Swasembada Tanpa Riba, Bisakah ?

Jum'at, 6 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bisa jadi ada hikmah  besar di balik minimnya anggaran pemerintah dan enggannya bank –bank membiayai sektor pertanian, yaitu kita diberi kesempatan agar produksi makanan kita tidak tercampur dengan pembiayaan ribawi. Tantangannya kemudian adalah dari mana sektor ini akan mendapatkan kapitalnya bila tidak dari pemerintah dan tidak dari bank ? Bisa dari masyarakat langsung seperti yang kita lakukan rame-rame di project iGrow atau melalui pembiayaan yang aman tetapi belum banyak dikenal seperti pembiayaan Sistem Resi Gudang.



Bank-bank syariah umumnya bisa memberikan pembiayaan Sistem Resi Gudang ini dengan akad yang sesuai kebutuhan nasabah seperti mudharabah, murabahah atau musyarakah. Masalahnya adalah untuk bisa dilakukan pembiayaan seperti ini, barang dagangan atau komoditi Anda harus berada dalam pengelolaan gudang yang independent – independently controlled warehouse – mereka menyebutnya.

Barangkali karena kurangnya sosialisasi dan kurangnya kesiapan infrastruktur Sistem Resi Gudang ini – yang membuat pembiayaan yang aman dan baik untuk kedua belah pihak ini belum juga memasyarakat.

Saya melihat ada peluang lain untuk menyelamatkan petani melalui pembiayaan resi gudang ini. Aset petani yang berupa benda riil yaitu komoditi hasil penenannya tidak harus terpaksa  dijual pada saat harga jatuh di musim panen, karena mereka akan bisa memperoleh modal untuk menanam lagi meskipun hasil panenan sebelumnya belum habis terjual. Tentu saja bila produknya juga bisa diolah agar bisa tahan lama.

Bagi pemilik modal ini juga aman karena setiap pembiayaannya dijamin oleh adanya komoditi yang dikelola oleh pihak independent, komoditinya juga bukan komoditi yang tidak laku dijual – melainkan komoditi yang tidak harus dijual pada saat musim panen ketika harga komoditi tersebut umumnya jatuh.

Masalahnya lagi adalah siapakah pihak independent yang mengelola gudang yang bisa dipercaya kedua belah pihak tersebut, siapakah mereka ini yang paling siap ? Disinilah peran teknologi informasi bisa memberikan terobosannya – jadi teknologi informasi bisa membantu mengatasi riba ! Bagaimana caranya ?

Bila dalam pengertian pembiayaan Sistem Resi Gudang konvensional yang disebut gudang adalah tempat menyimpan barang terpusat – dimana pengelolaan keluar masuk barangnya ada pada pihak yang independent, sehingga pemilik barang tidak dengan mudah mengeluarkan barangnya tanpa sepengetahuan/seijin pemberi modal – maka teknologi informasi bisa mengatasi hal ini.

Yang disebut gudang tidak lagi harus tempat menyimpan stok dalam jumlah besar dan terpusat – karena ini justru membuat barang sulit berputar. Gudang bisa berupa stok kecil-kecil di sejumlah lokasi yang terintegrasi dengan jalinan system informasi.

Pemilik barang dan pemodal bisa sama-sama mengakses data stok setiap saat, termasuk berkurangnya stok ketika barang laku terjual. Untuk mengamankan kepentingan pemodal, bisa saja disepakati bahwa setiap hasil penjualan yang telah menjadi uang tunai – tidak boleh dicairkan oleh pemilik sebelum modal dari pemodal dikembalikan terlebih dahulu.

Project Natural.ID yang telah saya perkenalkan di beberapa tulisan sebelumnya selain untuk mengidentifikasi, memaksimalkan nilai tambah dan mempromosikan komoditi-komoditi hasil bumi terbarukan dari negeri ini – juga sangat dimungkinkan untuk mendukung pembiayaan Sistem Resi Gudang tersebut di atas.

Dengan solusi teknologi yang saat ini sedang kami kembangkan, akan sangat dimungkinkan misalnya Anda ( juga bank atau pihak lain yang mebiayai Anda ) secara real time memantau stok Anda yang menyebar di ratusan outlet konsinyasi – dimana outlet –outlet tersebut bukan milik Anda.

Bahkan lebih jauh dari itu bank atau pihak lain yang akan membiayai Anda akan bisa tahu secara real time pula dinamika pergerakan stok Anda baik yang telah lewat (history) maupun yang sedang berjalan – yang berarti juga mereka bisa mengetahui turn-over riil dari barang dagangan Anda. Semakin cepat stok berkurang berarti semakin laku, semakin tinggi pula kemampuan Anda untuk membayar atau mengembalikan modal.

Barangkali inilah salah satu rahasianya, mengapa satu dari dua lawan riba itu adalah perdagangan – sedangkan lawan riba lainnya adalah sedekah : … Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ... Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah…” (QS 2 : 275-276).

Artinya bila kita bekerja keras untuk mempromosikan perdagangan komoditi-komoditi hasil bumi kita, khususnya yang terkait kebutuhan pangan – maka melalui jalan inilah kita insyaAllah juga akan bisa mengeliminasi riba dari pengadaan komoditi pangan kita.

Jadi bonus dari majunya perdagangan adalah mundur atau berkurangnya riba, karena pemilik modal akan memilih modalnya untuk membiayai perdagangan langsung ketimbang modalnya diam dalam timbunan atau jaman sekarang dalam tabungan dan deposito.

Sebaliknya juga terjadi, ketika perdagangan tidak kita kuasai – sebagian dari kita yang memiliki modal tidak tahu bagaimana memutar harta yang seharusnya, akibatnya mereka memilih jalan yang sepintas aman – dengan menyimpan dananya dalam tabungan dan deposito – yang ujung-ujungnya adalah menumbuh kembangkan riba.

Dengan Project Natural.ID yang pengadaan systemnya pernah saya tawarkan kepada para pembaca situs ini, insyaAllah akan segera ada cikal bakal atau rintisan swasembada pangan yang sekaligus membebaskan pengadaan pangan ini dari pengaruh riba. Alhamdulillah kini sudah  siap beberapa team yang telah mulai mengembangkan system tersebut secara terintegrasi. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar