Buah Dan Sayur Yang Tidak Lagi Ber-aroma

Selasa, 10 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sewaktu saya kecil sampai remaja, ketika bepergian naik bus sepanjang terminal bisa mencium bau harumnya jeruk keprok. Dalam jarak beberapa meter harum segarnya tomat juga tercium, bahkan krai – sejenis mentimun-pun aromanya bisa sangat menggoda. Dimana sekarang aroma buah-buahan dan sayur ini ? kapan terakhir kali Anda mencium aroma jeruk, tomat dan mentimun ? kemana hilangnya aroma ini ? siapa yang menghilangkannya ? Bisakah kita mengembalikan aroma buah dan sayur ini untuk anak cucu kita ?


Sebagaimana aroma buah dan sayur ‘dihilangkan’ oleh orang-orang yang tidak memahami atau memahami tetapi mengabaikan petunjukNya, maka aroma buah dan sayur-pun insyaAllah bisa dikembalikan dengan petunjukNya.

Salah satu petunjukNya yang amat jelas itu ada di rangkaian ayat-ayat yang indah, yang menjelaskan urut-urutan proses penciptaan alam semesta sampai diciptakannya manusia di surat Ar-Rahman berikut :

 

Dan langit telah ditinggikanNya dan Dia ciptakan keseimbangan,  agar kamu jangan merusak kesimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi kesimbangan itu. Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk seluruh makhluk yang bernyawa. Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan tanaman-tanaman yang beraroma. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar” (QS 55 : 7-14).

Setelah menciptakan alam semesta – yang menurut para ilmuwan disebut ledakan besar atau big bang sekitar 13.8 milyar tahun lalu kemudian menciptakan keseimbangannya, Allah Yang Maha Tahu berpesan agar tidak ada yang merusak keseimbangan itu.

Allah Yang Maha Tahu telah mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan ada makhluk kecil yang usianya sangat pendek (dibanding alam semesta cipta-Nya) yaitu manusia yang bisa merusak keseimbangan itu, tetapi Dia Yang Maha Tahu – juga tahu bahwa manusia pula yang bisa diberi amanah untuk menegakkan dan menjaga keseimbangan itu.

Setelah penciptaan alam semesta, Allah membentangkan bumi dan mengisinya. Diantara yang diisikan tersebut adalah buah-buahan, dan ada buah yang secara khusus disebutNya – yang menunjukan keistimewaan buah ini – yaitu kurma. Kemudian Allah juga mengisi bumi dengan biji-bijian dan tanaman-tanaman yang beraroma.

Raihan adalah seluruh buah-buahan yang memiliki rasa manis dan berbau harum, kombinasi antara rasa dan bau inilah yang disebut aroma. Anda tidak bisa mengatakan jeruk itu baunya manis – karena manis bukan bau tetapi rasa. Tetapi rasa dan bau memang saling mempengaruhi, itulah sebabnya di toko-toko roti disebarkan bau dari parfum untuk memberi kesan rotinya enak dan menggoda. Anda juga kurang bisa merasakan enaknya makanan ketika hidung Anda tersumbat.

Kombinasi rasa dan bau yang disebut aroma tersebutlah yang kini menghilang dari buah-buah dan sayur kita. Jeruk impor yang kuning besar – dicium-pun tidak memberikan bau apa-apa, dan ketika kita makan juga terasa hambar.

Setelah bumi diisi dengan segala macam buah-buahan, biji-bijian dan aneka ragam tanaman yang bearoma, Allah baru kemudian menciptakan manusia. Mengapa urutannya demikian ?, karena manusia akan membutuhkan buah-buahan, biji-bijian dan tanaman-tanaman yang beraroma tersebut untuk kehidupannya kelak – maka kebutuhan manusia (dan juga makhluk bernyawa lainnya) inilah yang disediakan dahulu olehNya dalam keseimbangan alam yang terjaga.

Sampai beberapa puluh tahun lalu, kita masih bisa merasakan kehadiran buah-buahan dan tanaman yang beraroma tersebut – sebelum kemudian sedikit-demi sedikit menghilang karena keseimbangan alam telah dirusak/diganggu oleh manusia. Kini aroma buah-buahan dan sayuran itu telah nyaris hilang, tetapi tidak hanya aromanya saja yang hilang.

Aroma mewakili sesuatu yang bisa dirasakan dan dicium oleh manusia, sebenarnya ini adalah petunjuk untuk hal lain yang tidak kalah pentingnya tetapi tidak bisa secara langsung dirasakan dan dicium oleh panca indera kita. Bersama hilangnya aroma , sesungguhnya ikut pula hilang sejumlah unsur dalam makanan kita.

Sebuah riset di Amerika Utara menunjukkan bahwa rata-rata bumi pertanian mereka kehilangan 85 % mineral dalam satu abad terakhir. Dampaknya buah dan sayur yang kita impor dari mereka, sesungguhnya hanya mengandung 15 % mineral dari buah dan sayur yang sama satu abad silam.

Kerusakan yang kurang lebih sama terjadi di bumi kita, tanah-tanah pertanian telah rusak oleh pupuk-pupuk kimia, insektisida dan pestisida. Semua bahan kimia ini secara bersama-sama mengganggu keseimbangan kehidupan di bumi dengan amat dahsyat.

Di dalam tanah cacing-cacing berkurang drastis populasinya dan bahkan habis di bebarapa daerah yang dibanjiri bahan kimia, padahal bersamaan dengan berkurang atau menghilangnya cacing ini – berkurang atau hilang 9 jenis mineral yang dibutuhkan tubuh manusia. Sembilan mineral tersebut adalah Ca, Fe, Mg, K, Na, Zn, Cu, Mn dan Se.

Apa pentingnya mineral ini bagi tubuh kita ? mineral adalah untuk membangun jaringan tubuh dan mengendalikan fungsi-fungsinya. Ketiadaan atau kekurangan mineral membuat zat-zat lain seperti vitamin menjadi tidak berfungsi. Itulah sebabnya beraneka ragam penyakit bermunculan dalam beberapa dasawarsa terakhir.

Ada korelasi yang nyata antara hilangnya aroma buah dan sayur dengan kemunculan berbagai macam penyakit abad ini. Bahkan untuk hilang atau berkurangnya mineral, para ilmuwan sudah memetakan dampaknya pada kesehatan tubuh manusia sebagaimana ilustrasi dibawah.

Berbagai Penyakit Yang Terkait Dengan Kekurangan Mineral

Dari ilustrasi tersebut bisa dibayangkan penurunan kwalitas kehidupan manusia ini bila kerusakan alam ini terus berlanjut. Diamnya kita adalah bentuk pembiaran atau persetujuan kita terhadap trend perusakan yang ada, maka kita harus mulai berbuat semampu yang kita bisa.

Maka dari rangkaian sebab akibat tersebut di atas, kita menjadi paham sekarang mengapa selain ditugaskan untuk beribadah kepadaNya dengan tidak mensekutukanNya, kita diingatkan oleh Allah bahwa kita diciptakan-Nya dari tanah dan diberi tugas untuk memakmurkan-Nya (QS 11:61)

Semua yang kita butuhkan untuk hidup ini berasal dari tanah, ketika tanah kita terganggu – terganggu pula kehidupan kita. Lantas tugas siapa menjaga keseimbangan di tanah yang berarti juga keseimbangan kehidupan ini ? Itulah tugas kita semua – yang merasa ditugasi langsung oleh Allah melalui rangkaian ayat –ayat tersebut di atas “…jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil…” .

Allah Yang Maha Tahu tidak akan membebani kita dengan tugas yang kita tidak mampu untuk melakukannya, jadi insyaAllah kita mampu menegakkan dan menjaga keseimbangan di alam ini. Allah Yang Maha Tahu pasti juga mengetahui bahwa kita adalah makhluk yang sangat lemah, bodoh dan tidak berdaya – maka Dia pasti beri kita kekuatan, ilmu dan sarana untuk bisa mengemban tugas berat tersebut – bila kita menyanggupinya. InsyaAllah kita bisa !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar