Bukan Hanya Berburu Di Padang Datar

Kamis, 6 Agustus 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Waktu sekolah dasar dahulu, generasi saya masih belajar pantun melayu yang salah satunya saya ingat : “…Berburu di padang datar, dapat rusa berbelang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi…”. Syarah dari pantun ini sebenarnya penuh makna, dalam bahasa sekarang kurang lebih kalau kita pingin kerja yang enak-enak, gampang-gampang, bebas resiko – jangan berharap hasilnya akan menggembirakan. Demikian pula ketika kita belajar santai-santai, tidak mau repot, tidak mau berjerih payah dan berkorban, akan sulit kita menggapai cita-cita. Apa relevansinya di jaman ini ?



Di hadapan kita ada sejumlah masalah, krisis ekonomi, pangan, air, udara bersih, kemiskinan, kelaparan, moral dlsb. dlsb. tetapi siapa yang bekerja keras mengatasinya ? Apakah pemerintah ? tentu mereka berbuat yang menurut mereka harus diperbuat, tetapi ini tidak cukup. Buktinya bulan ini adalah ulang tahun ke 70 dari kemerdekaan kita, sudah 7 presiden berganti – yang miskin masih lebih dari 27 juta orang dan yang lapar masih 19.4 juta orang !

Masyarakat awam seperti kita-kita juga perlu bekerja ekstra keras untuk berkontribusi pada ekonomi masyarakat, untuk ikut menghasilkan makanan, mengurangi kemiskinan, mencegah kelaparan atau apa saja yang bisa kita lakukan di jalan mendaki lagi sukar (QS 90:11) – bukan hanya berburu di padang datar.

Dalam rangka untuk ikut menempuh jalan yang mendaki lagi sukar,  dan memberi makan di hari lekaparan (QS 90:15) insyaAllah kelas perdana program tiga bulan Madrasah Al-Filaha akan dimulai akhir pekan ini (8/8/15). Selain peserta yang akan ‘mondok’ di lokasi selama tiga bulan, pembaca situs ini yang hendak hadir di hari pembukaannya – dipersilahkan.

Sengaja program ini kami mulai di puncak musim kemarau, karena kalau bercocok tanam di musim hujan – itu sudah biasa, seperti berburu di padang datar tersebut di atas. Bercocok tanam di puncak musing kering – itu baru jalan mendaki lagi sukar. Tetapi bila peserta sungguh-sungguh ingin belajar yang seperti ini – tidak berguru kepalang ajar – insyaAllah akan lebih mudah bercocok tanam di musim yang ada hujannya atau di daerah-daerah yang lebih subur – karena yang sulit-pun bisa dilakukan.

Kedelai di puncak kemarau dan kekeringan Jonggol - Bogor
Sejumlah materi telah kami siapkan untuk para santri Madrasah Al-Filaha yang 75 % lebih waktunya akan praktek di lapangan ini, bahkan case study juga sudah disiapkan sejak dua bulan sebelum Madrasah dimulai – diantaranya berupa contoh pengkomposan aerobic supaya tidak ada yang perlu dibeli petani, contoh tanaman kedelai di puncak kekeringan Jonggol/Bogor dlsb.

Chalenge terberat untuk bertani di musim kemarau seperti ini tentu masalah air,  kalau kita bisa mengatasinya musim ini – insyaAlah kita akan bisa bercocok tanam sepanjang tahun. Maka akan banyak teknik-teknik dan hal-hal baru yang akan kita pelajari dan coba bareng bersama para santri, diantaranya adalah teknik bertani dengan 1/10 air  dan tenaga kerja dari biasanya.

Tentu ini semua tidak akan mudah, tetapi akan menjadi hal yang sangat berharga bila kita berhasil melaluinya dengan baik. Dari waktu ke waktu progress yang dicapai di Madrasah akan kami tulis di situs ini, agar yang belum berkesempatan bergabung dapat pula mengambil manfaatnya. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar