Internal Corporate Startups

Sabtu, 12 Maret 2016
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Jaringan perhotelan besar dunia pasti tidak mengira kalau pasar mereka bisa tersedot oleh lahirnya startup seperti Airbnb yang kini menjadi accommodation leader di dunia. Atau jaringan transportasi global tersedot pasarnya oleh Uber yang juga bermula dari startup. Namun kini korporasi-korporasi global mulai bisa mengantisipasi datangnya pesaing yang tidak disangka-sangka ini, dan bahkan mengubahnya menjadi sumber-sumber non-organic growth mereka. Bagaimana caranya ?


Dalam beberapa tahun terakhir ini raksasa-raksasa dunia seperti GE, IBM, Coke, MasterCard, Cisco, Metlife dan berbagai raksasa lainnya, mulai membiakkan tumbuhnya startups yang berada dalam dinding-dinding korporasi mereka. Selain mengelaborasi sumber pertumbuhan yang tidak terbayangkan sebelumnya, mereka juga menggunakan internal startups untuk melihat potensi ancaman yang tidak terduga.

Internal Corporate Startups, Internal Startups atau Internal Ventures mereka biasa disebut – adalah seperti startups lainnya. Mereka diberi environment ketidak pastian, resiko, learning process, capital struggling  - sama seperti para startup pada umumnya – hanya mereka berada dalam lingkungan perusahaan well established raksasa.

Segala kesusahan dan rintangan yang umumnya dihadapi startups, sepadan dengan potensinya untuk menghasilkan sumber-sumber pertumbuhan baru yang tidak disangka-sangka oleh team yang puas dengan kemapanan.

Internal startups juga menjadi peluang jalur cepat bagi anak-anak muda yang memilih jalur berkarir di perusahaan besar, tetapi ingin menaiki tangga-tangga korporasi secara cepat – namun juga beresiko.

Karena risks and rewards yang berdampingan dengan begitu nyata inilah para startupers bisa lebih menghayati sumber-sumber rezeki yang tidak disangka-sangka asalnya (QS 65:2-3) dan tidak terhitung jumlahnya (QS 3:27).

Sama dengan startups pada umumnya yang bisa meminimize resiko sambil memperbesar peluang sukses dengan perbagai program mentoring, inkubasi, akselerasi dlsb., demikian pula Internal Corporate Startups.

Mentor mereka tidak bisa diperankan oleh perusahaan induknya – karena akan terjebak dalam pola pikir existing korporasi. Lantas siapa seharusnya mentor mereka ?

Mentor terbaik adalah ecosystem startups – dimana budaya startups memang sudah terbangun. Di Indonesia salah satunya adalah Indonesia Startups Center yang ada di Depok, yang dalam usianya tiga tahun ini telah melahirkan sekitar satu lusin startups baik yang gagal maupun yang berhasil.

Justru karena banyaknya yang gagal dan sedikitnya yang berhasil inilah – environment startups begitu terasa di Startup Center. Satu keberhasilan dapat meng-cover seluruh yang gagal, tinggal mengulangi keberhasilan dan belajar dari berbagai kegagalan.

Indonesia Startup Center (ISC) juga belajar langsung dari gurunya para startups dunia, bahkan team inti ISC saat ini masih berkantor di San Francisco bersama 500 Startups dunia. Pengalaman ini akan sangat berharga bagi para startupers negeri ini, baik yang sifatnya independent – maupun bagi korporasi yang ingin membangun Internal Corporate Startups mereka.

Jadi kalau Anda saat ini sedang menjalankan perusahaan raksasa, baik swasta maupun BUMN, atau bahkan non-profit organization – dan Anda ingin memiliki peluang pertumbuhan yang tidak disangka-sangka -  mungkin waktunya Anda untuk mulai merintis startups di lingkungan Anda.

Tidak tahu atau tidak pengalaman bagaimana startups ini harus mulai dari mana dan bagaimananya ? Tidak masalah, karena kini ada Startups Center di Depok lengkap dengan pengalaman lokal namun juga kaya dengan wawasan globalnya.

Kami tentu tidak tahu detil internal usaha Anda, justru ini yang menjadi plus point untuk bisa melihat usaha Anda dari kacamata yang sama sekali berbeda. Seperti ucapan pemenang nobel dunia Muhammad Yunus yang membangun Grameen Bank : “ Saya tidak akan pernah bisa membuat Grameen Bank – bila saya orang bank !”.

Inilah kelebihan para Startupers – mereka melihat sesuatu secara berbeda dari yang sudah ada. Sedangkan Startup Center seperti kami di ISC – Depok, role kami juga bukan mengajari bagaimamana-nya – karena setiap startups adalah unique, dan justru dengan ke-unique-an inilah mereka berpotensi unggul tanpa batas.


Role kami utamanya hanya tiga, yaitu memotivasi, menginspirasi dan men-challenge – selebihnya let the startup do it !  InsyaAllah kita semua bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar