Belajar Dari Yang Terbaik

Jum'at, 4 Maret 2016
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Seperti analisa McKinsey, negeri ini punya resources cukup untuk menjadi kekuatan ekonomi terbesar no 7 di dunia. Challenge terberatnya menambah skilled workers sampai lebih dari dua kali dari yang ada sekarang hingga tahun 2030-pun, saya melihat ada jalannya. Orang-orang dengan skilled terbaik yang dibutuhkan tersebut sebenarnya sudah ada di negeri ini, tinggal bagaimana menggandakannya saja. Dan untuk menggandakan  inipun kita sudah punya contoh dan proses terbaiknya di depan mata kita, tinggal masalah eksekusinya saja.


Untuk contoh terbaik, sejak kecil belajar agama kita diajari untuk belajar dari contoh terbaik atau yang kita sebut uswatun hasanah kita – yaitu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Karena yang dibawa beliau adalah petunjuk jalan hidup yang menyeluruh, maka konsep belajar dari yang terbaik ini mestinya juga yang mewarnai seluruh aspek kehidupan kita.

Dalam bidang pekerjaan kita sehari-hari, contoh terbaik itu kita sebut SkillsWhiz – yang berasal dari   dua kata Skills (/skil/ - the ability to do something well) dan Whiz (/(h)wiz/ - a person who is extremely clever at something). SkillsWhiz adalah orang yang mampu melakukan sesuatu dengan sangat baik dan dialah yang sangat pandai di bidangnya ini.

SkillsWhiz tidak harus yang bergelar Doktor atau Professor – karena bila mereka tidak melakukan sesuatu yang terbaik di bidang pekerjaannya – dia bukanlah SkillsWhiz. Sebaliknya dia bisa saja seorang yang berpendidikan rendah, tetapi dia sangat mampu melakukan yang terbaik di bidang pekerjaannya – maka dia bisa menjadi SkillsWhiz.

Dalam pengalaman saya sendiri membangun kompetensi di bidang pertanian dalam arti luas misalnya, sebagian dari guru-guru saya adalah orang-orang desa kebanyakan – yang bahkan masyarakat sekitarnya-pun tidak menyadari ada guru yang sangat tinggi kalibernya yang menjadi tetangga mereka.

Saya belajar domba dari praktisi domba terbaik – yang bahkan namanya diabadikan dalam bentuk nama jenis domba tersendiri – yaitu domba Waringin yang saya pelajari langsung dari Pak Waringin, penduduk desa yang untuk sampai ke sana saya perlu menempuh setengah hari perjalanan melalui pesawat dan jalan darat.

Saya belajar kedelai dari petani kedelai terbaik yang masih hidup hingga saat ini, yaitu Pak Timin – di pedesaan Nganjuk – yang juga perlu setengah hari perjalanan dari Jakarta. Saya juga belajar tentang ilmu alfaafa dan microba dari praktisi dan  ahli terbaiknya di negeri ini yaitu Dr. Nugroho.

Intinya adalah SkillsWhiz yang kita butuhkan itu pada umumnya ada di sekitar kita – well, sekitar kita itu bisa berarti setengah hari perjalanan ! tetapi ini belum seberapa bila dibandingkan ulama-ulama dahulu yang rela menempuh perjalanan berbulan-bulan – untuk mendapatkan satu atau dua hadits yang tidak terputus sanatnya.

Namun terkadang juga harus diakui bahwa skills yang hendak kita kuasai itu belum ada SkillsWhiz-nya di negeri ini. Contohnya ketika kami mau membangun skill di bidang pembibitan zaitun atau skill dalam membuat qirbah – keduanya belum ada gurunya di negeri ini.

Untuk pembibitan zaitun, Alhamdulillah kami berhasil membangun skill-nya dalam waktu 7 bulan  yaitu mulai saya meminta bantuan pembaca situs ini untuk memperoleh bibit zaitun ( melalui tulisan Kebunku Kebun Al-Qur’an 02/05/2013), sampai kami mampu melatihkan cara membibitkan zaitun di negeri tropis ini (melalui tulisan Materi Pelatihan pembibitan Zaitun 21/12/2013).

Untuk skill membuat qirbah lebih cepat lagi prosesnya, yaitu tidak sampai tiga bulan dari menggagasnya waktu I’tikaf akhir Ramadhan 1436 H (dalam tulisan Qirbah Untuk Kesehatan dan Lingkungan 19/07/2015)  sampai mengajarkannya ke siapa saja yang mau mulai bulan haji tahun yang sama (dalam tulisan Collective Skills dan Collective opportunities 05/10/2015).

Apa yang hendak saya sampaikan di sini intinya adalah, dengan atau tanpa guru – skills baru itu bisa kita bangun pada diri kita – dari novice sampai menjadi guru tanpa pakai waktu yang lama. Tentu bila sudah ada guru terbaiknya, kita tidak perlu reinvent the wheel – pastinya akan lebih mudah dan terarah, di banding yang harus memulainya dari nol.

Pertanyaan pentingnya kemudian adalah tentang bagaimana kita bisa membangun berbagai skills baru tersebut dengan relative mudah dan cepat ? untuk proses ini-pun kita sudah ada petunjuk dan contoh terbaiknya – yaitu Al-Qur’an. Bagaimana Al-Qur’an bisa mengajari kita berbagai skills baru secara mudah dan cepat ?

Kita ketahui bahwa Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber ilmu. Sedangkan Al-Qur’an dijanjikan oleh Allah mudah untuk dipahami dan dihafal – bahkan sampai empat kali Allah mengulang janjiNya ini. “Dan Sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan (dipahami dan diingat), maka adakah orang yang mau mengingatnya ?” (QS 54 ayat 17, 22, 32 dan 40).

Nah bila sumber dari segala sumber ilmu itu mudah diingat atau dihafal, pastinya ilmu-ilmu apapun yang menjadi turunan dari sumber ilmu itu juga mudah diingat atau dihafal. Sedangkan dari ilmu yang diamalkan itulah akan lahir skills.

Tanpa kemampuan untuk menghafal atau mengingat – kita tidak akan pernah menjadi tenaga terlatih di bidang kita. Terbayang tidak Anda seorang sopir yang lupa dimana pedal gas dan dimana pedal rem, seorang programmer yang lupa syntax bahasa pemrogramannya, seorang dokter ahli bedah yang lupa dimana letak organ tubuh tertentu – bisa salah membedah dia !

Jadi hafalan yang tertanam di otak kitalah – yang sesungguhnya menjadi dasar untuk terbangunnya sebuah skills di bidang apapun. Saya punya team inti yang mempunyai soft skills yang menakjubkan di bidang human relationship misalnya, modal utama dia adalah photographic memory dalam mengenal wajah dan nama. Baru sekali ketemu sesorang, dia bisa mengenali orang yang sama – meskipun orang tersebut sedang berjalan kaki sementara team saya ini semobil dengan saya yang sedang melaju kencang !

Lantas bagaimana caranya kita agar kita bisa menghafal ilmu yang akan menjadi dasar dari skills yang sedang kita bangun tersebut ? Kembali contohnya adalah Al-Qur’an. Mengapa sumber segala sumber ilmu itu bisa dihafal ? karena semua kata atau  bahkan hurufnya penting dan penuh makna. Maka setiap kita mendapatkan sesuatu ilmu yang otak kita mencatatnya sebagi penting dan bermakna, maka dia menjadi semacam jalan aspal di tengah belukar otak kita - insyaAllah kita akan hafal selamanya.

Mengapa orang yang jatuh cinta meskipun sangat pendek akan sangat membekas pengalamannya, tidak terlupakan seumur hidupnya – ya karena selama periode yang pendek tersebut semua peristiwa dan bahkan benda-benda yang terkait dengan orang yang dicintainya – teregister sebagi peristiwa dan benda penting dan bermakna di otaknya.

Maka seperti jatuh cinta inilah kita membangun skills itu. Kami bisa menjadi ahli yang bahkan mampu mengajarkan membuat qirbah – hanya dalam waktu tiga bulan misalnya – ya karena saat itu kami ‘jatuh cinta’ pada qirbah itu. Demikian pula ketika kami membangun skills untuk membibitkan zaitun, siang malam kami pikirkan segala aspek yang terkait zaitun ini – persis seperti orang yang ‘jatuh cinta’.

Dan Allah menjanjikan, bila kita terus memikirkan ciptaanNya siang dan malam ketika sedang beraktifitas (berdiri), sedang istirahat (duduk) dan bahkan sedang tidur sekalipun – kita akan menjadi ahli yang menguasai inti persoalan – ulul albab – dari yang kita pikirkan tersebut.


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (Ulil Albab), (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS 3:190-191)

Lantas bagaimana kita membumikan konsep ini dalam membangun skills tertentu misalnya ?, untuk mudahnya dipahami saya beri contoh nyata dari pelatihan yang insyaallah kami berikan bulan depan ke 100-an orang, yang rata-rata baru di bidang organic farming. Nama workshopnya Integrated Organic Farming, tapi mohon maaf Anda sudah tidak bisa mendaftar untuk yang pekan depan ini karena sudah penuh – mungkin untuk yang berikutnya.

Bagaimana kami akan ajarkan  organic farming skills ke 100-an orang yang rata-rata baru di bidang ini – hanya dalam tempo 2 hari ? Caranya kembali persis seperti orang yang jatuh cinta di atas.

Kami akan membuat dalam dua hari ini para peserta bisa jatuh cinta pada skills baru yang akan digelutinya ini – sehingga setiap benda dan peristiwa yang terkait akan tertanam sangat kuat di otaknya – membentuk jalan aspal di antara belukar otak yang sudah dipenuhi oleh berbagai skills sebelumnya.

Untuk melakukan ini ada dua cara yang kami tempuh, pertama mem-break-down materi organic farming itu kedalam lima hal yang mudah diingat. Bila organic farmingnya adalah skills, lima hal kunci yang mudah diingat ini adalah kita sebut sub-skills.

Lima hal tersebut adalah tentang tanah, air, hara, micro climate dan tentang tanamannya itu sendiri. Bila kita bisa menanamkan sleuk beluk yang terkait lima hal ini di dalam otak kita, dengan mudah kita bisa menguasai skills di bidang pertanian organic ini secara pari purna. Ketikan skils baru ini dintegrasikan dengan set of skills yang sudah dimiliki peserta seperti finance, marketing, management dlsb – maka dari sanalah insyaAllah akan terlahir para petani organic yang professional dalam waktu yang cepat.

Yang kedua yang kami lakukan untuk mudahnya terbangun memory di otak tersebut, pelatihannya sendiri kami lakukan di tempat dimana para peserta bisa langsung melihat contoh-contoh aplikasinya di lapangan. Ketika dia mendengar dan melihatnya langsung, maka memory itu akan dengan mudah tertanam kuat.

Selebihnya adalah membangun pengalaman sendiri dengan benar-benar melakukannya di tempat masing-masing ketika peserta balik dari pelatihan. Maka insyaAllah dalam dua hari-pun bisa menyebar luaskan skills di bidang integrated organic farming ke 100-an orang.

Hal yang sama dapat dilakukan di bidang apapun, kuncinya adalah yang pertama memperoleh contoh terbaiknya dan kemudian yang kedua mengikutinya juga dengan proses yang terbaik. Bila yang pertama (contoh terbaik) belum ada, maka proses yang terbaik saja juga bisa melahirkan skills baru – seperti contoh qirbah dan zaitun tersebut di atas, meskipun lebih berat membangunnya tentu saja – karena harus mulai segala sesuatunya dari awal.

Nah sekarang Anda berkesempatan untuk bisa ikut menyebar luaskan berbagai skills baru yang dibutuhkan negeri ini untuk menggarap potensinya menjadi negeri dengan kekuatan ekonomi no 7 terbesar di dunia. Caranya ?

Identifikasi para SkillsWhiz – orang yang sangat menguasai bidangnya dan telah melakukannya dengan sangat baik. Beritahu kami tentang orang ini dan skills-nya, maka insyaallah kami bersedia memandunya, agar skills beliau-beliau ini bisa disebar luaskan secara efektif dan efisien.

Atau sebaliknya, bila Anda membutuhkan skills tertentu yang penting – beritahu kami, siapa tahu kami bisa menemukan SkillsWhiz-nya yang bersedia menjadi TMC (Trainer, Mentor and Coach) di bidang yang ingin Anda geluti tersebut.

Misalnya saat ini karena tingkat kerawanan yang tinggi di masyarakat, para remaja putri dan ibu-ibu sangat membutuhkan skills di bidang self-defense. Maka bila Anda menemukan SkillsWhiz di bidang self-defense untuk para ibu dan remaja putri misalnya, ini akan sangat bermanfaat untuk disebar luaskan – karena insyaAllah kita akan bisa melindungi para wanita kita dengan cara yang terbaik, terstruktur, sistematis dan massive. InsyaAllah.

Bagi Anda yang tertarik untuk tahu lebih jauh tentang SkillsWhiz dan bagaimana membangun skills baru dengan menggunakan metode Al-Qur’an ini, insyaAllah besuk pagi Sabtu 5/03/2016 , kami di Startup Center - Jl. Juanda 43 Depok akan mengadakan kajian terbuka dan gratis  dengan tema "Building New Skills Set With Al-Qur'an As Reference". Seperti biasa, peserta dibatasi maksimal 100 orang dan parkir mobil yang tersedia hanya 50 mobil. Yang berminat selain mendaftarkan nama, juga menyebutkan apakah membawa mobil pribadi atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar