Bercermin Dari Balik Bumi


Senin, 18 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Wajar bila banyak pihak kecewa bila melihat inflasi dan pertumbuhan ekonomi negeri ini tidak seperti yang diharapkan semua orang. Sampai kwartal pertama tahun ini, ketika inflasi kita masih di angka 6.38 % - pertumbuhan ekonomi kita hanya mencapai 4.7 % atau turun dari angka 5.0 % pada kwartal sebelumnya – dan jauh sekali dari angka 7 % yang dijanjikan oleh pemerintahan baru  dalam kampanyenya. Nampaknya dalam bidang ekonomi-pun kita harus banyak bisa bercermin untuk melihat jati diri kita yang sesungguhnya, dan cermin yang agak pas untuk saat ini ada di balik bumi kita yaitu Brasil !


Mengapa saya pilih Brasil ? karena secara geografis dia persis seperti cermin dari negeri ini. Sama-sama dilalui garis katulistiwa dan letaknya pas separuh lingkar bumi dari negeri kita. Alam tropisnya mirip dengan kita, demikian pula jumlah penduduknya. Bila kita no 4 di dunia dengan jumlah penduduk 255 juta, Brasil no 5 dengan jumlah penduduk 204 juta.


Lantas dari apanya kita bisa bercermin ? Di bidang ekonomi, GDP Brasil menduduki rangking ke 8 di dunia dengan nilai sekitar US$ 2,244 Milyar; sedangkan Indonesia Indonesia berada di urutan no 16 dengan sekitar US$ 856 Milyar. Yang menarik adalah komposisi yang membentuk ekonominya. Bila ekonomi itu dibagi menjadi tiga sector pertanian, industri dan jasa – maka komposisi ekonomi Brasil adalah 5.4 % ; 27.4 % dan 67.2 %. Sedangkan Indonesia adalah 14.3% ; 46.9% dan 38.8 %.

Semakin maju negara, komponen pertaniannya cenderung menurun dari komposisi ekonominya – digantikan oleh industri jasa yang menonjol. Di Amerika komponen pertaniannya hanya 1.12 %; di Jerman hanya 0.8 % dan bahkan di Inggris hanya 0.7 %. Di negeri-negeri maju ini komponen industri jasa berkisar antara 70 % - 80 % atau rata-rata dua kali lipat dari komponen industri jasa di negeri kita. Di Brasil yang kita jadikan cermin-pun Industri jasanya sudah mencapai 67.2 % atau mendekati komponen industri jasa di negeri maju.

Sekarang mari kita lihat per sektor-nya dari cermin kita tersebut. Di sektor pertanian, nilai produk brasil mencapai US$ 121 Milyar dan Indonesia US$ 122 Milyar. Di angka yang mirip ini bagi Brasil cukup dan menyisakan banyak untuk diekspor karena penduduknya yang kurang lebih hanya 80% dari Indonesia. Artinya adalah bila kita bisa meningkatkan produksi pertanian kita secara angka di kisaran 20 % - saja; mestinya kita bisa mencukupi kebutuhan pokok kita dan mungkin masih menyisakan banyak untuk diekspor !.

Nampaknya sederhana, hanya mentargetkan pertumbuhan pertanian 20%  ! tetapi ini sungguh teramat berat mengingat kecenderungan hasil lahan per hektar kita stagnan atau malah mengalami penurunan. Kita harus berfikir yang bener-bener out of the box untuk bisa mendongkrak hasil pertanian ini sebesar 20 %.

Salah satu cara yang saya pikirkan adalah merombak mindset bertani kita secara keseluruhan, menjadi pertanian yang mengikuti petunjukNya – yang saya sebut Islamic Agriculture. Pertama hanya dengan ketakwaan kitalah bumi kita bisa menjadi bumi yang diberkahi, tanaman-tanaman akan memberikan hasil yang banyak dengan rasa yang enak ! dan kedua hanya dengan mengikuti petnjukNyalah bumi ini bisa kita jaga keseimbangannya dan tidak menjadi semakin rusak dari waktu kewaktu.

Di sektor industri, Brasil menghasilkan US$ 615 Milyar atau 50 % lebih dari yang dihasilkan Indonesia pada angka US$ 401 Milyar. Sementara ini sulit kita kejar karena untuk membangun industri butuh infrastruktur yang tidak murah dan ini berarti membutuhkan modal yang sangat besar. Sambil perbaikan infrastruktur ini terus dilakukan, menurut saya negeri ini belum akan bisa menjagokan pertumbuhan yang luar biasa di sektor industri ini – paling tidak untuk lima tahun kedepan – sampai pemerintahan baru di tahun 2019 nanti !

Yang mungkin bisa bergerak cepat malah di sektor Jasa. Di Brasil komponen ekonomi jasa-nya mencapai 67.2 % sementara kita baru mencapai 38.8 %. Di Brasil yang menonjol antara lain adalah hospitality services (wisata dlsb), financial services dan teknologi informasi. Di tiga bidang inilah mestinya kita juga bisa tumbuh cepat.

Untuk bidang wisata, selain pulau Bali yang sudah memiliki pasarnya tersendiri – daerah-daerah lain bisa dikemas menjadi objek-objek wisata yang unique untuk mentarget pasar yang unique pula.

Di dunia ini ada sekitar 1.5 milyar muslim, dan muslim tentu juga perlu rihlah meskipun rihlahnya tidak sama dengan yang biasa dilakukan oleh para wisata asing pada umumnya. Bila kita bisa membangun dan memimplementasikan konsep Islamic Agriculture misalnya, saya yakin akan berbondong-bondong muslim dari berbagai penjuru dunia datang ke negeri ini untuk sekedar rihlah ataupun belajar ilmunya.

Bila di negeri Belanda pertanian bunga tulip-nya bisa menjadi objek wisata yang begitu terkenal, mengapa tidak kita dengan pertanian bunga mawar misalnya. Yang ilmu menanam sampai menyuling hasilnya untuk menjadi bahan wewangian yang sangat mahal – sudah ditulis oleh Ibnu Awwam lebih dari 8 abad silam !

Dan akan sangat banyak lagi bagian dari bumi kita yang insyaAllah menjadi indah bila dikelola dengan petunjukNya; inilah potensi besar industri wisata muslim yang peluang terbaiknya ada di negeri ini.

Untuk industri financial, kita juga punya potensi yang amat sangat besar yang tidak dimiliki oleh negara lain seperti Brasil - yaitu potensi wakaf. Bila muslim negeri ini mengamalkan satu ayat berikut saja, maka kita akan menjadi negara yang melimpah dengan sumber- sumber keuangan wakafnya.

Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka infaqkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir” (QS 2:219)

Bayangkan kalau orang-orang yang mampu hanya menggunakan hartanya secukupnya, kemudian yang lebih dari keperluan semuanya diwakafkan – maka negeri ini akan memiliki sumber-sumber keuangan yang sangat perkasa yang tidak dimiliki oleh negeri-negeri lain. Bila ekonomi didanai dengan dana wakaf, maka pasar-pasar, jalan tol, kereta bawah tanah dlsb tidak ada lagi yang didanai dengan dana riba. Betapa besar perputaran ekonomi berbiaya murah ini !

Di jaman ini yang tidak kalah menariknya adalah industri jasa di bidang informasi. Di negeri seperti Amerika, 6 dari 10 perusahaan yang memiliki cash paling banyak adalah perusahaan yang terkait dengan teknologi informasi. Enam perusahaan ini saja secara bersama-sama sekarang memiliki surplus cash – yang bisa dipakai untuk membeli apa saja  dalam waktu cepat sebesar US$ 485 Milyar atau lebih dari separuh GDP Indonesia !.

Lantas dimana peluang Indonesia di bidang teknologi informasi ini ? ada peluang industri informasi yang tidak dimiliki orang lain yang insyaAllah kita miliki, yaitu industri informasi berbasis Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagi sumber segala sumber ilmu, berarti juga sumber segala sumber informasi yang tidak akan pernah habis diolah oleh teknologi informasi manusia yang paling canggih sekalipun.

Bila search engine terbesar seperti google bisa mencari apa saja, tetapi berapa banyak dari informasi itu yang valid dan tidak malah menyesatkan ? Apa saja yang Anda cari di google, Anda akan dijawab dengan ribuan atau bahkan jutaan jawaban – tetapi kalau toh ada paling hanya satu atau dua saja yang sebenarnya sesuai dengan yang Anda cari !

Bagi Anda yang sering menggunakan google map untuk menuntun Anda dari satu lokasi ke lokasi berikutnya, bisa saja Anda dituntun sampai ke tempat tujuan seperti yang Anda harapkan – tetapi sangat bisa jadi sebelumnya Anda harus dituntunnya melalui jalan-jalan yang sebenarnya tidak Anda harapkan.

Bayangkan di Al-Qur’an ada map yang bukan saja menuntun Anda untuk menempuh perjalanan dari titik A ke B, tetapi menuntun Anda untuk selamat dalam seluruh perjalanan hidup Anda dari lahir sampai meninggal – dan map yang satu ini tidak akan pernah menyesatkan Anda !

Contoh lain masih di sektor informasi, bisa saja Anda menemukan situs-situs berita populer yang meng-update berita terbaru setiap saat. Tetap saja situs berita ini hanya mampu memberitakan sesuatu yang sudah terjadi, tidak akan pernah bisa memberitakan sesuatu yang akan terjadi.

Lain halnya ‘situs berita’ yang bersumber dari Al-Qur’an, dengan sumber dari Sang Pencipta langsung A-Qur’an memberitakan dengan amat sangat akurat sejak terbentuknya alam semesta sampai nanti ketika alam semesta hancur, sampai ketika matahari dan bulan dibenturkan, bahkan tentang kehidupan setelah itu !

Maka challenge industri informasi berbasis Al-Qur’an adalah bagaimana menggunakan teknologi informasi terkini untuk mengolah informasi-informasi yang tidak terbatas yang ada di Al-Qur’an untuk memudahkannya menjadi petunjuk, pelajaran, peta kehidupan dan bahkan juga hiburan !

Bila kita sudah bisa menjadikan Al-Quran itu petunjuk dan pelajaran, barulah berlaku janji Allah bahwa kitalah umat yang paling tinggi itu. Bukan hanya kita akan bisa lebih baik dari cermin kita yang berada di balik bumi, tetapi kita juga bisa menjadi umat terbaik di dunia seperti yang dijanjikanNya.

“(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” QS 3:138-139

Maka barangkali ada hikmahnya juga bila pertumbuhan ekonomi kita hingga kini belum mencapai apa yang diharapkan, yaitu agar kita tidak jumawa dengan segala yang kita capai – agar kita mau kembali ke jalanNya. Ketika kita berusaha mati-matian mengejar pertumbuhan dengan ilmu dunia kita, ternyata hasilnya hanya seperti ini – lantas mengapa kita tidak yakin dengan janjiNya bahwa hanya dengan keimanan dan ketakwaanlah kita akan menjadi umat yang tertinggi ? InsyaAllah kita bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar