Obsesi Zaman

Senin, 10 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Nabi-nabi yang ditugasi Allah untuk suatu kaum, dia selalu dibekali dengan suatu hal yang pasti bisa mengungguli obsesi kaum pada zamanya – hal ini kita mengenalnya sebagai mukjizat. Nabi Musa Alaihi Salam diberi kemampuan menaklukkan para tukang sihir Fir’aun, karena sihir itulah obsesi kaum Fir’aun pada zaman itu. Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  ditugasi untuk kaum akhir jaman, maka beliaupun dilengkapi dengan mukjizat yang akan mampu menaklukkan obsesi apapun dari umat akhir zaman.



Ketika Allah menghibur Nabi Musa yang sempat merasa takut melihat kepiawaian para tukang sihir Fir’aun, Allah berfirman : “…Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul …”(QS 20:65).  Kalimat yang senada-pun Allah gunakan untuk menghibur kita – yang minder dengan berbagai keunggulan umat lain jaman ini – “…Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman...” (QS 3:139)

Tetapi Allah tidak memberi kita kemampuan menaklukkan sihir karena bukan sihir ini obsesi umat di jaman ini. Obsesi umat di jaman ini adalah ilmu, teknologi, strategi, creativity, research and development dan hal-hal lain yang dibutuhkan untuk menjadi unggul di jaman ini.

Maka mukjizat Nabi kita adalah Al-Qur’an, yang didalamnya terdapat petunjuk dan penjelasan – yang akan membuat kita berbeda dengan umat yang lain (QS 2:185), yang membuat kita unggul bila kita menjadikan KitabNya tersebut sebagai petunjuk dan pelajaran (QS 3:138-139) :

“(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

Berabad-abad lamanya umat ini unggul ketika masih menggunakan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan sumber pelajaran. Di abad pertengahan misalnya, menurut sejarawan Lavis dan Rambu yang menggambarkan Inggris Anglo Saxon abad pertengahan sebagai negeri yang tandus, kumuh dan liar.

Mereka belum mengenal kebersihan, kotoran hewan dan sampah dapur dibuang di halaman sehingga menimbulkan bau busuk. Di rumah mereka belum mengenal kamar, mereka tidur rame-rame didalam rumahnya bersama ternak mereka. Mereka belum mengenal lampu jalanan dan kota terbesar mereka dihuni sekitar 25,000 orang.

Di abad yang sama, dunia Islam sudah memiliki kota-kota besara seperti Bagdad, Damaskus, Cordoba, Granada dan Sevilla. Cordoba misalnya digambarkan sebagai kota yang sangat indah dikelilingi taman-taman yang hijau, penduduknya sudah lebih dari 1 juta jiwa. Sudah ada 80,000 gedung dan 600 masjid, 50 rumah sakit dan 80 sekolah. Di pinggiran kota ada pekerjaan yang sangat baik bagi wanita, yaitu wanita-wanita penulis mushaf dengan Khat Kufi.

Abad ini secara fisik kondisi itu berbalik, ketika umat tidak lagi menggunakan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pelajaran, ketika umat lebih suka mengikuti saja hampir seluruh aspek kehidupan hedonis kapitalisme ribawi – umat memasuki lubang biawak yang sama dengan yang diikutinya.

Kondisi ini persis yang dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hadits dari Abu Sa'id (al-Khudry) bahwasanya Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh kalian akan mengikuti sunnah (cara/metode) orang-orang sebelum kamu, sejengkal-demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga andaikata mereka memasuki lubang masuk ‘Dlobb' (binatang khusus padang sahara, sejenis biawak-red), niscaya kalian akan mengikutinya pula". Kami (para shahabat) berkata: "Wahai Rasulullah! (mereka itu) orang-orang Yahudi dan Nashrani?". Beliau bersabda: "Siapa lagi (kalau bukan mereka-terj.)". (H.R. Bukhari)
Maka saya membayangkan kondisi umat ini ketika kita bangkit kembali dengan menggunakan Al-Qur’an sebagai petunjuk, dan sunnah-sunnah nabiNya sebagai suri tauladan. Entah pada generasi keberapa dari kita sekarang, ketika sejarawan kembali akan mencatat kurang lebih begini ;
Ketika dunia barat dengan kapitalisme-nya mengeksploitasi manusia dan alam untuk kepentingan pribadi-pribadi dan kelompok-kelompok, jurang yang miskin dan si kaya semakin lebar, kemiskinan merajalela sementara harta hanya dikuasai oleh segelintir orang-orang super kaya, mayoritas pekerja tidak menyadari tabungan hari tua mereka terus menyusut daya belinya karena faktor inflasi,  alam dirusak sampai-sampai orang harus membayar untuk mereduksi CO2 yang ada di alam, kekumuhan dan kegersangan muncul dimana-mana, air diperjual belikan dengan sangat mahal, penyakit demi penyakit bermunculan tanpa ketemu obatnya, kalau toh ada obat itu dibuat dari bahan kimia hasil riset konglomerasi obat besar – obat menjadi sangat mahal padahal efek samping yang ditumbulkannya bisa lebih besar dari penyakit yang berusaha disembuhkannya, yang tidak kalah seriusnya adalah penyakit sosial masyarakat…
Sejarawan yang sama kemudian melanjutkan :
Sementara itu di negeri yang kembali ke Islam, urusan tanah, air dan energi (api) dikelola bersama untuk kepentingan rakyat keseluruhan, tidak ada bagian bumi yang diterlantarkan apalagi dirusak, bila tidak bisa dimakmurkan oleh satu pihak dalam tiga tahun diambil oleh negara dan diserahkan ke yang bisa memakmurkannya, bumi yang makmur dengan pepohonannya juga makmur dengan mata airnya, akses pasar menjadi hak semua rakyat, kemakmuran menjadi merata, tetap ada yang kaya dan ada yang miskin – tetapi mayoritasnya berada di tengah yaitu orang-orang yang berkecukupan. Udara bersih tetap terjaga, demikian pula dengan makanan sehat yang diproduksi dengan cukup oleh negeri mereka sendiri. Tidak banyak penduduk yang sakit karena kebersihan udara, air dan makanan mereka, kalau toh ada yang sakit mereka cukup menggunakan tanaman-tanaman yang biasa mereka makan juga untuk obat mereka. Penyakit sosial nyaris tidak ada karena hukum agama ditegakkan…”.
Kapan saat itu terjadi ? saat kita tidak lagi terobsesi untuk mengikuti mereka dalam memasuki lubang biawak, saat kita hanya terobsesi dengan mukjizat yang diturunkan Allah ke Nabi akhir jaman – untuk mengungguli apapun obsesi umat di jaman ini. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar