Citronella : Si Cantik Dari Jawa

Rabu, 1 November 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Citronella bukan nama gadis, tetapi dia merepresentasikan segala sesuatu yang indah dipandang mata dan harum ketika dicium  – yang dalam bahasa arab disebut thiib. Di dunia ada dua jenis citronella yaitu type Ceylon dan type Java, dan type Java inilah yang paling cantik diantara keduanya. Dia mengandung Geraniol dan Citronellal yang lebih banyak, sehingga dia lebih harum. Artinya Jawa dan Indonesia pada umumnya, seharusnya merajai basic industry berbasis citronella ini, mengapa belum ?

Halal Tourism Industry

Selasa, 16 Mei 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Ada yang aneh di lapangan terbang Bangkok ketika saya baru-baru ini diundang untuk menjadi pembicara di conference mereka. Diantara yang menyambut saya dari Tourism Information mereka adalah wanita berjilbab, dan dari lapangan terbang sampai ke tempat conference – di kiri jalan tol setidaknya saya melihat dua masjid yang menonjol ! Ada apa di Thailand ? Tidak ada apa-apa, mereka hanya melihat pasar yang tumbuh pesat – yaitu pasar yang disebut Halal Tourism Industry. Thailand yang rajanya industri pariwisata di region ini, tidak mau ketinggalan dari negeri jirannya yang mayoritas muslim seperti Indonesia, Malaysia dan Brunei !

Tidak Ada Angsa Yang Tidak Bisa Berenang

Sabtu, 13 Mei 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Angsa liar tinggal di pohon-pohon pada ketinggian 4 sampai 20 meter di atas air. Telur angsa menetas di malam hari, dan pemandangan pertama yang disaksikan oleh si kecil angsa keesokan harinya adalah ibunya yang melompat dari ketinggian – terjun ke air yang jauh di bawah untuk mencari makan. Tanpa berpikir panjang dan tanpa rasa takut, si angsa kecil langsung terjun ke air mengikuti ibunya – dan mereka survive sejak hari pertamanya di dunia . Tidak ada angsa yang tidak bisa berenang tetapi manusia banyak yang tidak bisa berenang, mengapa ?

Menuju Perfect Equality

Kamis, 4 Mei 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Tugas yang sangat berat bagi para pemimpin – khususnya di bidang ekonomi – sebenarnya bukan hanya masalah pertumbuhan. Bisa saja pertumbuhan ekonomi itu tinggi, namun bila yang menikmati pertumbuhan itu hanya segelintir orang – maka negeri itu gagal memakmurkan mayoritas penduduknya. Ini yang tersirat dari datanya World Bank dan CIA untuk Indonesia selama lebih dari dua dasawarsa terakhir. Maka pertumbuhan ekonomi kedepan mestinya bukan hanya focus pada growth, tetapi juga harus sangat menekankan pada equality

Small Change, Big Impact

Selasa, 2 Mei 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Hal-hal kecil yang ada di sekitar kita itu seperti titik dan koma pada suatu kalimat yang panjang. Dia sendiri tidak bermakna apa-apa, tetapi kalimat yang panjang menjadi kacau maknanya bila kita salah menempatkan titik dan komanya. Dalam system ekonomi kita, titik dan koma itu ada pada uang receh – baik yang berupa koin maupun uang kertas yang bernominal kecil. Kita sering risih nggembol uang receh yang menjadi berat di saku kita, tetapi di pintu tol, di putaran pak Ogah, di wc umum, di tempat parkir dlsb. kita menjadi panik manakala tidak ada uang receh.

Collateral Beauty

Sabtu, 29 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Alkisah ada petani miskin tetapi memiliki kuda putih yang bagus, semua tetangganya menyarankan untuk menjualnya agar dia bisa memenuhi kebutuhannya. Selain itu kuda yang bagus juga mengundang orang lain yang berniat jahat untuk mengambilnya, tetapi si petani tidak menghiraukan saran para tetangga. Suatu hari kudanya bener-bener hilang dicuri orang, maka tetangganya pada berdatangan dan kebanyakan malah pada menyalahkan si petani. Si petani sendiri tidak bersedih ataupun berduka dengan kehilangan ini, karena dia melihat apa yang tidak dilihat oleh tetangganya – dia melihat collateral beauty !

Sukuk : Akses Modal Untuk Si Kecil (Juga)

Selasa, 25 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Karakter utama dari ekonomi Islam itu adalah keadilan, karena keadilan itulah yang lebih dekat kepada ketakwaan (QS 5:8). Bila ada sumber daya ekonomi yang bisa diakses oleh orang kaya atau perusahaan besar, maka sumber daya yang sama juga berlaku bagi si kecil atau yang miskin. Ekonomi kita timpang karena kebanyakan akses modal dan akses pasar hanya dikuasai segelintir perusahaan besar, bagaimana memperbaikinya ? Beri akses yang sama bagi si kecil.

Rumah Murah Gubernur Baru

Ahad, 23 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Kaum muslimin di Jakarta tentu lagi bergembira saat ini karena Gubernur baru yang digadang-gadangnya bener-bener terpilih. Lebih menggembirakan lagi karena pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru ini juga menjanjikan rumah murah tanpa uang muka untuk warganya. Saya tertarik untuk membantu program ini dengan contoh yang lebih konkrit lagi, bagaimana rumah bahkan bisa dicicil dengan jauh lebih murah dari yang ada selama ini. Mau lihat buktinya ?

Satellite View and Beyond

Sabtu, 22 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Orang Indonesia punya cara yang baik untuk menggambarkan masalah besar di depan mata yang justru tidak kelihatan, yaitu dengan ungkapan ‘gajah di pelupuk mata’. Senada dengan ini, dalam bahasa Inggris ada ungkapan ‘helicopter view’ – yaitu melihat sesuatu dari ketinggian atau kejauhan supaya yang semula tidak nampak menjadi nampak semua sisi-sisinya. Kalau kita tarik terus ke atas, dengan ‘satellite view’ kita akan bisa melihat scope yang lebih besar besar lagi. Bagaimana kalau terus kita tarik ke atas lagi, apa yang akan kita lihat ?

Riba-Free Ecosystem Untuk Keterjangkauan Rumah

Ahad, 16 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Tulisan saya tentang Keadilan Ekonomi Bukan Zero Sum Game dan Wong Telu rupanya banyak mengundang pertanyaan, utamanya terkait bagaimana pengadaan rumah bagi masyarakat muslim itu bisa benar-benar dilakukan tanpa riba. Jawabannya memang di jaman ini menjadi tidak mudah, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dilakukan. Bila sejumlah pihak perorangan maupun institusi berusaha cukup keras bersama-sama dan saling menunjang, insyaAllah riba-free ecosystem untuk keterjangkuan rumah itu bisa bener-bener dicapai.

Wong Telu

Kamis, 13 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dahulu dakwah para wali berjalan sangat efektif karena mereka terjun langsung menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat. Mereka mengajarkan amal yang nyata kepada para murid-muridnya, diantaranya adalah ajaran untuk menemui ‘wong telu’ dalam perjalanan dakwahnya. Siapa ‘wong telu’ ini ? Dia adalah tiga jenis orang yang harus ditemui, dalam bahasa jawa disebut wong kang luwe lan ngelak (orang yang lapar dan dahaga), wong kang kepanasen lan kudanan (orang yang kepanasan dan kehujanan) dan wong kang udo (orang yang telanjang).

Keadilan Ekonomi Bukan Zero Sum Game

Rabu, 12 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Kemarin saya melakukan survey kecil-kecilan untuk mendeteksi seberapa banyak masyarakat memahami konsep timbangan yang adil dalam ekonomi, hasilnya luar biasa. Lebih dari 200 orang merespon survey tersebut dalam waktu kurang lebih enam jam. Mayoritas pembaca situs ini tentu bisa menjawabnya dengan benar, bahkan ada yang menjawab sangat akurat pada jam 14:02 yaitu Bapak Oki Baskoro Rachmat – Maka beliaulah yang menang Quiz yang sekaligus survey tersebut. Jawabannya ada di artikel saya lebih dari 4 tahun lalu dalam tulisan Kembalinya Timbangan Yang Hilang.

Extreme Weather

Senin, 10 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sudah lebih dari 16 bulan negeri ini tidak mengalami musim kering, April sampai September 2016 lalu yang seharusnya musim kemarau – tetap turun hujan sehingga disebut kemarau basah. Hari-hari ini kita memasuki pekan kedua bulan April – kita juga masih diguyur hujan di sana – sini. Hujan dapat menjadi berkah seperti melonjaknya panenan padi kita tahun lalu, juga bisa menjadi musibah dengan banyaknya tanah longsor dlsb. Tetapi extreme weather bukanlah hal baru, ribuan tahun lalu juga sudah terjadi. Ada cara untuk menyikapinya dan ada cara untuk mengatasinya.

Agar Unta Nabi Saleh Bisa Ikut Minum

Kamis, 6 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sehari setelah saya menyinggung kartel ayam 12 perusahaan dalam tulisan ‘Ketika Iman Diuji’ , menteri keuangan RI malah mengungkap hal yang lebih mengerikan lagi – ternyata industri per-ayam-an hanya didominasi oleh 2 perusahaan saja. Kondisi seperti ini saya yakin bukan hanya pada masalah ayam, tetapi juga masalah makanan dan kebutuhan sehari-hari kita lainnya. Oligopoli yang mendominasi ekonomi ini sungguh tidak mudah untuk dicegah karena itulah karakter ekonomi kapitalisme itu sendiri, yang kuat yang menang dan pemenangnya mengambil semuanya – the winner take it all !

Ketika Iman Diuji

Ahad, 2 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Ketika ada sahabat yang datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam minta obat untuk saudaranya yang sakit perut, Nabi memberinya madu. Hingga tiga kali sahabat ini datang karena saudaranya belum juga sembuh, Nabi tetap memberinya madu. Ketika sahabat ini mulai ragu karena sakit perut saudaranya tidak kunjung sembuh, Nabi menguatkan imannya dengan “…Alllah pasti benar, perut saudaramu yang bohong…”. Dan setelah terapi madu ini diteruskan - saudaranya memang sembuh, begitulah antara lain iman itu senantiasa diuji.

Sedekah Yang Wangi

Rabu, 29 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Ada kebiasaan cerdas dan mulia dari Ummul Mukminin Aisyah Radlianllahu ‘Anha yang tidak terbayangkan oleh kita yang hidup di jaman ini. Yaitu bila ada pengemis mengetuk rumahnya, beliau mengusap uangnya dengan minyak wangi baru kemudian menyedekahkannya kepada si pengemis. Ketika ada yang bertanya mengapa beliau melakukan ini, dijelaskannya bahwa sedekah tersebut sampai di tangan Allah sebelum sampai di tangan pengemis – beliau ingin ketika sampai di tangan Allah sedekahnya dalam kondisi wangi !

La Nina dan El Nino

Ahad, 26 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Setahun terakhir negeri ini tidak mengalami musim kering karena kemaraunya-pun basah – tetap ada hujan di musim kemarau. Dampaknya lahan sawah yang biasanya ditanami padi satu atau dua kali setahun, tahun ini banyak yang bisa ditanami tiga kali. Karena musim hujan yang turun di musim kemarau – yang biasanya kering – juga membuat kita tidak perlu banyak direpotkan dengan kebakaran hutan yang meluas seperti tahun-tahun sebelumnya. Peristiwa semacam ini bisa dijelaskan secara ilmiah melalui fenomena La Nina dan El Nino, tetapi juga bisa menjadi tadabur terhadap ayat-ayatNya utuk mengantisipasi what next-nya !

Solusi Dari Petani

Jum'at, 24 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Waktunya tinggal 13 tahun lagi dari yang ditargetkan Uni Eropa untuk ekonomi mereka berubah dari fossil-based economy menjadi bioeconomy yang lebih sustainable, Mereka bahkan sudah memiliki blue print yang sangat jelas tentang The European Bioeconomy 2030. Meskipun belum sedetil Uni Eropa dalam merumuskannya, negara-negara lain pasti juga akan mengikutinya. Bahkan salah satu negeri yang berpeluang sangat baik di era bioeconomy adalah Indonesia, dan ini berarti juga peluag besar bagi para petani untuk mengambil perannya yang lebih significant dalam ekonomi negeri ini kedepan.

Bumi Para Wali

Rabu, 22 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Selama berabad-abad kaum Yahudi tinggal di kota kecil Yastrib sebelum menjadi Madinah. Mereka berbahasa Arab, berpakaian seperti orang Arab sehingga sulit dibedakan dengan orang Arab pada umumnya. Hanya saja ketika beraktifitas ekonomi, baru karakter asli mereka nampak. Mereka melilit orang Arab dengan pinjaman berbunga tinggi – sedemikian tinggi sehingga tidak bisa dibayar. Melalui cara inilah mereka sedikit demi sedikit menguasai bumi orang Arab. Kapitalisme ribawi yang merupakan penjelmaan praktek tersebut di jaman kita ini, bahkan lebih kejam dari yang dilakukan kaum Yahudi di jaman tersebut. Bagaimana cara system ini mengambil bumi kita ?

Biji Untuk Bumi Yang Mati

Jum'at, 17 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bila kita mengira bahwa swasembada pangan itu telah atau akan segera tercapai tanpa kerja keras, mungkin kita akan kecewa. Sebagian besar masyarakat yang sudah makan kenyang-pun ternyata rata-rata kwalitasnya jauh lebih rendah dari rata-rata dunia. Dalam konsumsi daging merah misalnya (sapi dan domba/kambing), tahun 2016 lalu menurut OECD-FAO rata-rata kita hanya mengkonsumi 2.6 kg/tahun per kapita – sementara rata-rata dunia untuk konsumsi daging yang sama adalah 8.2 kg/tahun per kapita. Bagaimana kita bisa mengejar ketinggalan ini ?

Uang Yang Mengusir Pemiliknya

Kamis, 16 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Di kota-kota penyangga Jakarta seperti Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang dlsb., mudah kita jumpai keluarga tua yang senang berkisah nostalgia tentang rumahnya yang dahulu. Mereka suka bercerita : “…dahulu kami tinggal di…”, tempat yang dimaksud rata-rata kini telah menjadi pusat perkantoran atau perdagangan bergengsi di Jakarta. Apa yang ‘mengusir’ mereka dari tempat tinggal aslinya tersebut ke tempat tinggalnya sekarang ? Tanpa mereka sadari, sebenarnya uang mereka sendirilah yang ikut menjadi penyebabnya. Kok bisa ?

Amazing Grains

Jum;at, 10 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Di antara tanaman-tanaman yang banyak sekali disebut di Al-Qur’an adalah tanaman penghasil biji-bijian. Karena pentingnya biji-bijian ini dalam unsur makanan kita – dia ada di setiap peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. Ada yang tumbuh di negeri tropis yang banyak hujannya seperti padi, ada yang tumbuh di daerah kering dan empat musim seperti gandum. Ada pula biji-bijian yang tumbuh baik di negeri empat musim maupun tropis sekaligus, diantaranya adalah jagung dan sorghum. Ketahanan pangan kita sangat berkorelasi langsung dengan penguasaan biji-bijian ini.

Ketika Yang Fitrah Menjadi Exception

Selasa, 27 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bagi masyarakat yang karena satu dan lain hal harus diet ketat, ada daging khusus untuk mereka – daging yang jauh lebih mahal dari daging pada umumnya – daging yang disebut grassfed meat. Apa sesungguhnya grassfed meat ini ? tiada lain dia adalah daging dari binatang ternak sapi, domba dan kambing – yang diberi makan rumput! Lho , bukannya hewan-hewan ternak ini memang seharusnya makan rumput ? mengapa sekarang menjadi istimewa ? Ternyata karena mayoritas daging yang kita makan sekarang bukan lagi dari ternak yang memakan rumput !

Riba-free Ecosystem

Senin, 6 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Meskipun kita tahu bahwa ‘riba telah mengambil makanan kita’,  mengapa sulit sekali kita berlepas diri darinya ? karena riba itu telah menyelimuti kita seperi pekatnya malam dalam ecosystem ribawi yang sangat kompleks. Seperti ikan yang hidup dalam laut yang tercemar, seberapa kuat-pun dia ingin mengambil oksigen bersih dari air dan memilih-milih makananannya – tetap saja dia harus mendapatkannya dari air yang sudah tercemar. Seperti itulah ecosystem yang menyelimuti kita sehingga seberapa kuat-pun kita ingin bebas riba, debu-debu riba tetap terhirup masuk ke tubuh kita. Lantas apa solusinya ?

Teluk Lada

Kamis, 2 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sejak Sekolah Dasar kita belajar bahwa dahulu bangsa barat menjajah negeri ini awalnya berburu rempah-rempah. Namun kita pada umumnya hanya paham sampai ‘apanya’ bukan ‘mengapanya’, mengapa mereka menempuh perjalanan yang sangat jauh ‘hanya’ untuk berburu rempah-rempah ? Karena system pembelajaran kita lebih menekankan ‘what’ bukan ‘why’, maka kita kurang bisa mengambil pelajaran yang sesungguhnya. Kalau saja kita memahami ‘why’-nya – we will know the reason behind everything – insyaAllah kita tidak pernah terjajah lagi.

Life Purpose

Selasa, 28 Februari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Mark Twain atau Samuel Langhorne Clemens adalah penulis dan entrepreneur abad 19, yang karyanya hingga kini banyak menginspirasi perusahaan-perusahaan raksasa di dunia. Menurut si Mark Twain ini, ada dua hari terpenting dalam kehidupan manusia – yaitu yang pertama adalah kelahirannya dan yang kedua adalah ketika dia tahu untuk apa dia dilahirkan. Konon kebanyakan orang di dunia barat tidak tahu untuk apa dia dilahirkan, maka sedikit yang tahu alasan untuk apa dia dilahirkan dan kemudian dengan passion mengejarnya – itulah yang sukses. Kita tentu memiliki cara tersendiri dalam memahami hal ini, tetapi apakah itu ?

The Drill

Senin, 20 Februari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Di gedung-gedung, kantor dan hotel selalu ada petunjuk bila terjadi kebakaran dimana ngumpul penghuninya dan rute jalan menuju titik berkumpul ini. Demikian pula di tempat-tempat wisata, selalu ada petunjuk arah evakuasi bila terjadi tsunami, letusan gunung berapi dlsb. Bila orang sudah terbiasa dengan petunjuk menghadapi resiko, justru tidak demikian dengan resiko yang teramat sangat besar – yaitu rangkaian peristiwa akhir zaman. Kemana kita akan mengungsi ketika Dajjal turun ? dimana kita seharusnya berada pada saat perang besar terjadi ?

The Preparedness Check

Jum'at, 17 Februari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Sejak peristiwa The Great Depression tahun 1930 di berbagai belahan dunia muncul sekelompok kecil manusia yang menyebut dirinya the preppers, preppy, the survivalist dlsb. Intinya adalah sekelompok manusia yang menyiapkan diri bila sesuatu yang terburuk terjadi di dunia karena satu dan lain sebab. Karena tanpa petunjuk yang jelas untuk mengantisipasi sesuatu yang belum pernah terjadi, maka cara yang mereka lakukan juga aneh-aneh sehingga malah sering menjadi ejekan. Ironinya adalah umat Islam sebenarnya diberi petunjuk yang sangat jelas untuk mengantisipasi berbagai kejadian yang menuju pada peristiwa akhir jaman ini, tetapi sangat sedikit dari kita yang siap – mari kita lihat buktinya bersama !

Santri Di Silicon Valley – Pasca Teknologi

Jum'at, 10 Februari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Kali ini giliran si santri sengaja mencari waktu Pak Kyai untuk mengadukan kegalauannya setelah belajar di Silicon Valley - yang juga disebut Valley of Gods atau lembah para dewa. Sebenarnya di Amerika sendiri yang semula disebut Valley of Gods adalah Sandstone Valley, di San Juan County – Utah. Tetapi di jaman modern ini orang men-dewa-kan teknologi dan penguasaan ekonomi, maka penyebutan lembah para dewa itu beralih ke Silicon Valley. Karena disinilah bersemayam para ‘dewa-dewa’ modern itu. Lantas apa yang membuat si santri galau ?

Santri Di Silicon Valley (2)

Rabu, 1 Februari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Keesokan harinya setelah selesai sholat subuh Pak Kyai ingin menggali lebih dalam lagi dari santrinya, pelajaran apa sesungguhnya yang telah dia pelajari dari mbah Google. Pak Kyai ingin tahu, bagaimana perusahaan yang belum juga berusia dua dasawarsa itu begitu mempengaruhi peradaban dunia saat ini. Betapa tidak, setiap menit ada 2 juta orang di dunia yang mencari sesuatu di Google. Apa rahasianya sehingga hampir semua orang yang melek internet di dunia menggunakan Google dalam pencariannya ?

Santri Di Silicon Valley

Selasa, 31 Januari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Seorang santri yang melek teknologi diundang untuk datang ke Silicon Valley, dan yang menggundangnya adalah dedengkot Silicon Valley yaitu mbah Google. Setelah sempat bimbang sesaat, akhirnya dengan pertimbangan bahwa ilmu dan hikmah itu milik para santri yang harus direbut dari mana saja datangnya – akhirnya berangkatlah si santri ini. Setelah melalui berbagai diskusi-diskusi panjang, brain storming session yang melelahkan baik formal maupun informal – karena dia santri, dia tidak melihat apa-apa di Google, dia hanya melihat Al-Qur’an ! Apa sebenarnya yang dia lihat ?

5 Langkah Meninggalkan Pekerjaan Ribawi

Kamis, 26 Januari 2017
Oleh: Muhimin Iqbal

Ada pertanyaan yang menggelitik saya dari salah seorang calon orang tua santri yang sangat ingin memasukkan anaknya ke jaringan Kuttab Al-Fatih. Pertanyaan tersebut begini : “Pak Iqbal, apakah ada keharusan orang tua dari santri Kuttab Al-Fatih untuk meninggalkan pekerjaannya ?” sayapun kaget dengan pertanyaan ini, maka saya tidak langsung jawab. Saya malah balik bertanya : “Mengapa ibu bertanya demikian ?”, dia kemudian menjelaskan dengan beberapa contoh temannya yang keluar dari pekerjaannya setelah menyekolahkan anaknya di Kuttab Al-Fatih. Maka saya pelajari kasus-kasus semacam ini dan hasilnya justru sungguh menggembirakan !

3 in 1 Solusi Bebas Riba

Selasa, 17 Januari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila riba begitu dilarang dalam Islam, pastilah karena riba sangat banyak menimbulkan mudharat – sampai-sampai kenaikan harga cabe, kelangkaan bahan pangan dan berbagai produk kebutuhan lainnya-pun bisa karena riba. Tetapi Dia Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, pasti tidak akan membiarkan hambanya begitu saja terlilit dengan riba tanpa memberinya solusi. Dan solusi dariNya itu begitu efektif sehingga satu solusi kadang menyelesaikan begitu banyak masalah sekaligus. Untuk mengatasi riba ini saya melihat adanya solusi 3 in 1-nya, satu solusi untuk mengatasi tiga pilar ekonomi sekaligus yaitu pasar, produksi dan modal.

Riba Yang Mengambil Makanan Kita

Senin, 9 Januari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bila hari-hari ini harga cabe , daging dan bahan makanan lainnya melonjak – siapa yang paling pantas disalahkan ? Saya menyalahkan riba ! Kok bisa ? Bagaimana riba menyebabkan harga pangan melonjak ? inilah kesempatan bagi kita untuk bisa memahami dampak buruk riba seterang siang hari. Dampak itu begitu langsung dan nyata bukan hanya sekedar teori, maka setelah datang petunnjukNya yang begitu jelas itu – apakah kita masih hendak melanggengkan system ribawi dalam pengelolaan ekonomi kita ?

Asset Waktu

Rabu, 4 Januari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Satu tahun baru berlalu dan tanpa kita sadari asset paling berharga kita menyusut dengan sangat cepat – itulah waktu. Bisa saja Anda memiliki segala macam asset yang berharga dari mulai keluarga (SDM), berbagai bentuk harta seperti emas, perak, kendaraan, ternak, kebun dlsb. namun bila satu asset tidak Anda miliki yaitu waktu – maka segala asset yang lain tersebut menjadi tidak ada gunanya bagi Anda.