Meniti Tangga-Tangga Di Surga

Selasa, 12 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Pada hari perhitungan nanti, dikatakan kepada para ahli Qur’an ; “Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya di dunia. Kedudukanmu adalah pada ayat terakhir yang engkau baca”. Maka bila penguasaan Al-Qur’an begitu penting dalam menentukan kedudukan seseorang di tempatnya yang abadi kelak, bukankah seharusnya ini yang menjadi obsesi kita selagi kita sempat mengusahakannya ? Alhamdulillah kini telah ada cara yang efektif untuk muhasabah dan memperbaiki penguasaan Al-Qur’an kita, dan memantau perkembangannya dari waktu ke waktu.


Project pengembangan system untuk encouragement, assessment and appreciation – dorongan, penilaian dan penghargaan pada upaya penguasaan Al-Qur’an itu kini telah mulai bisa dicoba versi perdananya di www.quranprize.com.

Di system ini, Anda dapat melakukan muhasabah penguasaan Al-Qur’an Anda secara gratis dari waktu ke waktu – paling cepat 3 hari sekali, karena ini bukan game. Untuk memperbaiki Quran Prize Score (QPS) Anda tidak ada cara lain selain membaca banyak-banyak Al-Qur’an.

Basic dashboard Quran Prize
Orang kebanyakan seperti kita-kita, bila kita bisa mencapai angka QPS 100 itu sudah bagus. Artinya itu kurang lebih menguasai sekitar 5 juz, mungkin tidak hafal benar tetapi ketika dibacakan satu ayat – dia setidaknya tahu itu adanya di surat apa.

Ketika system Quran Prize ini diuji coba oleh seorang yang bener-bener hafiz, hafal 30 juz dan memiliki sanad – QPS tertinggi saat ini berada di angka 606. Rekor tertinggi ini bisa saja dari waktu kewaktu dipecahkan lagi oleh hafiz yang sama atau oleh yang lain, karena system QPS tidak mengenal batas atas – di atas langit bisa saja ada langit lagi.

Versi tes resmi dari system ini yang menghasilkan angka QPS adalah tes berdurasi 120 menit. Terdiri dari tiga macam tes dengan bobot yang berbeda. Terbanyaknya adalah tes untuk mengetahu suatu ayat berada di surat apa, yang kedua adalah diketahui suratnya tetapi pertanyaannya adalah mana-mana dari ayat yang disajikan yang berasal dari surat yang disebutkan.

Yang tersulit adalah disajikan suatu ayat dan diminta menjawab nama surat dan nomor ayatnya. Para hafiz-pun mereka tidak selalu tahu nomor ayat ini, hanya beberapa hafiz yang saya kenal yang bisa menyebutkan dengan tepat nomor-nomor ayat ini – salah satunya adalah calon hafiz, santri di Madrasah Al-Fatih yang bisa dengan tepat menyebutkan nomor-nomor ayat atas surat-surat yang sudah dihafalkannya.

Menu exercise sesuai pilihan masing-masing
Bagi yang tidak atau belum tertarik untuk mengikuti tes dan mengetahui QPS-nya masing-masing, system ini juga menyediakan exercise yang dapat Anda configure sendiri berapa banyak soalnya, berapa juz yang hendak dipakai berlatih dan berapa lama latihannya. Hasil dari exercise ini Anda akan tahu berapa persen penguasaan Qur’an Anda pada juz yang Anda pilih sendiri tersebut.

Pada versi premiumnya yang kini sedang kami kembangkan akan ada alat bantu yang insyaAllah lebih memudahkan lagi, yaitu yang kami sebut Mastering Quran Dashboard.

Melalui dashboard khusus ini, Anda akan bisa mengetahui surat-surat apa yang sudah Anda kuasai, mana yang dikuasai sebagian dan mana-mana yang tidak dikuasai atau pernah dikuasai tetapi hilang. Anda juga bisa mengetahui perkembangan relatif Anda dibanding populasi atau group Anda, posisi Anda di kurva normal dari waktu ke waktu dlsb.

Meskipun dasarnya versi premium ini nantinya berbayar, tetapi tidak harus Anda sendiri yang membayarnya. Dari waktu ke waktu insyaAllah akan ada orang yang bersedia berinfaq untuk orang lain dalam upayanya mempelajari dan menguasai Al-Qur’an.

Untuk apa infaq yang jumlahnya sangat kecil  ini ? Infaq sekitar US$ 1/tahun per orang untuk group dan US$ 3/tahun per orang untuk individual ini akan dipergunakan untuk membiayai pengembangan dan pemeliharaan selanjutnya dari system Quran Prize ini.

Bila suatu saat dananya berlebih, insyaAllah akan digunakan untuk membangun Kuttab-Kuttab yang sekarang bermunculan di sejumlah kota dan akan terus membutuhkan dukungan, membangun pusat-pusat kajian Al-Qur’an atau Baitul Hikmah, juga untuk membangun fasilitas-fasilitas tempat berlatih mengamalkan ayat-ayatNya – seperti yang saat ini ada di Jonggol misalnya.

Untuk versi perdana ini, bahasa pengantar system Quran Prize adalah bahasa Inggris – tetapi diusahakan intuitif sehingga orang tidak harus bisa bahasa Inggris untuk menggunakan system ini. Bahasa pengantar bahasa Inggris karena berangkat dari pengalaman kami mengenalkan system Learn Quran, mayoritas penggunanya justru datang dari luar negeri. Indonesia hanya menduduki rangking ke 6 dalam penggunaan versi Learn Quran kami.

Bila waktunya nanti ternyata pengguna dari negeri ini banyak, maka insyaAllah akan kami buatkan juga yang berbahasa pengantar bahasa Indonesia.

Lantas apa gunanya orang mengetahui QPS-nya ? QPS hanyalah suatu cara untuk secara massal dan cepat orang bisa tahu QPS masing-masing. Manfaat pertama adalah agar kita masing-masing tahu, dimana posisi kita dalam penguasaan Al-Qur’an ini. Bila kita tahu posisi kita sangat jauh ketinggalan, bukankah kita ingin mengejarnya selagi sempat ?

QPS juga bisa menjadi instrumen untuk memberi penghargaan atau dukungan bagi para hafiz-hafizah yang menjaga Al-Qur’annya. Bila mereka masih menuntut ilmu, maka beasiswa bisa diberikan oleh para donator/sponsor berdasarkan QPS-nya ini.

Bila mereka sudah berkarya di masyarakat, bisa menjadi instrumen untuk memberikan mereka allowance atas tugasnya menjaga Al-Qur’annya. Bila pemerintah RI bisa memberikan KIP (Kartu Indonesia Pintar) dan KIS (Kartu Indonesia Sehat), mengapa tidak juga yang lebih penting dari pintar dan sehat – yaitu terjaganya Al-Qur’an kita dengan KPA misalnya – Kartu Penghafal Al-Qur’an.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memperlakukan para sahabatnya berdasarkan penguasaannya terhadap Al-Qur’an. Mengapa tidak mulai kita tiru juga, untuk mulai menghargai seseorang berdasarkan penguasaannya terhadap Al-Qur’an ini ?

Lebih jauh dari itu untuk kita-kita masyarakat awam kebanyakan, dari waktu-ke waktu kita suka berhitung untuk urusan dunia kita. Berapa gaji kita, berapa banyak tabungan kita, berapa banyak investasi kita untuk masa depan dlsb. Mengapa tidak kita juga mulai berhitung untuk hidup kita yang abadi kelak ? Bila untuk urusan dunia kita bersedia kerja siang malam tidak mengenal lelah, mengapa tidak untuk mencari bekal kehidupan yang abadi ini ?


Mudah-mudahan kita semua bisa mengikuti para hafiz dan hafizah, meniti tangga-tangga di surga, setapak-demi setapak dan terus mengusahakannya tanpa kenal menyerah semaksimal yang kita bisa. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar