Langkah Kecil Untuk Misi Besar

Senin, 5 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal 

Ketika hendak menciptakan makhluk yang sangat kecil bernama manusia, Allah memberitahu ciptaanNya yang lebih dahulu bahwa manusia ini akan diberi misi yang sangat besar – yaitu sebagai khalifah, wakilNya, sebagai pemimpin atau penguasa bumi (QS 2:30). Di ayat lain juga dijelaskan manusia memiliki tugas untuk memakmurkan bumi (QS 11:61), dan juga sebagai penjaga keseimbangan di alam semesta (QS 55 : 8-9). Pertanyaannya adalah dengan apa manusia yang sangat kecil ini bisa mengemban misi yang begitu besar ? 


Kuncinya adalah dengan iman dan amal shaleh sebagaimana janjiNya : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS 24:55)

Bahwasanya sekarang yang memimpin dunia adalah orang lain, ini bisa menjadi instrospeksi bagi kita semua. Jangan-jangan kita baru ber-Islam tetapi belum sampai derajat iman yang tanpa ragu ( QS 49:14-15), atau iman kita belum sampai membawa kita ke amal shaleh yang seharusnya. Amal shaleh di bidang apa ? di segala bidang yang kini dikuasai orang lain.

Ketika kita tidak bisa memakmurkan bumi sebagaimana yang seharusnya, maka orang lainlah yang menggarap dengan kehendaknya sendiri. Ketika bumi tidak ditangan orang yang beriman dan beramal shaleh, maka kemakmuran yang ada adalah semu dan bahkan keseimbangan alam semesta bisa terganggu.

Orang paling kaya di dunia yang diidolakan di muka bumi misalnya, ternyata menggunakan sebagian kekayaannya justru untuk memandulkan manusia dengan teknologi ultrasound. Berita resminya bahkan masih bisa Anda baca di situs majalah terkemuka  Time di link ini, pada kesempatan yang lain orang paling kaya di muka bumi ini juga dikabarkan membiaya vaksin dan alat kontrasepsi yang targetnya mengurangi penduduk dunia (depopulation) sampai 10-15%.

Orang kaya yang lain yang menguasai media paling populer di dunia bahkan lebih gila lagi dengan konsepnya untuk menurunkan penduduk bumi sebanyak 70%-nya sehingga tinggal 2 milyar saja dari yang ada sekarang 7 milyar lebih. Ucapan yang kontroversial itu masih bisa kita saksikan tayangannya di link ini.

Lebih dari itu segelintir elit manusia di muka bumi ini punya misi besar untuk menguasai dan mengendalikan bumi dalam segala apek kehidupanya, untuk kepentingan mereka sendiri. Di antara agenda-agenda mereka termasuk namun tidak terbatas pada pengendalian jumlah penduduk di muka bumi secara massif, juga mengendalikan mereka dengan makanan yang sudah dikutak-katik gen-nya atau disebut GMO (Genetically Modified Organism), mereka juga menggunakan berbagai vaksin dan penggunaan antibiotic yang berlebihan untuk tujuan yang sama.

Di bidang ekonomi mereka bisa mensabotase ekonomi suatu negara dan bahkan bisa memiskinkan sebagian besar penduduknya. Mereka juga terus meningkatkan penguasaannya atas dunia dengan perang-perang yang direncanakannya, dan dengan perang pula mereka menguasai sumber-sumber kehidupan seperti air dan energi.

Yang lebih mengerikan lagi adalah apa yang mereka kembangkan untuk mengendalikan cuaca di bumi. Dengan apa yang disebut geo-engineering mereka bisa mengkutak-katik cuaca di permukaan bumi – yang ujungnya juga bisa untuk mengendalikan populasi dunia secara massif.

Bukan hanya kita yang perlu mewaspadai perilaku merusak oleh sebagian elite dunia ini, masyarakat merdeka di belahan dunia yang lain juga mulai mewaspadai hal ini. Di antara mereka ada yang sudah mulai aktif mendiskusikannya di www.geoengineeringwatch.org.

Cerita-cerita mengerikan yang dilakukan oleh sebagian elit dunia yang kini sedang menguasai bidangnya masing-masing ini, sesungguhnya bisa menjadi pelajaran tersendiri bagi kita – bahwa begitulah misi besar mereka untuk menguasai dunia dan bagaimana mereka akan mengelolanya.

Maka ini menjadi peringatan kepada kita semua, bahwa misi besar yang sesungguhnya bagi alasan diciptakannya manusia di muka bumi adalah untuk menyembah kepadaNya dengan tanpa mensekutukanNya dan memakmurkan bumiNya.

“…sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya…" (QS 11 :61)

Bila kita lalai atau tidak perduli dengan misi ini, yang berjalan di muka bumi adalah justru misi yang merusak seperti dalam contoh-contoh tersebut di atas.

Pertanyaannya adalah lantas apakah orang-orang kecil seperti kita akan bisa melawan agenda-agenda besar para elit dunia yang memiliki segala kekuatan yang dibutuhkan ? mereka memiliki dana yang sangat besar untuk mempromosikan agendanya, bahkan mereka menguasai media, menguasai segala persenjataan sampain system pemerintahan dunia ?

Mindset-nya yang harus diubah, kita tidak melawan mereka – tetapi kita menjalankan misi yang ditugaskanNya kepada kita. Kita ditugaskan olehNya untuk menyembah kepadaNya dengan tidak mensekutukanNya dan menjadi pemakmur bumiNya, maka inilah yang kita lakukan.

Bahwa ada orang lain yang mempunyai agenda sebaliknya, biarlah Dia sendiri yang akan menyelesaikannya. Bahwa suatu saat yang hak akan dibenturkan dengan yang batil, biarlah Dia pula yang mengaturnya.

Yang jelas adalah Dia Yang Maha Tahu dan Dia Yang Maha Adil telah memberitahu kita bahwa dia tidak akan membebani kita dengan tugas yang tidak mampu kita emban : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...” (QS 2 : 286)

Artinya adalah ketika Dia menugasi kita untuk memakmurkan bumi atau bahkan menjaga keseimbangan di alam semesta, Dia tahu bahwa tugas tersebut akan mampu kita emban. Kitanya saja bisa jadi karena kurangnya ilmu, iman dan kemauan – tidak atau belum merasa PD (Percaya Diri) untuk tugas besar tersebut.

Nah untuk membangun rasa PD sebagai pemakmur bumi inilah kita perlu mengasahnya dengan berlatih, mulai dengan langkah-langkah kecil yang bisa kita lakukan. Hal-hal kecil yang nampak sepele tetapi merupakan bagian dari misi besar yang menjadi salah satu alasan penciptaan kita di muka bumi ini.

Untuk exercise kecil ini akan kita lakukan bersama-sama , sama seperti waktu dua tahun lalu saya mengajak pembaca situs ini untuk mulai ikut memberi makan dunia dengan “3 langkah Untuk Memberi Makan Dunia”, maka exercise kecil ini adalah terkait dengan upaya memberi makanan yang murni – azkaa tho’aaman.

Kita tahu bahwa lauk pauk berprotein tinggi yang paling populer karena keterjangkauannya di negeri ini adalah tahu dan tempe. Sayangnya bahan baku utama tahu dan tempe ini masih impor dan kita impor dari negeri-negeri yang menggunakan teknologi GMO untuk produksi kedelainya. Sedangkan GMO adalah bagian dari agenda besar mereka untuk mengendalikan penduduk dunia seperti penjelasan di atas.

Kita sudah bisa lihat sekarang bahwa upaya kita untuk mencari makanan yang lebih murni-pun (QS 18:19) saja sudah berhadapan dengan kepentingan besar elit dunia untuk menggenggam dunia dalam satu tangan mereka. Jadi tentu akan ada tantangan besar di lapangan, tetapi ndak masalah – namanya juga exercise.

Kita bisa mulai dari diri kita, berapa banyak di antara kita yang ingin anak dan keluarganya makan makanan yang murni yang bebas GMO dan tentu juga bebas dari agenda-agenda besar di belakangnya. Nah inilah potensi pasar kita awalnya.

Sekarang diantara kita, pasti ada yang tahu dimana daerah-daerah penghasil kedelai – yang masih alami yang bisa kita runut sampai bibit awalnya – yang bebas dari rekayasa genetika. Dari mereka inilah kita akan mulai membeli bahan baku kedelai untuk tahu dan tempe kita.

Tinggal sekarang siapa yang familiar dengan proses pembuatan tahu dan tempe ini, mereka yang umumnya sudah biasa membuat tahu dan tempe – tinggal mengganti bahan bakunya saja dengan kedelai lokal yang masih alami. Pemasarannya nanti kembali kepada kita-kita yang sudah membutuhkan makanan yang Non-GMO ini, saya yakin sudah cukup banyak diantara kita yang merindukannya.

Saya yakin pasti diantara kita sudah ada yang siap berperan di tugas pertama (mengidentifikasi sumber bahan baku), tugas kedua (memproduksi tahu dan tempe) maupun tugas ketiga (memasarkan ke niche market – orang yang sudah sadar dan membutuhkan makanan yang lebih bersih – azkaa tho’aaman – termasuk diantaranya makanan yang Non-GMO ini).

Apa yang ingin kita capai dengan exercise kecil tahu dan tempe Non-GMO ini ? seperti pepatah ‘ sekali merangkuh dayung,  dua - tujuh  pulau terlewati’, maka insyaAllah kita akan menikmati segudang manfaat antara lain sebagai berikut :

1)     Tersedianya makanan populer tahu dan tempe versi Non-GMO untuk kita dan keluarga kita.
2)     Akan timbul kebutuhan nyata terhadap produksi kedeleai lokal, meningkatkan daya jual petani.
3)     Menurunkan ketergantungan impor kedelai, memperbaiki devisa.
4)     Membuka peluang lapangan kerja baru sektor pertanian, produksi pangan dan pemasaran.
5)     Memutus mata rantai kendali makanan global dengan GMO-nya terhadap kwalitas generasi mendatang beserta scenario penguasaannya oleh mereka.
6)     Menjadi langkah awal untuk aktualisasi peran kita sebagai pemakmur bumi.
7)     Membangkitkan rasa Percaya Diri, bahwa kita bisa. Peluang-peluang baru insyaallah akan terbuka.

Kita bisa lihat sekarang bahwa dengan hal kecil, dengan sedikit mendandani makanan kita – yang oleh Allah kita memang diperintahkan untuk memperhatikannya (QS 80 :24-32) – kita sudah mulai bisa menselaraskan hal kecil yang kita lakukan ini dengan misi besar penciptaan manusia di muka bumi. Negeri inipun akan sangat diuntungkan dengan exercise ini karena akan ada terobosan dalam mengerem laju ketergantungan impor kedelai.

Bila memang begitu besarnya manfaat proyek tahu-tempe Non-GMO ini, mengapa selama ini tidak atau belum dilakukan oleh pemerintah atau instansi terkait ? di situlah sebenarnya letak furqon atau pembeda itu. Maka petunjuk untuk kita itu selain dilengkapi dengan penjelasannya, juga dilengkapi dengan pembeda yang hak dari yang batil (QS 2:185).

Bila kita anggap tahu dan tempe dengan kedelai impor sama baiknya atau bahkan lebih baik dari tahu dan tempe kedelai alami lokal, maka kita selamanya tergantung dengan kedelai impor lengkap dengan segala macam agenda di belakangnya. Begitu kita tahu pembedanya yang hak dari yang batil kemudian mengikuti yang hak dan menjauhi yang batil, maka yang hak pasti akan unggul dan yang batil akan lenyap.

Dan katakanlah: "Yang hak telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (QS 17:81)


Lantas bagaimana kalau Anda tertarik untuk bergabung dalam langkah-langkah kecil membangun  industri tahu tempe Non-GMO ini ? cukup kirim email ke kontak dari situs ini dan memberi tahu kami di bagian mananya Anda tertarik untuk berkontribusi. InsyaAllah dalam waktu dekat kita akan atur pertemuannya untuk mematangkan langkah-langkah implementasinya. InsyaAllah kita bisa !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar