Oleh: Muhaimin Iqbal
Para aktivis lingkungan dan perubahan iklim berpendapat bahwa dunia ini bisa diperbaiki dengan tiga hal yaitu penggunaan renewable energy, industrial efficiencies dan perbaikan pada apa yang mereka sebut AFOLU (Agriculture, Forestry and Other Land Uses). Saya lebih suka menggunakan referensi lain yang lebih baku dan lebih mudah untuk bisa dilakukan siapa saja - termasuk orang kebanyakan seperti kita - yaitu dengan apa yang saya sebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang diperintahkan.
Penggunaan renewable energy
atau energi terbarukan, peningkatan efisiensi industri dan perbaikan
pengelolaan tanah, hutan dan penggunaan tanah lainnya mengesankan ini
adalah tugas para pelaku industri, pengusaha, ilmuwan dan pemerintah –
mengesankan pekerjaan perbaikan lingkungan itu hanya ‘tugas mereka’ dan
bukan tugas kita-kita.
Padahal
bukankah setiap kita juga ingin berperan dalam memperbaiki lingkungan
dan kehidupan itu kini dan nantinya untuk anak cucu kita ?, bukankah
kita juga ingin tercatat sebagai orang yang berbuat kebaikan di muka
bumi ini dan bukan yang merusaknya ? Lantas bagaimana kita bisa
melakukannya ?
Pertama adalah menerima penugasanNya, bahwa setelah kita diperintahkan untuk menyembah kepadaNya dan meng-EsakanNya, tugas kita berikutnya adalah memakmurkan bumiNya (QS 11:61). Apa
bentuk konkrit dari pekerjaan memakmurkan buminya ini ? Di antaranya
ada dua jenis pekerjaan yang secara spesifik diperintahkan oleh Allah
dan RasulNya dalam Al-Qur’an dan Hadits – yang ternyata bisa menjawab
semua permasalahan tersebut di awal tulisan ini.
Pekerjaan yang pertama adalah menggembala seperti yang diperintahkan Allah di dalam surat Thaa-Haa berikut : “Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.” (QS 20 :54)
Bahkan
secara spesifik kita juga diberi tahu dimana tempat menggembala terbaik
itu yaitu di tempat turunnya hujan dan di tempat tumbuhnya pepohonan : “Dia-lah,
Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya
menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) pohon-pohonan, yang pada (tempat tumbuhnya itu) kamu menggembalakan ternakmu.” (QS 16:10)
Maka
terkait tempat penggembalaan terbaik yang nantinya juga menjadi sumber
makanan dari berbagai jenis buah-buahan di ayat lanjutannya (QS 16:11),
kita juga diperintahkan menanam sampai hari kiamat, ini terungkap dalam
hadits : “Jika
hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang diantara kalian
terdapat bibit pohon kurma; jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia
menanamnya, maka lakukanlah”. [HR. Ahmad]
Dua
jenis pekerjaan yang satu secara spesifik diperintahkan di Al-Qur’an
(menggembala) dan yang satu lagi diperintahkan secara spesifik di
dalam hadits tersebut di atas (menanam) ternyata adalah dua jenis
pekerjaan yang terkait satu sama lain. Keduanya secara bersama-sama
menjawab segala kebutuhan manusia hingga di jaman modern ini - yaitu
kebutuhan makanan, energi, air bersih, udara bersih dan suhu yang nyaman
bagi kehidupan di permukaan bumi.
Dalam
hal makanan misalnya, fokus makanan kita yang selama ini pada beras dan
gandum ternyata paling boros dalam penggunaan air dan energi dari tahap
produksi sampai industrinya. Sawah membutuhkan begitu banyak air, yang
bersaing dengan kebutuhan manusia akan air bersih. Gandum yang
diproduksi dengah begitu banyak energi mulai dari produksi/penanamannya,
transportasi sampai industri hilirnya – juga bersaing dengan kebutuhan
energi lainnya. Begitu pula penanaman, pengolahan dan transportasi untuk
bahan pangan seperti jagung, kedelai dan jenis biji-bijian lainnya.
Lantas bagaimana kita menyikapinya, lha
apa terus tidak makan nasi, mie atau roti ? Kita tentu saja tetap boleh
makan makanan dari jenis biji-bijian ini – tetapi dikembalikan pada
proporsinya yang benar. Demikian pula fokusnya pada produksi bahan
makanan yang boros sumber daya ini, dikurangi menjadi proporsional
dengan jenis bahan makanan lainnya. Seperti apa proporsi yang seharusnya
itu ?
Kita
bisa menggunakan pendekatan ilmiah bahwa manusia butuh unsur makanan
yang terdiri dari 1) karbohidrat, 2) protein, 3) lemak, 4) vitamin dan
5) mineral. Maka perhatian terhadap produksi dan konsumsi karbohidrat
mestinya juga hanya kurang lebih 1/5 dari seluruh kebutuhan makanan
kita. Jenis karbohidrat inilah yang utamanya dikontribusi oleh
biji-bijian seperti beras dan gandum.
Lebih menarik lagi kalau kita menggunakan rujukan Al-Qur’an, Allah menyebut jenis-jenis sumber makanan kita di surat Al-Anam : “…Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu 1) butir yang banyak; dan 2)
dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan 3)
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) 4) zaitun dan 5) delima
yang serupa dan yang tidak serupa...” (QS 6:99)
Juga ketika kita diminta memperhatikan makanan kita di surat Abasa : “…1)
lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, 2) anggur dan hijauan
bergizi, 3) Zaitun dan pohon kurma, 4) tumbuh-tumbuhan (yang) lebat, 5)
dan buah-buahan serta rumput-rumputan…” (QS 80 : 27-31)
Intinya
mau menggunakan rujukan kebutuhan biologis ataupun rujukan
petunjuk-petunjukNya, bahan makanan yang berupa biji-bijian yang umumnya
adalah untuk kebutuhan karbohdrat – banyalah 1 dari 5 bahan atau jenis
makanan yang kita butuhkan. Maka perhatian dan produksi jenis makanan
biji-bijian inipun seharusnya hanya mendapatkan alokasi resources yang proporsional yaitu hanya sekitar 1/5 dari seluruh resources yang ada – baik berupa lahan, dana maupun tenaga kerja dan sumber daya lainnya.
Alokasi resources
yang proporsional ini penting agar kita bisa mengalokasikan yang
4/5-nya atau 80%-nya untuk bahan atau sumber pangan lainnya. Sumber
bahan pangan lainnya inilah yang sangat menarik untuk perbaikan
kehidupan di bumi ini kedepan.
Kurma,
anggur, zaitun, delima, tin, dan berbagai buah-buahan dan rerumputan
tidak membutuhkan tanah sawah untuk tumbuhnya, tidak membutuhkan air
yang banyak dan tidak pula membutuhkan resources yang besar
untuk mengolah lahan dan kegiatan produksinya. Bila pada padi, gandum
dan sejenisnya sekali tanam – sekali panen, tidak demikian dengan
tanaman jangka panjang seperti kurma dan buah-buahan. Bahan pangan dari
hasil jenis tanaman pohon hanya perlu sekali menanam untuk sekian tahun
yang akan datang - panen terus menerus tanpa perlu menanamnya lagi.
Sumber-sumber
bahan makanan dari jenis tanaman jangka panjang inilah yang nantinya
akan menjadi semakin penting bagi kelangsungan peradaban manusia ke
depan, karena proporsinya akan mencapai sekitar 80 % dari seluruh bahan
makanan yang ada. Menjadi semakin penting lagi karena pohon bukan hanya menjadi
sumber pangan, tetapi juga sebagai media untuk mengelola air tanah,
udara bersih , mengelola suhu permukaan bumi dan mengelola ecosystem
kehidupan di permukaan bumi secara keseluruhan.
Tanaman-tanaman
jangka panjang sangat sedikit membutuhkan pengolahan tanah atau bahkan
tanpa membutuhkan pengolahan tanah ( minimum or no tilling) , sehingga
aman dari erosi dan menyerap lebih banyak CO2 di dalam tanah dan
melestarikan kesuburan tanah. CO2 inilah antara lain yang menjadi isu
besar abad ini, dan masih banyak isu lain yang juga harus dipecahkan
seperti ketersediaan tanah yang subur untuk pemenuhan kebutuhan akan
bahan obat-obatan dlsb.
Efektifitas
tanaman-tanaman jangka panjang ini untuk menjadi solusi bagi perbagai
kebutuhan manusia akan semakin meningkat bila dikaitkan dengan
penggembalaan ternak. Bahwa tanaman-tanaman ini khususnya tanaman
buah-buahan membutuhkan Kalium untuk memperbanyak dan menguatkan
buahnya, Kalium terbaik adalah dari kotoran ternak khususnya kencing
domba. Sebaliknya ternak seperti domba membutuhkan bahan makanan dari
rerumputan yang sangat beragam, rerumputan yang beragam ini tumbuh
terbaik di antara pohon-pohonan.
Tanah-tanah
yang digembala menjadi tanah yang gembur dan subur, menyerap lebih
banyak CO2 dan semakin kondusif untuk tumbuhnya pepohonan – karena
rumput yang dimakan ternak secara reguler akan memacu terbentuknya humus
(bagian tanah yang sangat subur), memacu pertumbuhan biota tanah dan
meningkatkan biomasa serta biological diversity di atas maupun di bawah tanah.
Bila
untuk menyelamatkan lingkungan dan sekaligus menjawab berbagai
kebutuhan kita ini dapat dilakukan dengan dua pekerjaan yang
diperintahkan di Al-Quran dan Hadits tersebut di atas, menggembala dan
menanam tanaman (buah) jangka panjang – sedangkan Allah dan RasulNya
tidak memerintahkan kita kecuali yang sesuai dengan kemampuan kita –
maka insyaAllah kita semua akan bisa terlibat dalam gerakan ini. Lambbank, iGrow, SKP, KKP
dlsb. adalah baru sebagian saja dari upaya-upaya yang sudah kita mulai
agar dua pekerjaan yang diperintahkan tersebut di atas bener-bener dapat
kita laksanakan. InsyaAllah kedepannya masih akan banyak lagi yang
harus kita lakukan secara bersama-sama sebagaimana diindikasikan dalam
hadits “Orang-orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal, dalam hal padang rumput, air dan api” (Sunan Abu Daud, no 3745). InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar