Petani Open Source : Agar Tidak Ada Beras Plastik

Senin, 25 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Di awal abad ke 4 H (904 M), salah seorang ilmuwan serba bisa Muslim Ibnu Wahshiyya menuliskan dalam kitab pertaniannya Filahat al-Nabatiyyah – filosofi sederhana yang sangat relevan hingga kini : “Bila petani tidak menanam, tukang kayu tidak bisa membangun rumah dan penenun tidak bisa menenun benang menjadi baju…”. Komplikasi dari petani yang tidak menanam ini menjadi semakin rumit di jaman modern ini, sampai-sampai ada beras yang terbuat dari plastik. Bagaimana mengatasinya ?

Rekonstruksi Pertanian Untuk Ketahanan Pangan

Jum'at, 22 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Beberapa tahun lalu Chinese Academy of Science mengadakan workshop menarik di Beijing, judulnya adalah Workshop on Agriculture Culture and Sustainable Development in Asia. Yang menarik bukan workshopnya sendiri, tetapi ada subject khusus yang menghadirkan pembicara seorang professor Sejarah Ekonomi dari University of Toronto  - Canada.  Apa menariknya ? Sang professor yang sudah sepuh sekali ini diundang dari tempat yang sangat jauh khusus untuk membahas sejarah inovasi pertanian di dunia Islam, bagaimana terjadinya dan mengapa inovasi tersebut berhenti !

Super Informasi

Kamis, 21 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Belanja teknologi informasi dunia tahun ini diperkirakan mencapai sekitar US$ 3.9 Trilyun atau lebih dari 4 kali GDP Indonesia yang berada di kisaran US$ 900 Milyar. Bisa dibayangkan bila Indonesia bisa mengambil proporsi yang agak banyak dari belanja IT dunia tersebut, maka negeri ini akan bisa mencapai target pertumbuhannya tanpa harus banyak mengorbankan sumber daya alam dan kelestarian lingkungannya. Negeri yang berpenduduk mayoritas muslim ini sangat berpeluang untuk menguasai IT dunia, karena kitab kita adalah sumber dari segala sumber informasi.

Ingin Negeri Seperti Apa Kita ?


Rabu, 20 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Alam ini sudah diciptakan olehNya dalam kondisi seimbang, manusia hanya dilarang untuk mengganggu keseimbangannya dan sebaliknya  diperintahkan untuk menegakkan/menjaga keseimbangannya  (QS 55:7-9). Dengan apa kita bisa ikut menjaga keseimbangan itu ? Salah satunya adalah dengan menanam pohon. Dengan tingkat teknologi yang ada sekarang ini, mestinya sudah bisa dihitung berapa pohon yang harus ditanam untuk setiap jiwa manusia dan dari jenis apa pohon-pohon tersebut.

Bercermin Dari Balik Bumi


Senin, 18 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Wajar bila banyak pihak kecewa bila melihat inflasi dan pertumbuhan ekonomi negeri ini tidak seperti yang diharapkan semua orang. Sampai kwartal pertama tahun ini, ketika inflasi kita masih di angka 6.38 % - pertumbuhan ekonomi kita hanya mencapai 4.7 % atau turun dari angka 5.0 % pada kwartal sebelumnya – dan jauh sekali dari angka 7 % yang dijanjikan oleh pemerintahan baru  dalam kampanyenya. Nampaknya dalam bidang ekonomi-pun kita harus banyak bisa bercermin untuk melihat jati diri kita yang sesungguhnya, dan cermin yang agak pas untuk saat ini ada di balik bumi kita yaitu Brasil !

Urgensi Untuk Kembali

Jum'at, 15 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Ketika umat ini tidak mengurusi sendiri kebutuhan-kebutuhan hidupnya, segala urusannya diurusi oleh orang lain menurut apa yang mereka anggap baik untuk mereka. Tidak masalah bagi mereka ketika makanan sumber protein nabati utama kita itu tidak lagi thoyyib, tidak masalah pula bagi mereka bila daging sembelihan yang dijual untuk kita adalah dari binatang jalalah. Demikian pula dengan obat-obatan yang teramat sedikit yang bisa disertifikasi halal. Kerusakan di bidang makanan dan obat ini sebenarnya baru sedikit saja dari kerusakan di darat dan laut sebagai akibat perbuatan tangan manusia, tetapi dampaknya yang sangat besar. 

Action Plan – Islamic Agriculture

Rabu, 13 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila Islamic Bank sudah begitu luas dikenal di masyarakat, tidak demikian halnya dengan Islamic Agriculture – saya pun baru secara specific menyebutnya melalui tulisan saya akhir bulan lalu. Inti dari Islamic Agriculture adalah bagaimana kita bisa bertani yang sejalan dengan tugas kita di muka bumi, yaitu untuk menyembah kepadaNya dengan tidak menyekutukanNya, kita dijadikanNya dari tanah (bumi) untuk menjadi pemakmurnya (QS 11:61). Bagaimana penerapannya di lapangan ?

Meniti Tangga-Tangga Di Surga

Selasa, 12 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Pada hari perhitungan nanti, dikatakan kepada para ahli Qur’an ; “Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya di dunia. Kedudukanmu adalah pada ayat terakhir yang engkau baca”. Maka bila penguasaan Al-Qur’an begitu penting dalam menentukan kedudukan seseorang di tempatnya yang abadi kelak, bukankah seharusnya ini yang menjadi obsesi kita selagi kita sempat mengusahakannya ? Alhamdulillah kini telah ada cara yang efektif untuk muhasabah dan memperbaiki penguasaan Al-Qur’an kita, dan memantau perkembangannya dari waktu ke waktu.

The White Man

Sabtu, 9 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dikisahkan dalam buku The White Man pada suatu masa di awal abad lalu. Seorang kepala suku Tuiavii dari Pacific Selatan berkesempatan jalan-jalan ke Eropa, dia kemudian mencatat dan menceritakan segala macam yang dilihat dan dialami selama di Eropa  kepada masyarakat sukunya. Dia bercerita tentang profesi misalnya, menurut sang kepala suku ini seorang professional adalah orang yang melakukan hal yang sama berulang-ulang sampai dia sendiri bosan melakukannya !

Ringkasan Kitab Al-Filaha (Jilid II)


Melengkapi ringkasan Kitab Al-Filaha Jilid I , ringkasan Jilid II lebih menguatkan lagi betapa komplet-nya referensi dari dunia Islam ini. Pada Jilid ke II Ibnu Awwam memulai bahasannya dengan upaya untuk memaksimalkan hasil dari tanah melalui kombinasi yang tepat antara cara tanam, waktu tanam, penyuburan lahan dan pengolahan kembali lahan. Kemudian dibahas perbagai jenis tanaman biji-bijian, kacang-kacangan, umbi-umbian, sayur, bunga, proses industri atsiri, cuka dan sari buah. Jilid II juga membahas tentang hewan ternak dan hewan piaraan lengkap dengan cara mengatasi penyakitnya sampai operasi pembedahan.

Ringkasan Kitab Al-Filaha (Jilid I)

Rabu, 6 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Semenjak saya mempublikasikan tulisan tentang Islamic Agriculture pekan lalu, banyak sekali komentar, pertanyaan sekaligus challenges dari para pembaca tulisan tersebut. Banyak yang setengahnya tidak yakin – bahwa ada referensi yang begitu detil dan lengkap – tentang pertanian ini dari dunia Islam. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk memahami hal ini karena dunia Islam sudah berjaya di pertanian – berabad-abad sebelum dunia pertanian barat mengenal pupuk dan obat-obat pertanian. Untuk menutupi rasa penasaran itu, berikut saya sajikan ringkasan dari Kitab Al-Filaha Jilid I.

Dakwah Ke ‘Ratu Balqis’

Selasa, 5 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Tidak semua penguasa yang tidak beriman itu bengis seperti Fir’aun, ada yang tidak beriman tetapi penuh kelembutan seperti Ratu Balqis. Dia semula tidak beriman bukan hatinya menolak atau menentang Allah, tetapi hanya karena belum sampai kepadanya dakwah yang sesuai.  Maka ketika sampai kepadanya dakwah Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam yang berhasil mempesonanya, ratu yang memimpin salah satu negeri paling makmur dan terkenal di jazirah Arab ini-pun serta merta beriman. Pesona Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam inilah yang barangkali kita butuhkan saat ini untuk 'Balqis-Balqis' di luar sana.

Islamic Agriculture

Rabu, 29 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila dunia pertanian dan perkebunan kita nyaris stagnan sejak jaman Belanda, bisa jadi karena kita salah belajar pertanian dari penjajah yang memang tidak mau membuat kita pinter. Bila kemudian pertanian kita banyak merusak lahan-lahan yang semula subur menjadi lahan yang hasilnya pas-pasan, bisa jadi karena kita salah mengambil guru karena belajar dari para kapitalis yang menjadikan petani sebagai pasar semata untuk pupuk dan obat-obat kimia mereka. Lantas dari mana mestinya kita belajar ? Anda akan terkejut dengan referensi yang ada di dunia Islam tentang pertanian ini !

Belajar Penguasaan Pasar Dari China

 Senin, 27 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Istilah belajarlah sampai ke negeri China itu berlaku hingga kini, khususnya tentang penguasaan pasar. Empat tahun lalu dari top 10  merek handphone yang ada di China, hanya dua yang lokal yaitu Huawei dan Lenovo. Hanya dalam waktu tiga tahun, situasi ini berbalik 180 derajat, tahun 2014 tinggal 2 merek impor yang bertahan di top 10 China yaitu tinggal Samsung dan Apple. Bagaimana China menguasai pasarnya – di dalam dan di luar negeri ? itulah yang kita perlu belajar.

Kurva Normal Jamaah

Jum'at, 24 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Ada pelajaran yang sangat penting dari sangat dianjurkannya laki-laki untuk shalat fardhlu berjama’ah di masjid-masjid. Dari hadits-hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hanya saya temukan tiga golongan laki-laki yang tidak sholat berjamaah di masjid yaitu orang munafik yang jelas kemunafikannya, orang sakit yang sangat parah sehingga berjalan dipapah-pun tidak bisa lagi dan orang yang tinggal begitu jauh dari masjid yang bahkan tidak bisa mendengar adzan. Selama kita tidak termasuk dalam salah satu golongan tersebut, insyaAllah kita akan mendapat manfaat dari sholat berjamaah. 

Mencegah Generasi Next To Nothing

Kamis, 27 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Hampir semua ilmu itu kini tersedia bebas untuk bisa kita pelajari di belantara dunia maya, namun ini tidak menjadi jaminan bahwa orang yang hidup di jaman ini menjadi lebih cerdas dalam mengatasi perbagai persoalan hidupnya. Bahkan kini muncul generasi yang next to nothing (NTN) – sangat sedikit menguasai sesuatu. Banyak sekali pekerjaan terbuka, tetapi serba tidak bisa dilakukannya – disuruh bekerja ini tidak bisa, yang itu-pun tidak bisa. Apa yang sesungguhnya terjadi dengan generasi NTN ini ?

Mengendalikan Amarah Orang Kota

Selasa, 21 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Tujuh tahun sudah saya berhenti dari kegiatan riwa-riwi ke pusat kota setiap hari seperti waktu dahulu masih bekerja di perkantoran. Sekali waktu ada keperluan ke kota yang segera saya saksikan adalah kemacetan yang sudah sangat bertambah parah. Selain kerugian ekonomi yang semakin besar dari pemborosoan energi dan kerusakan lingkungan, saya amati orang-orang di jalan menjadi semakin mudah marah. Kesalahan kecil saja di jalan seperti nyaris senggolan antar kendaraan, sudah cukup untuk membuat orang sangat marah. Sesungguhnya ada kerugian yang lebih besar lagi dari meningkatnya amarah orang kota ini.

Penuhi Tabunganmu dengan Dinar

Selasa, 26 Februari 2015
Oleh: Endy J. Kurniawan

 
Dengan bahan instrinsik emas, Dinar bertabiat sama dengan emas itu sendiri. Nilainya tetap sejak jaman Rasulullah SAW 14 abad yang lalu, yakni 1 Dinar mampu membeli seekor kambing hingga saat ini. Ini juga sejalan dengan fakta sejarah dimana emas dalam kondisi naik dan turun yang seimbang dengan pergerakan harga seluruh komoditas utama di muka bumi, seperti minyak dan bahan pokok lain.