidak berarti Anda hebat dlsb. bersyukurlah bahwa keberhasilan itu semata karena pertolongan Allah.

Sangat banyak pelajaran dari perang Badr ini, bahkan sebagian besar dari isi surat Al-Anfal adalah terkait dengan perang Badr. Maka bila usaha Anda telah melalui tahap ini, banyak-banyaklah mentadaburi surat Al-Anfal tersebut.

Meskipun keberhasilan Anda semata karena pertolongan Allah, Anda tentu bisa mulai membangun optimism Anda pada tahap ini – bahwa kemenangan besar-pun insyaAllah Anda akan bisa peroleh dengan cara atau business model yang sama. Pelajaran tentang optimism ini antara lain Anda dapat peroleh dari ayat berikut :

Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir” (QS  8:7)

Orang kafir tidak habis pasca perang Badr tetapi Allah sudah menggunakan kata “memusnahkan…”, inilah bentuk optimism yang Allah hendak bangun di hati kaum muslimin. Demikian pula di keberhasilan awal usaha Anda, pasar Anda masih kecil – diluar sana pemain-pemain raksasa siap menerkam dan menerkam usaha Anda – tetapi PD (percaya diri) saja lagi !

Dengan business model yang sudah berjalan, pelajaran berikutnya adalah dari perang Uhud yang terjadi setahun setelah perang Badr. Anda perlu sangat disiplin dalam usaha Anda, demikian pula dengan team Anda – mereka harus benar-benar commit pada tugasnya masing-masing.

Generasi unggulan – yaitu para sahabat – yang berperang bersama Nabi-pun bisa kalah di perang Uhud, yaitu ketika ada sebagian dari team yang melalaikan tugasnya dan tergoda untuk mengejar hasil duniawi jangka pendek (ghanimah). Team Anda tentu sangat tidak seberapa dibanding para sahabat Nabi, maka disiplin dan commitment perlu benar-benar dijaga.

Bahkan bisa jadi ada kemungkinan team Anda yang melemahkan usaha Anda dari dalam,  bersekongkol dengan lawan Anda atau siap-siap mendirikan usaha baru yang menjadi pesaing Anda. Ini sangat bisa jadi bila business model Anda menarik dan memiliki prospek cemerlang. Maka untuk ini ada pelajaran dari pengusiran Bani Nadhir yang secara komplit diceritakan oleh Allah melalui Surat Al-Hasyr.

Ketika usaha Anda membesar, kartel-kartel pesaing Anda bisa jadi pula bersekongkol untuk mengepung dan siap menghancurkan usaha Anda. Maka Anda harus memiliki strategi yang luar biasa – yang tidak mereka duga - untuk bisa mengalahkan mereka. Anda harus juga bisa memecah kekuatan mereka, detil pelajarannya ada di perang Al-Ahzab yang bahkan didokumentasikan secara khusus oleh Allah dengan surat yang menggunakan nama yang sama yaitu  Surat Al-Ahzab.

Pada titik tertentu ketika Anda melaju lebih lanjut, musuh-musuh akan memprovokasi Anda untuk membuat Anda lalai dan menguras kekuatan Anda dengan ‘tantangan-tantangan perang’ yang sesungguhnya tidak perlu diladeni. Bisa jadi pula Anda harus berstrategi untuk mengadakan perjanjian-perjanjian tertentu dengan musuh-musuh Anda. Maka bila ini yang Anda hadapi, pelajarannya ada di peristiwa perjanjian Hudaibiyah.

Setelah usaha berkembang lebih lanjut, penaklukan demi penaklukan pasar baru besar kemungkinan Anda harus tempuh karena kalau tidak pesaing Anda akan terus berusaha mengambil pasar Anda dan melemahkan kekuatan Anda. Maka model pelajarannya ada di penaklukan Khaibar – yang bersama dengan perjanjian Huaibiyah tersebut di atas didokumentasikan secara khusus oleh Allah di surat Al-Fath.

Usaha Anda kian membesar, Anda telah berhasil mengusai target-target bergengsi Anda – tetapi tetap jangan sampai terlena dengan kebesaran Anda. Tetap waspada dengan strategi musuh yang setiap saat bisa memprorak-porandakan usaha Anda. Untuk ini pelajarannya ada di penaklukan Mekkah dan perang Hunain yang hanya berjarak sekitar 3 pekan diantara keduanya.

Ketika Anda semakin besar dan semakin besar, musuh-musuh di seberang sana tentu tidak akan merasa nyaman. Setiap saat mereka akan siap menyerbu dan menghabisi usaha Anda, maka sebelum ini terjadi – Anda harus bisa mendahului menyerang pasar mereka dengan segala kekuatan yang Anda miliki. Pelajarannya ada di perang Tabuk yang secara khusus didokumentasikan oleh Allah melalui surat At-Taubah.

Bila tahap inipun Anda menang, bisa jadi waktu Anda sudah mendekati habis. Model dan strategi business Anda perlu Anda wariskan ke genarsi penerus Anda, Anda perlu membekali mereka dengan segala persiapan yang diperlukan, baik dari sisi kwalitas pribadi, nilai-nilai atau values yang sempurna dan disiplin kerja atau amal yang sedekat mungkin dengan contoh yang sudah Anda berikan. Pelajaran ini ada di peristiwa Haji Wada’.

Dari rangkaian pelajaran tersebut, kita sekarang tahu bahwa selalu ada rujukan dan contoh yang pas untuk setiap tahapan dalam life cycles usaha kita di bidang apapun, baik yang bersifat komersial, sosial maupun da’wah. Bila kita bisa mencontoh perjalanan perang uswatun hasanah kita tersebut di atas sedekat mungkin, maka keberhasilan yang mendekati serupa juga insyaAllah bisa kita capai.

Kita lihat di awal hijrah kekuatan kaum muslimin hanya sekitar 90-100 orang yaitu separuh dari kaum Muhajirin dan separuh lagi dari kaum Ansor yang di antara keduanya dipersaudarakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sepuluh tahun kemudian kekuatan itu telah berlipat ganda lebih dari seribu kalinya yaitu menjadi 100,000 atau bahkan di riwayat lain disebutkan 144,000 – yaitu para sahabat yang menyertai Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada saat melaksanakan haji Wada’. Skala grafik di infografik tersebut di atas sampai  harus saya buat dalam bentuk logaritmik agar pertumbuhan kekuatan yang sangat pesat itu tetap bisa kita saksikan secara visual dengan baik. Bila kita buat dengan skala grafik yang normal – perbedaan kekuatan tahun awal dan tahun ke 10 yang terlalu jauh akan membuat pertumbuhan di tahun-tahun awal kelihatan datar.

Bayangkan bila Anda bisa membangun usaha  yang tumbuh dengan sedemikian pesatnya sehingga untuk menampilkan grafik pertumbuhannya harus menggunakan grafik logaritmik, maka pasar global-pun insyaAllah Anda akan bisa kuasai. Dan ini insyaAllah dimungkinkan bila kita menggunakan warfare strategy yang ada tuntunannya dengan sangat jelas tersebut di atas. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar