Visualisasi Visi…

Kamis, 13 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Sayyid Abul Ala Maududi ketika menjelaskan tafsir surat Yaa Siin ayat 12 menkategorikan entries pada catatan buku amal manusia itu ada tiga. Pertama adalah perbuatan kita, baik atau buruk semuanya akan tercatat. Kedua adalah jejak peninggalan kita baik di bumi tempat kita hidup maupun pada bagian tubuh kita sendiri. Ketiga adalah pengaruh dari apa yang kita lakukan, yang kemudian diikuti oleh orang lain – baik atau buruk, semua juga akan tercatat. Lantas apa yang kita ingin torehkan di buku catatan amal kita ?  


Awalnya adalah dari niat, niat yang sungguh-sungguh dibuktikan dengan mulai melakukan yang kita bisa lakukan – insyaAllah sudah mendapat pahala apa yang kita niatkan tersebut, meskipun sampai mati kita belum berhasil mewujudkannya. Dasarnya antara lain adalah dua hadits yang saling menguatkan berikut :

“Siapa yang memohon mati syahid dengan tulus, maka Allah akan menempatkannya pada kedudukan para syuhada, sekalipun dia mati di atas kasur”. (HR Muslim).

 “Sesungguhnya di Madinah ada sejumlah orang yang tidak menyertai kita, tapi pada setiap jalan ataupun lembah yang kita tempuh, sebenarnya mereka menyertai kita. Mereka tidak dapat pergi karena berhalangan”. (HR Bukhari). Dalam riwayat lain disebutkan, “Melainkan mereka sama-sama mendapat pahala seperti kalian”. (HR Muslim).

Memang hadits tersebut di atas terkait dengan jihad, tetapi berlaku juga untuk niat-niat amal baik yang lain. Kita berniat bersungguh-sungguh menghafalkan Al-Qur’an, dengan susah payah berusaha terus menambah – insyaAllah ketika kita mati diberi pahala seperti pahala para penghafal Al-Qur’an.

Untuk urusan dunia saja para motivator punya banyak kiat untuk mendorong orang lain berbuat maksimal untuk kepentingan mereka sendiri. Para agen asuransi misalnya, produk mereka sangat sulit dijual – maka untuk mendorong para agen ini gigih dalam berjualan – supervisor mereka meng-iming-imingi kalau berhasil menjual sampai sekian – mereka berhak wisata ke Paris dlsb.

Begitu hebat insentif ini, sampai-sampai ada perusahaan asuransi asing di negeri ini yang pernah konon sampai mencharter tiga pesawat komersial untuk bisa menghibur para salesnya ke berbagai tempat wisata di dunia – saking banyaknya sales yang bisa mencapai target mereka masing-masing.

Bagaimana para motivator mendorong orang untuk berjualan se-gigih para agen asuransi ? salah satunya adalah dengan memvisualisasikan insentif yang mereka tawarkan. Bagi yang belum pernah ke Paris misalnya, diberi foto menara Eiffel untuk ditaruh di mejanya. Setiap pagi mulai bekerja, mereka melihat foto Eiffel ini untuk menguatkan niatnya bahwa tahun ini mereka harus ke sana.

Bila untuk urusan duniawi yang fana orang bisa segigih ini berjuang, untuk hidup yang abadi mestinya kita bisa berjuang lebih gigih lagi untuk mencapainya. Bidang apapun yang kita tekuni, kita bisa beri makna lebih dengan menguatkan niat bahwa yang kita lakukan ini semata untuk mencari ridloNya.

Kemudian niat itu kadang luntur bersamaan dengan waktu, bahkan juga bisa hilang ketika dalam mewujudkannya kita membentur sesuatu. Maka kita perlu sesuatu untuk mengingatkan kembali setiap niat mengendur atau bahkan luntur, disinilah visualisasi niat itu menjadi penting karena akan menjadi lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami.

Itulah mengapa di Al-Qur’an banyak bercerita tentang keindahan surga, dengan bidadari-bidadarinya, dengan kebun-kebun dan mata airnya. Hanya saja kita tidak bisa menggambarkan keindahan bidadari itu secara sempurna – karena dia belum pernah terlihat oleh mata manusia sebelumnya. Yang bisa kita bayangkan dan gambarkan baru keindahan kebun-kebun dan mata air atau sungai yang mengalir di bawahnya – karena yang semisal ini yang sudah kita lihat di dunia.

Lantas apa hubungannya antara visualisasi niat atau tujuan yang kita ingin capai tersebut dengan tiga entries-nya Maududi tersebut di atas ? Tiga entries inilah yang menentukan kita sampai apa tidak dengan cita-cita yang ingin kita capai, apa yang kita perbuat, dampak atau jejaknya di lingkungan maupun pada diri kita,  dan pengaruh baik buruk yang diikuti oleh orang lain.

Tulisan-tulian di situs ini banyak sekali berusaha mengajak pembaca untuk berbuat kebaikan, karena saya sendiri dan juga Anda perlu memperbanyak perbuatan, memperbanyak jejak-jejak dan pengaruh yang baik pada diri kita maupun lingkungan – agar visi kita untuk sampai ke surga bisa bener-bener tercapai.

Salah satunya yang saya ingin visualisasikan adalah niat kita untuk berkebun zaitun. Ketika saya munculkan sekitar satu setengah tahun lalu dalam tulisan Kebunku Kebun Al-Qur’an , masih sulit dibayangkan bisa tidaknya tanaman-tanaman Al-Qur’an tersebut ditanam di negeri ini. Ketika kita mulai berhasil membibitkannya, mulai terbayang bahwa tanaman-tanaman tersebut insyaAllah bener-bener bisa kita hadirkan di negeri ini.

Terakhir ketika kita diberi ilmuNya untuk memproses menjadi obat – lengkap dengan teknologi mutakhirnya, kita mulai jelas bisa membayangkan manfaat dari tanaman-tanaman yang penuh berkah ini. Kini tanaman-tanaman tersebut masih kecil, untuk generasi pertamanya rata-rata tingginya baru sekitar 1-2 meter – tetapi kita sudah bisa membayangkan akan seperti apa tanaman tersebut ratusan atau bahkan ribuan tahun kedepan – kalau belum keburu hari kiamat datang.

Kebun Zaitun Kini dan InsyaAllah Nanti

Dengan visualisasi kebun ini nantinya akan seperti gambar di atas – insyaAllah, bisa dibayangkan berapa banyak manusia mendapatkan manfaat dari kebun semacam ini. Mata air akan bermunculan, keteduhan bumi akan terjaga, dan sambil menjaga lingkungan tersebut tanaman-tanaman ini juga memberi bahan makanan dan obat yang tidak henti-hentinya ke kita.

Bahkan ketika obat buatan manusia modern seperti antibiotic tidak lagi mempan, jawabannya adalah kembali ke obat yang disediakan Allah di alam sekitar kita – salah satunya ya Olive Leaf Extract (OLE) seperti yang dijelaskan dalam link ini.

Kita bisa banyangkan sekarang, kehidupan yang indah dengan air bersih dan kerindangan pohonnya, kesehatan manusia-manusianya – semua ini bisa menjadi jejak-jejak jalan bagi kita semua untuk mencapai keindahan yang sesungguhnya dan abadi di kehidupan kita berikutnya kelak. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar