Faceless Market

Rabu, 1 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Fitrah awalnya semua pedagang di pasar itu memiliki kesempatan yang sama untuk berjualan, maka pasar tidak boleh dikapling. Kemudian datanglah era kapitalisme dimana pasar menjadi milik kekuatan-kekuatan tertentu dengan berbagai skalanya, pasar menjadi terpusat dan tidak lagi ada kesempatan yang sama di pasar. Dengan teknologi informasi dan sosial media yang ada kini, peluang yang sama itu sebenarnya kembali hadir – tetapi kehadirannya juga menghadirkan hal baru yaitu pasar tanpa wajah atau faceless market ! 


Ada aturan yang sangat detil di pasar jenis pertama, bahkan bentuk pengaturan pasar yang pertama di dunia diperkenalkan oleh Islam dalam bentuk Hisbah – lembaga pengawas pasar, orangnya disebut Muhtasib. Umar bin Khattab misalnya ketika menjadi Muhtasib melarang orang-orang yang tidak mengerti syariat jual beli untuk berjualan di pasar, mengusir pedagang yang berusaha mengkapling pasar dlsb.

Di era kapitalisme modern, pasar yang demikian tidak lagi ada. Yang ada justru pasar-pasar megah yang hanya bisa dikapling oleh yang sangat mampu. Kesempatan untuk berjual beli di pasar hingga kini hanya milik para pihak yang mampu membeli kapling-kapling pasar tersebut, baik yang namanya mall, maupun yang namanya pasar tradisional.

Bahkan kemudian ketika teknologi web meluas, pasar-pun tetap terkapling-kapling milik para pengelola web yang sukses. Semua orang bisa membuat web sesungguhnya, tetapi pasarnya memang belum kembali sempurna – belum kembali seperti jenis pasar yang pertama.

Ketika memperkenalkan Dinar misalnya, Gerai Dinar yang berusaha mengembalikan kesempatan yang sama-pun akhirnya masih terpusat. Gerai Dinar sebagai pusatnya, kemudian menyebar ke agen-agen dan dari agen kemudian menyebar ke sub agen-nya masing-masing.

Maka dari waktu-kewaktu kami ingin terus menyempurnakannya untuk bisa kembali ke fitrah awalnya, dimana kesempatan yang sama di pasar itu menjadi milik semua orang. Kami melihat saat inilah kesempatan itu hadir dengan sangat baiknya, yaitu ketika social media menjadi akses bagi semua orang.

Setiap diri Anda menjadi bagian dari jaringan pertemanan tertentu dan ini berarti pasar bagi Anda, tinggal mengisinya dengan produk-produk yang baik. Tetapi nanti dahulu, jangan buru-buru jualan ke jaringan pertemanan Anda karena bisa malah mengganggu bila Anda jualan asal jualan.

Maka disitulah letak karakter para penjual di era teknologi informasi dan social media ini perlu dibangun. Karena bila tidak dibangun, yang ada adalah ketidak percayaan yang luar biasa di pasar – karena pasar yang ada adalah pasar yang faceless – pasar tanpa wajah !

Di pasar tanpa wajah tersebut, kami berusaha memberi wajah – bukan hanya foto saya ada di web Gerai Dinar, tetapi setiap agen Gerai Dinar ketika mereka menjadi agen memperoleh pesan yang sama – yaitu membuat orang paham lebih dahulu adalah lebih penting dari menjual Dinar itu sendiri, maka tidak ada target penjualan di agen kami – agar mereka tidak mengejar target yang sifatnya materi.

Nah ketika pasar ini tidak lagi terpusat, tidak ada lagi pusat yang berusaha memberi wajah di pasar yang faceless – bagaimana masing-masing kita bisa memiliki karakter yang jelas di belantara pasar yang ada ? Salah satunya adalah melalui Masyarakat atau Society seperti yang kami perkenalkan di tulisan kemarin.

Centralized Network vs Equal Opportunity Network

Di media social, bisa saja Anda pasang wajah yang paling keren – tetapi bukan ini yang akan dipercaya oleh konsumen Anda. Yang dipercaya adalah karakter Anda dalam berjual beli. Karena karakter ini bisa dibangun dan mudah menular, maka bergabung dengan orang-orang lain yang ingin membangun karakter yang sama adalah cara terbaiknya.

Di masyarakat Penjualan Dan Berbagi – Sale and Share Society, ada tujuh karakter yang kita ingin bangun bersama dan kami tuangkan dalam bentuk Kode Etik bagi anggota. Tujuh karakter tersebut adalah 1) Keimanan dan ketakwaan , 2) Ketaatan pada perintah dan laranganNya, 3) Santun dan menghormati sesama, 4) Kepatuhan terhadap hukum yang berlaku, 5) Jujur , 6) Selalu memperbaiki diri dan 7) Kerelaan berbagi ke sesama.

Bayangkan sekarang di tengah pasar yang tanpa wajah ini kemudian Anda menemukan wajah-wajah yang jelas karakternya, dan wajah-wajah ini tumbuh semakin banyak setiap hari – dalam 24 jam sejak tulisan saya kemarin saja sudah bertambah 70 orang anggota kita – maka Anda insyaAllah akan merasa nyaman bertransaksi.

Setelah jaringan orang-orang yang memiliki kesempatan yang sama dan berkarakter yang mirip satu sama lain ini terbangun, masalah produk apa yang dijual tinggal mengisikan ke jaringan tersebut – tentu produk-produk yang dipasarkan juga harus produk-produk yang sejalan dengan karakter yang ada.

Bahkan bagi orang atau perusahaan yang bukan bagian dari Society ini, tetapi memiliki produk yang sesuai untuk dipasarkan melalui jaringan society ini – Anda dapat mengusulkan produk Anda untuk kami pelajari kesesuaiannya dengan visi Sale and Share yang sedang kami kembangkan. Caranya cukup mengisi form produk dalam link ini, nanti kami hubungi bila produk Anda menarik kami. 

Bagi Anda yang ingin ikut memberi wajah dengan karakter yang jelas di pasar yang faceless tersebut dengan menjadi anggota society ini, silahkan bergabung dengan mengisi form berikut. InsyaAllah bersama-sama kita bisa membuat perbedaan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar