Micro Farming Untuk Tiga Ketahanan

Senin, 14 September 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Dalam ekonomi kapitalisme ribawi yang menguasai dunia saat ini ada mitos bahwa yang besarlah yang efisien, dan ini berlaku di semua sektor ekonomi. Di dunia pertanian-pun berlaku hal yang sama, semua pihak berharap pada yang besar untuk mensupply gandum, daging, kedelai dlsb. – bahkan meskipun yang besar itu adanya nun jauh di luar sana. Padahal kita dihadapkan pada suatu realita bahwa mayoritas petani kita kecil, bagaimana nasib negeri ini kedepan bila kita tidak memberdayakan dan mengandalkan yang kecil ini ? Saya justru melihat ada peluang tiga ketahanan sekaligus dari yang kecil-kecil ini – yaitu ketahanan pangan, ekonomi dan kesehatan !

Ketika Buah Masak Di Pohon

Kamis, 10 September 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Di Al-Qur’an ada perintah spesifik untuk memperhatikan proses kematangan buah di pohon (QS 6:99). Yang tidak berhenti memikirkan hal-hal seperti ini (juga semua ciptaan Allah di langit dan di bumi) adalah para ahli yang menguasai inti dari segala persoalan  atau ulil albab (QS 3:190), dan kepadanya dijanjikan hikmah atau kebaikan yang sangat banyak (QS 2:269). Maka berdasarkan perintah  dan janji Allah ini, di sekitar kita sesungguhnya terbuka sebuah peluang yang sangat besar – dari hal yang nampak sepele oleh kebanyakan orang – yaitu untuk menjadi ahli kematangan buah !

Membuat Delta

Rabu, 9 September 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Delta (Δ-huruf besar atau δ-huruf kecil) adalah huruf keempat dalam aksara Yunani yang biasa digunakan untuk menyingkat kata diaphora yang berarti perbedaan atau perubahan. Simbol ini banyak sekali digunakan dalam rumus-rumus ilmiah untuk mewakili adanya selisih, perubahan atau perbedaan dari sesuatu dengan sesuatu lainnya. Dalam kehidupan ini  keberadaan kita seharusnya juga untuk membuat Δ positif atau perbaikan-perbaikan yang mampu kita lakukan.

Istighfar dan Ikhtiar

Senin, 7 September 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sebenarnya sejak sekolah SMP dahulu kita sudah diajari mengenal barang ekonomi (economic goods) – yaitu barang atau jasa yang supplynya lebih kecil dari demand atau kebutuhannya. Dalam prakteknya bangsa ini secara kumulatif seperti lebih bodoh dari keledai yang tidak terjatuh di lubang yang sama dua kali. Setiap tahun kita teriak harga bahan bakar/energi yang semakin mahal, tetapi pada saat yang bersamaan begitu banyak energi ter(di)buang  percuma. Setiap saat kita teriak kekeringan, dalam beberapa bulan lagi kita akan membuang air ke laut begitu saja dengan dalih pengendalian banjir.

Everybody Can Sell

Kamis, 3 September 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Berdagang adalah salah satu profesi tertua dalam peradaban manusia, profesi yang semua orang bisa karena terlatih sejak lahir. Hanya saja di jaman teknologi informasi ini sebagian orang menggunakan skills-nya untuk menjual jauh lebih efektif dari yang lain, sehingga kekuatan ekonomi dunia timpang dan dikuasai oleh para penjual ide global. Ketimpangan ini bisa kita perbaiki bila kita juga bisa meningkatkan efektifitas penggunaan skills menjual kita dengan tools dan teknologi yang ada dan familiar di sekitar kita. Bagaimana caranya ?

Ketika Diam Adalah Dusta

Selasa, 1 September 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Diam ternyata tidak selalu berarti emas, diam bahkan bisa berarti dusta. Kapan diam kita menjadi dusta ? salah satunya yaitu ketika kita tahu ada kelaparan di sekitar kita dan kita diam (QS 107:3). Sampai sekarang FAO masih memajang di head line country report untuk Indonesiabahwa ada 60 juta orang “…go bed hungry every night…” di Asia Tenggara dan hampir sepertiganya di Indonesia. Untuk tidak menjadi pendusta-pendusta agama kita harus berbuat, dan untuk ini insyaAllah kini sudah tersedia sarananya di hunger.zone seperti yang saya janjikan di Ramadhan lalu.

Ulil Albab dan Bioeconomy

Senin, 31 Agustus 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dalam perlombaan mendandani pengelolaan sumberdaya alam dunia, Uni Eropa sebenarnya paling siap karena sejak lima enam tahun lalu mereka sudah memiliki visi bioeconomy 2030.  Namun karena krisis ekonomi yang berkepanjangan di wilayah itu, kecil kemungkinannya mereka akan memimpin dunia dalam bidang ini. Lantas siapa yang sebenarnya layak memimpin dunia di bidang bioeconomy ini ? pertama tentu adalah negeri yang memiliki bio resources besar seperti Indonesia. Tetapi yang lebih dibutuhkan dari sekedar resources fisik dari alam, sesungguhnya yang sangat dibutuhkan adalah manusia-manusia unggul yang disebut ulil albab.

Jalan Yang Mendaki Lagi Sukar

Rabu, 26 Agustus 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Riil atau nyata lawan katanya adalah semu, jadi bila dalam bidang ekonomi kita mengenal sektor riil – diluar sektor riil ini berarti bisa disebut sektor semu ? Aneh kita mendengarnya – tetapi inilah yang sebenarnya nampak jelas dalam beberapa hari terakhir. Semua perusahaan dan kegiatan sektor riil berjalan normal apa adanya, tetapi di dunia yang semu – Rupiah jatuh dan demikian pula bursa saham di seluruh dunia. Anehnya energi kita begitu banyak terbuang untuk merespon yang semu ini ketimbang menggerakkan yang nyata.

Biocomposites : Rumah Ramah Lingkungan Untuk Semua

Ahad, 23 Agustus 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal 
Bahwasanya tidak semua yang digagas di Startup Center (d/h Pesantren Wirausaha) berhasil itu benar adanya, bahkan lebih banyak yang gagal dari yang berhasil. Tetapi satu berhasil dari sekian banyak yang gagal, itupun sudah cukup bagi kami. Yang lebih penting adalah tidak menyerah dengan kegagalan dan dapat mengambil pelajaran dari kegagalan-kegagalan tersebut. Demikianlah yang terjadi ketika kami menggagas bahan rumah murah sejak lima tahun lalu, mulai dari teknologi composites,   teknologi sarang lebah (teknosal) sampai teknologi lock brick – semuanya belum berhasil. Maka kami berharap banyak pada exercise keempat kami dengan teknologi biocomposites.