Startup Academy

Jum'at, 12 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bila di Amerika startup itu bisa sampai membuat spaceport – lapangan terbang untuk perjalanan ke luar angkasa – hanya untuk berwisata, startup di negeri ini bisa tidak kalah menariknya karena berurusan dengan kebutuhan dasar manusia seperti makanan, energi dan air atau yang lebih dikenal dengan FEW (Food, Energy and Water). Startup adalah usaha baru yang (diharapkan) tumbuh dengan cepat untuk menjadi besar, bagaimana memulainya ?



Karena karakternya yang diharapkan tumbuh cepat besar, maka startup berbeda dengan usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya. Perbedaan ini terletak utamanya pada scale-ability-nya yang harus bisa dibesarkan pada scala usaha yang menarik para investor professional.

Bila UKM perlu diberi kemudahan, fasilitas dan bahkan kementrian khusus untuk membinanya – startup adalah bayi-bayi yang harus bisa tidak sekedar survive tetapi juga tumbuh berkembang dengan cepat di belantara dunia usaha lengkap dengan segala kekuatan yang menghadangnya.

Untuk bisa besar, sebelum sebuah startup nantinya bisa menarik para pemodal besar – dia harus membuktikan dahulu model bisnisnya bahwa dia memang siap besar dan bahwa pasar yang ditujunya juga besar dlsb.

Atas dasar tuntutan untuk bisa mengatasi masalah-masalah besar yang kita hadapi dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari kita yang terkait dengan makanan, energi dan air – barangkali kini memang waktunya untuk negeri ini melahirkan startup-startup baru yang fokus pada FEW ini. Mengapa  ?

Karena kebutuhan  makan untuk penduduk negeri ini saja nilainya 1000 kali APBN kita , maka bila tidak lahir startup-startup baru – yang menggarapnya akan tetap para konglomerat itu-itu saja dan para pemasar produk pangan/pertanian dari luar yang juga itu-itu saja.

Dalam bidang energi, kecuali ada terobosan besar dalam pengadaan energi alternatif – kita akan menjadi importer energi terbesar di dunia menjelang pemerintahan yang sekarang berakhir tahun 2019.

Di bidang air bersih, krisisnya sudah terjadi secara bergiliran diantara dua musim. Di musim hujan air melimpah dan menjadi banjir tetapi tentu air banjir tidak kita minum. Di musim kering air bener-bener ‘menghilang’ di sejumlah daerah bahkan juga di ibukota negara.

Semuanya adalah masalah besar dan mendesak, tetapi masalah besar ini juga bisa menjadi peluang besar bagi yang bisa menggarapnya dengan efektif. Dan pendekatan startup-lah antara lain yang memungkinkan untuk meng-eksplorasi peluang besar yang hadir bersamaan dengan adanya masalah besar tersebut.

Ambil contoh problem air bersih tersebut, barangkali tidak terbayang bagi sebagian kita bahwa kita bisa mengubah air banjir menjadi air minum hanya dengan sebuah biji kelor ?

Biji kelor adalah adalah salah satu pembersih air alami yang sangat efektif. Satu biji kelor bisa membersihkan 1 liter air kotor (air banjir misalnya) menjadi 1 liter air siap minum . Kalau Anda sedang berada di tengah banjir, ditangan Anda tersisa satu  botol air minum – maka dengan bantuan 20 biji kelor Anda bisa melipat-gandakan sebotol air minum Anda menjadi 20 liter air minum.

Bagaimana caranya ?, kupas kulit biji kelor Anda sampai bersih kemudian tumbuk halus. Setelah itu campur dengan sebotol air bersih dan kocok hingga merata selama lima menit. Setelah itu saring airnya dan tuangkan kedalam 20 liter air banjir.

Penjernihan Air Dengan Biji Kelor
Sambil diaduk cepat awalnya (2 menit pertama),  kemudian aduk perlahan hingga 10-15 menit.  Setelah itu diamkan sekitar 1 jam, maka Anda akan melihat kekeruhan di dalam air banjir tersebut perlahan-lahan mengendap dibawah dan menyisakan air yang sangat bersih di atasnya. Setelah disaring dengan kain saringan tahu (atau kain apapun lainnya) maka akan ada hampir 20 liter air bersih siap minum – sedikit berkurang karena kotoran yang mengendap tadi.

Dengan pendekatan seperti ini insyaAllah tidak ada lagi problem air bersih – karena Alhamdulillah kita masih sering diberi air hujan. Bukan hanya bersih, penyaringan air dengan kelor juga mematikan 90-99% bakteri yang ada di dalamnya sehingga menjadikannya air yang jauh lebih aman untuk diminum. Tetapi dimana peluang startup-nya dalam konteks air bersih tersebut ? salah satunya adalah dalam menyediakan biji kelornya !

Bayangkan sekarang bila masyarakat luas merespon ajakan saya untuk rame-rame menanam kelor – yang biji dan batangnya bisa diperoleh gratis di Jonggol Farm, kemudian ada startup yang nantinya mengumpulkan biji kelor tersebut dan make it available sampai di warung-warung kecil. Apa yang akan terjadi ?

Air minum yang semula semakin langka dan mahal, akan beralih menjadi semakin murah dan melimpah karena bisa diolah sendiri oleh masyarakat dengan biji kelor . Lebih jauh dari ini, biji kelor yang dibutuhkan untuk mengolah air bersih-pun sebenarnya tidak perlu dari biji kelor utuh. Bisa juga dari biji kelor yang sudah di ektrak minyaknya atau ampas biji kelor.

Jadi sebelum tepung ampas biji kelor – yang tentu harganya jauh lebih murah dari biji kelornya sendiri tersedia di warung-warung, biji kelor tersebut telah menghasilkan minyak terbaik kedua setelah minyak zaitun – yaitu minyak kelor atau ben oil. Minyak kelor ini untuk minyak makan, bahan obat dan bahkan bisa untuk bahan bakar bila waktunya nanti memang dibutuhkan.

Kita bisa lihat sekarang peluang mengatasi masalah besar – air dan mungkin juga energi – dengan butir-butir buah kelor. Tetapi siapa yang akan menimplementasikan ini sampai biji atau tepung ampas buah kelor bener-bener available di warung-warung sekitar Anda ? itulah gunanya startup- startup yang lahir di bidang ini.

Setelah startup iGrow – startup yang mengurusi pangan memenangkan kompetisi di Startup Asia Arena 2014, kami di Startup Center ingin terus menghasilkan startup-startup baru yang secara keseluruhannya nanti akan saling melengkapi – menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan dasar manusa di bidang pangan , energi dan air atau FEW.

Bagaimana startup-stratup baru ini akan terus dilahirkan sementara resources kami sendiri terbatas ? caranya adalah dengan meng-share pengalaman kami dengan anak-anak muda yang tertarik untuk terjun ke usaha, atau para pegawai yang pingin pindah kwadrant – dalam program yang kami sebut Startup Academy.

Ini bukan akademi formal seperti akademi-akademi yang kita kenail, ini hanyalah program sharing- pendampingan coaching dan mentoring bagi para pemula yang akan terjun ke dunia usaha. Lokasi fisiknya insyaallah siap di awal tahun 2015 bulan depan, sedangkan program detilnya masih kami matangkan.

Tulisan ini baru bersifat pre-marketing bagi Anda yang berminat sudah bisa mendaftarakan diri untuk menjadi para startup-ers yang insyaAllah akan menjawab tantangan jaman, tantangan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia secara menyeluruh dan berkeadilan. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar