Small Data, Big Solution

Selasa, 9 Juni 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Perkembangan teknologi informasi saat ini sedang berpacu dengan ledakan data yang tumbuh secara eksponensial. Situs-situs besar dunia kini sudah mengelola database dalam ukuran petabytes (1 PB = 1 x 10^15 byte), lalu lintas dunia internet tahun ini akan mencapai satuan zettabytes (1 ZB = 1 x 10^21 byte). Apa yang terjadi bila pertumbuhan teknologi penyimpanan data, akses internet dan segala penunjangnya kalah cepat dengan pertumbuhan data yang tumbuh eksponensial tersebut ? Itulah kiamat dunia IT. Tetapi sebelum itu terjadi, solusinya kemungkinan justru kearah sebaliknya – yaitu kembali ke small data !


Untuk memberikan ilustrasi, Anda bisa coba sendiri step-by step exercise ini. Dari sana insyaAllah Anda yang bergerak di bidang IT khususnya, dan masyarakat awam umumnya – akan bisa melihat apa yang salah dengan dunia teknologi informasi sekarang ini, dia mengolah sampah !

Coba Anda pilih salah satu search engine populer yang ada saat ini, misalnya saya gunakan saja untuk gampangnya  Google. Terus di kolom pencariannya ketikkan satu kata saja – agar google mencari makna dari kata ini. Saya ambil contohnya saya gunakan satu kata – nama buah , yaitu “olive” – yang saya maksud adalah buah zaitun.

Apa yang Google ketahui tentang zaitun ?, ternyata Google tahu sangat banyak. Jawabannya di computer saya menunjukkan angka ada 322 juta entry tentang “olive” yang bisa dilacak google dalam tempo 0.36 detik. Masalahnya adalah data yang begitu besar tersebut, apakah memang saya butuhkan ?.

Entry 1 dan ke 2 dari 322 juta tersebut benar yang saya butuhkan, yaitu tentang seluk beluk zaitun. Entry ke 3 sudah tidak relevan karena bercerita tentang sebuah restaurant Italia bernama Olive Garden. Entry ke 4-nya bercerita tentang sound system. Entry berikutnya berupa promosi pakaian dalam wanita dari Inggris ! Jadi bisa dibayangkan isi dari 322 juta informasi tersebut – jelas bukan yang saya cari kecuali hanya satu atau dua saja!

Meskipun bagi orang lain relevan, bagi pencarian data saya hanya ada  1 atau 2 entry yang relevan dari 322 juta entry. Artinya, hanya ada 1 atau 2 data yang baik yang sesuai dengan yang saya harapkan, selebihnya hanyalah information distraction – informasi yang justru mengganggu.

Itulah sebabnya, meskipun informasi di dunia internet itu melimpah – tidak banyak orang yang bertambah pinter, hanya sedikit saja yang bisa bener-bener mencerna informasi tersebut kemudian menggunakannya kearah yang benar.

Artinya lagi adalah semua effort untuk menemukan teknologi baru yang bisa menyimpan data yang lebih banyak, akses internet yang lebih cepat dlsb., mayoritasnya digunakan untuk hal yang sia-sia karena justru untuk membanjiri kita dengan information distraction tersebut.

Lantas apakah kita terus pasif tidak usah menggunakan teknologi informasi saja ? dan tidak usah mengembangkannya ? justru sebaliknya ! kita harus juga menggunakan teknologi informasi dan bahkan juga harus bisa mengembangkannya !

Hanya arahnya saja yang secara fundamental harus berbeda. Kita harus bisa mengembangkan teknologi informasi yang sangat-sangat efisien. Dimana tidak ada garbage in garbage out (GIGO), karena semua data yang masuk adalah data yang valid dan berkwalitas tinggi.

Semua informasi yang tersusun dari data tersebut bernilai petunjuk, tidak ada yang menyesatkan atau berupa information distraction seperti contoh kasus tersebut di atas. Apakah ini memungkinkan ? Saya melihat ada peluangnya di sana.

Ambil kembali contoh kasus zaitun atau olive tersebut di atas. Saya coba search ‘olive’ di Al-Qur’an. Hasilnya muncul 7 entry, enam secara eksplisit muncul sebagai kata yang ada di Al-Qur’an ; dan satu muncul sebagai keterangan maksud dari suatu kata pohon yang tumbuh di Thursaina.

Ke 7 entry tentang zaitun tersebut semuanya bermakna, dan masing-masing menyimpan segudang informasi yang bisa menjadi sumber ilmu tersendiri. Ilmu tentang tanaman, pengobatan, kuliner, keberkahan dlsb.

Apakah Al-Qur’an bisa menjawab berbagai masalah kontemporer lainnya sebagaimana Google melakukannya ? tentu bisa dan bahkan lebih baik dan lebih akurat. Karena ini dijanjikan oleh Sang Pencipta sendiri bahwa kitabNya adalah untuk menjawab segala persoalan, petunjuk, rahmat dan kabar gembira ! (QS 16 : 89).

Yang sangat menarik dari jawaban untuk seluruh persoalan ini hanya tersimpan dalam data yang sangat-sangat kecil untuk ukuran teknologi informasi sekarang. Di Al-Qur’an hanya ada sekitar 300-an ribu data berupa huruf, menjadi sekitar 80-an ribu ketika menjadi data berupa kata, dan  menjadi sekitar 6,600 kalimat atau ayat atau informasi.

Bila seluruh ayat di Al-Qur’an kita ketik dalam Microsoft Word; data yang tersimpan tidak sampai 1 megabytes. Dengan data yang sangat kecil ini, Al-Qur’an bisa disimpan di semua alat yang memiliki memori terkecil sekalipun untuk ukuran teknologi informasi sekarang. Ketika HP standar Anda mengambil foto, satu foto ukuran sedang itu sekarang sudah lebih dari 1 megabytes ! data di Al-Qur’an membutuhkan lebih kecil memori dari satu foto tersebut.

Tetapi bagaimana data yang begitu kecil bisa mengatasi masalah kehidupan modern yang begitu kompleks ? rahasianya ada di contoh-contoh penggunaan data tersebut yang ada di Al-Qur’an sendri. Misalnya data contoh warna, dimana Al-Qur’an bercerita tentang warna pelangi (QS 35:27).

Setahu kita warna di pelangi hanya tujuh : merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Kemudian di kedua ujungnya diberi pembatas di ayat tersebut juga yaitu warna putih dan hitam pekat. Dari tujuh warna plus hitam dan putih tersebut, berapa warna yang bisa kita temukan di alam ? Tidak terbatas ! Karena ketika warna-warna itu kita kombinasikan satu sama lain, terus menghasilkan warna-warna baru yang tidak terhitung jumlahnya.

Ciptaan Allah berupa sedikit warna yang bisa menghasilkan warna-warni di alam yang tidak terbatas ini juga berlaku di ciptaanNya yang lain. Dari sedikit angka , 1 sampai 9 ditambah nol (kosong) , bisa dimunculkan angka yang tidak terbatas.

Dari sedikit unsur-unsur dasar seseperti carbon, hydrogen, oksigen, nitrogen dlsb ; bisa dimunculkan berbagai jenis barang di alam yang juga tidak terbatas. Begitu seterusnya, yang diciptakan oleh Allah adalah warna, angka, unsur dlsb. yang sifatnya dasar – yang kemudian akan bisa membentuk apa saja dari ciptaan dasar ini ketika hal-hal tersebut dikombinasikan atau dipermutasikan.

Maka demikian pula data dasar berupa huruf dan kata yang ada di Al-Qur’an. Ketika huruf dan kata dasar tersebut dikombinasikan atau dipermutasikan satu sama lain, maka dia menjadi sumber informasi yang tidak terbatas – dan semuanya berguna karena berasal dari data yang berkwalitas tinggi dan masing-masing menyimpan segudang ilmu tersendiri.

Maka sekarang challenge bagi para pakar IT muslim, bagaimana kita bisa membuat search engine sendiri. Search engine yang tidak ada sampah di dalamnya, search engine yang semua datanya berkwalitas tinggi. Ketika data ini tersusun menjadi informasi, dia menjadi petunjuk yang sesungguhnya – tidak ada information distraction.

Ketika informasi tersebut tersusun menjadi konsep, teori dan  ilmu, maka dia menjadi solusi bagi perbagai permasalahan manusia sampai akhir jaman. Dan di atas itu Sang Pencipta masih menjanjikan yang lebih dari sekedar ilmu, yaitu hikmah ! Barang siapa yang diberi hikmah, dia telah diberi kebaikan yang sangat banyak (QS 2:269).

Bagi praktisi IT muslim, khususnya yang sangat menguasai berbagai teknik data crunching  - barang kali Anda yang kita butuhkan untuk bisa membuat search engine berdasarkan petunjuk ini. InsyaAllah !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar