Komitmen GDM



Rabu, 25 Maret 2015
Oleh: Umi Rohimah
Dinar dan Dirham, betapa seringnya kedua kata itu saya dengar dulu di masa kanak-kanak saat guru ngaji menceritakan suatu riwayat dari masa lampau. Seiring bertambahnya usia hingga umur 40 tahunan, pemahaman tentang Dinar dan Dirham masih sama bahwa keduanya adalah mata uang zaman dulu. Hingga suatu hari pada awal 2011 saya melihat salah seorang anak buah suami sedang mengecek akun m-dinarnya. Ternyata dia sudah mengenal Dinar sejak 2008 saat harganya masih sejuta sekian. Dia mencari di internet untuk mahar yang unik dan dia menemukan Dinar.


Begitu mengetahui belum ada agen Gerai Dinar di Malang, saya segera mengirim email ke Pak Iqbal dengan lampiran proposal untuk melamar jadi agen. Lama sekali email itu tidak direspons sehingga saya memutuskan untuk menjadi sub-agen dari Gerai Dinar Surabaya (agen nomor 8) tempat saya mendapatkan Dinar selama ini. Suatu hari Mbak Titin dari GD Pusat menelepon untuk memastikan saya adalah bagian dari GD. Rupanya ada calon pembeli dari Malang yang mengemail GD Pusat menanyakan hal itu.
Kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Saya bilang ke Mbak Titin bahwa saya sudah mengajukan proposal untuk jadi agen tapi tidak ada jawaban. Dia menjelaskan bahwa itu wewenang Pak Iqbal. Maka segeralah saya perbaiki proposal itu dan saya kirim ulang. Alhamdulillah dikabulkan.

Sejak awal motivasi kami, saya dan suami, untuk menjadi agen GD bukan melulu laba dari berjualan dinar. Bagaimana bisa dikatakan kami mencari laba, kalau beberapa kali kami rugi karena harus mengembalikan dana beberapa teman yang didinarkan saat harga tinggi sejumlah persis padahal harga sedang turun drastis. Ada juga klien yang merasa kecewa sehingga dia mengagunkan dinar fisik untuk mendapat pinjaman dari kami dan sampai sekarang pada tahun ketiga belum “diurusi”. Dan kami berencana mengembalikan dananya sejumlah yang dia keluarkan saat dia beli. Memang, kami mulai jadi agen saat harga dinar sedang berada pada titik tertinggi pada akhir 2011 dan sampai detik ini belum kembali ke titik tersebut.

Motivasi kami adalah kami ingin selalu bisa terlibat dalam pelaksanaan ide-ide Pak Iqbal yang disampaikan melalui artikel-artikel Beliau di gerai dinar.com. Karena itu, dalam rangka pembukaan Gerai Dinar Malang (agen nomor 43) diadakan seminar dengan judul “Membangun Kekuatan Ekonomi Umat Belajar dari Siroh”. Di seminar yang diselenggarakan di Politeknik Negeri Malang (Polinema) ini dan dihadiri sekitar 200 peserta ini Pak Iqbal sama sekali tidak menyebut-nyebut tentang Dinar dan Dirham, yang
dibahas adalah empat pilar yang diperlukan dalam memakmurkan rakyat, yaitu akses modal, akses pasar, akses sumber daya manusia serta akses nilai yang adil; dan Beliau saat itu lebih banyak membicarakan tentang usaha di bidang perkebunan. Berikutnya, usaha-usaha untuk mensinergikan para pengusaha muslim di Malang dengan mempertemukan mereka dengan Pak Iqbal yang kemudian dilanjutkan dengan Pesantren kewirausahaan yang diadakan di Perkebunan Candi Sewu Baru di Blitar. Kemudian, pada
Agustus 2013 saat harga dinar/emas anjlok kami menghadirkan kembali Pak Iqbal ke Gerai Dinar Malang untuk mempertemukan Beliau dengan para pedinar GDM disamping untuk “menenangkan” mereka juga untuk mengenalkan cara lain berinvestasi selain dengan menyimpan Dinar atau Dirham. Dan tahun ini Beliau akan hadir lagi di Malang untuk memberi pelatihan “starting up bussiness” selama dua hari.

Sejak awal kami ingin mendukung ide-ide dan usaha Pak Iqbal. Semua tulisan Pak Iqbal di geraidinar.com kami share juga di web kami. Hingga suatu saat kami dihubungi orang yang ingin mendapat pinjaman dengan menggadaikan ponselnya. Hal ini berlangsung cukup lama. Ada saja yang menghubungi kami, dan bahkan datang langsung, untuk meminjam uang dengan menggadaikan barang mulai dari ponsel hingga jam tangan mewah (palsu?). Karena frekuensi semakin sering kami merasa terganggu juga. Kira-kira apa penyebabnya? Saya ketik kata “Gadai” dan “Malang”, ternyata yang muncul adalah web Gerai Dinar Malang dengan artikel Pak Iqbal tanggal 16 Januari 2014 yang berjudul “Gadai Tanpa Biaya, Mungkinkah?” dan tanggal 24 Januari 2014 yang berjudul “Membiayai Cita-Cita dengan Gadai ...” Saya segera menghapus kedua artikel tersebut dan Alhamdulillah hingga saat saya menulis ini hanya satu yang bermaksud meminjam dan dia mengira bisa mendapat pinjaman tanpa harus menggadaikan apa pun. Kedua artikel tersebut Beliau tulis dalam rangka peluncuran program Pinjaman Tanpa Beban, yang kami pun membantu klien kami jika mereka membutuhkan pinjaman dari BMT Daarul Muttaqiin/ GD Pusat dengan agunan Dinar dan bahkan meminjami dari dana kami pribadi jika yang dibutuhkan tidak banyak.

Sampai sekarang pun motivasi kami lebih ke dukungan terhadap segala
yang diusahakan Pak Iqbal. Kami ikut membeli saham perkebunan Calipha Land meski sangat sedikit, ikut Mudharabah Muqayyadah usaha perdombaan cikal bakal LambBank, juga ikut dalam program iGrow dengan KKP (Kepemilikan Kebun Produktif) dan SKP (Sertifikat Kepemilikan Pohon)-nya. Bahkan saat Pak Iqbal tidak lagi menerbitkan artikel-artikel Beliau di geraidinar.com dalam bentuk buku, kamilah yang menerbitkannya. Maka terbitlah buku “Kebun Al-Qur’an Jalan Menuju Baldatun Tahayyibatun Wa Rabbun Ghafur” dan “WATANA-Wana Tani Ternak-Mengubah Mindset”. Versi e-book kedua buku ini sebelumnya sudah digratiskan, artinya ada risiko hanya terjual sedikit. Hanya orang-orang yang benar-benar ingin membaca buku sambil berbaring rileks saja yang akan membeli buku ini. Tidak hanya buku, semua produk yang lahir dari ide-ide Pak Iqbal, kami selalu ikut menyosialisasikannya. Kami agen GD yang juga sedia benih alfaafa, pupuk MA-11, teh alfaafa, Herba 4 Sunnah (H4S), Olea (ekstrak daun zaitun), Oleifera (ekstrak daun kelor) dan Fit Tea (teh daun zaitun).

Tidak hanya hal terkait dinar saja yang kami ikuti dari Pak Iqbal. Beliau adalah donatur besar Sahabat al-Aqsha, bahkan dulu salah satu laman geraidinar.com adalah sahabatalaqsha.com. Kami pun ikut jadi donatur tetap dan adalah salah satu anggota Keluarga Sahabat Al-Aqsha, dan otomatis juga Sahabat Suriah, di Malang. Dan sekarang, kami memuat sahabatalaqsha.com di laman geraidinarmlg.blogspot.com atau
pun geraidinarmalang.com. Bagaimana dengan Kuttab Al-Fatih?
Apakah kami mendirikannya juga di Malang? Bukan, kami hanya penghubung antara Ta'mir Masjid Abu Dzar Al-Ghifari yang ingin mendirikan TK yang lain daripada yang lain dengan Pak Iqbal. Alhamdulillah, Kuttab Al-Fatih Malang mulai beroperasi tahun ini. Dan sekali lagi Alhamdulillah, kami bisa jadi salah satu donaturnya meski kelas teri. Dan, begitu besar keinginan kami agar kita bisa mempraktikkan penggunaan Dinar dan Dirham maka kami memberlakukan kurs “Jual” dan tidak mengacu pada kurs “Beli” bila Kuttab Al-Fatih Malang mencairkan dana pembangunan (Dinar) ataupun SPP (Dirham) ke Rupiah.

Kami juga bersegera menyambut ajakan Pak Iqbal untuk memiliki atau memelihara kuda. Maka kami beli “Jamilah”, seekor kuda betina, dan kami wakafkan agar para santri bisa belajar berkuda. Kami juga berharap "Jamilah" nantinya bisa melahirkan agar jumlah kuda semakin bertambah. Masih tentang berkuda, kami sekarang sedang mengerjakan proyek penerjemahan beberapa buku tentang kuda dan berkuda dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia agar bisa dijadikan referensi untuk menggalakkan kembali “perkudaan” di ummat ini. Ini adalah proyek nirlaba tapi buka nirpahala, insyaAllah. Lagi-lagi Pak Iqbal yang melecut kami agar ikut berpartisipasi dalam program wakaf yang baru Beliau luncurkan (waqf.id) dengan mewakafkan waktu dan kemampuan kami menerjemahkan.

Ini tentang hal ini, ada ironi terjadi pada kami sejak menjadi agen GD. Infaq yang kami keluarkan sering kali melebihi dari laba yang kami dapat dari jual beli dinar. Sebelumnya kami selalu berinfak langsung ke “end user”. Sejak menyandang nama Gerai Dinar Malang, kami terbantu untuk bisa menyalurkan infaq kami dengan lebih baik. Kami tidak perlu mendatangi, tapi didatangi. Ada beberapa lembaga zakat maka kami juga membayar zakat di sana. Selain itu, ada saja yang datang, kebanyakan organisasi kemahasiswaan, meminta bantuan untuk acara-acara terutama yang bertema Islam. Ada yang sedang membebaskan lahan untuk mendirikan sekolah. Ada yang butuh modal untuk membuka usaha, ada yang datang dengan menangis karena sudah hari ketiga anaknya tidak bisa ikut ujian semester karena belum melunasi sumbangan pendidikan, ada yang anaknya menunggak pembayaran SPP, ada yang rutin meminta bantuan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dan semacamnya. Sebenarnya, infak tersebut adalah dari usaha kami yang lain yang kami rintis sejak 1996, Transbahasa, Alhamdulillah. Mudah-mudahan di masa mendatang Gerai Dinar Malang bisa mencukupi pos-pos infaq yang tercipta karena namanya itu, insyaAllah.

Selain bisa kenal dan bekerja sama dengan Pak Iqbal dan ikut andil dalam merealisasikan ide-ide cemerlang Beliau, banyak hal lain yang menyenangkan yang kami rasakan sejak menjadi agen GD. Orang-orang yang datang ke kami sudah tersaring dengan baik. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang ingin berislam dengan lebih baik sekaligus berinvestasi dengan dinar. Sungguh menyenangkan bisa berbagi tentang dinar dengan mereka sekaligus banyak mendapat pengetahuan baru dari mereka. Belum lagi bisa kenal dan bersinergi dengan rekan-rekan sesama agen GD dan banyak lagi orang-orang sholeh lainnya yang akhirnya kami kenal dan berinteraksi dengan mereka sejak kami menjadi agen GD. Alhamdulillah lagi dan lagi dan lagi ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar