Asset Waktu

Rabu, 4 Januari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Satu tahun baru berlalu dan tanpa kita sadari asset paling berharga kita menyusut dengan sangat cepat – itulah waktu. Bisa saja Anda memiliki segala macam asset yang berharga dari mulai keluarga (SDM), berbagai bentuk harta seperti emas, perak, kendaraan, ternak, kebun dlsb. namun bila satu asset tidak Anda miliki yaitu waktu – maka segala asset yang lain tersebut menjadi tidak ada gunanya bagi Anda.


Begitu pentingnya asset waktu itu sehingga Allah sendiri bersumpah demi waktu ! Kemudian Allah memasukkan seluruh manusia ke dalam himpunan universal orang-orang yang merugi. Hanya sedikit saja yang dikeluarkan dari himpunan tersebut yaitu orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dengan kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran. ( QS 103 : 1-3)

Rangkaian ayat di surat Al-‘Asr tersebut sebenarnya juga menjadi petunjuk bagi kita untuk mengelola waktu kita, karena hanya empat syarat yang saling terkait tersebutlah yang akan mengeluarkan kita dari kerugian.

Lantas bila seluruh waktu kita seyogyanya hanya untuk empat hal tersebut di atas, kapan kita bekerja, beristirahat, rihlah dlsb. ? Bila bekerja kita dilandasi dengan keimanan dan niat untuk  beramal sholeh – kita lebih mencari ridlonya ketimbang mencari uang atau rezeki karena yang terakhir ini sudah dijamin sementara yang pertama tidak – maka insyaAllah kita sudah akan meniti jalan keluar dari himpunan orang yang rugi tersebut di atas.

Bagaimana dengan istirahat kita ? setiap bagian tubuh kita punya hak. Begitu pentingnya hak tersebut sampai tidak kurang dari 7 kali Allah mengingatkan kita untuk beristirahat di malam hari ( QS 6:96 ; 10:67 ; 25:47 ;27:86; 28:72 ; 28:73; 40:61).

Tidak hanya di malam hari, Allah juga mengisyaratkan kita untuk istirahat di tengah siang hari di satu ayat (QS 7:4).  Perbandingan jumlah ayat-ayat ini juga mengisyaratkan rasio istirahat kita di malam hari dibandingkan di siang hari, istirahat di siang hari mestinya tidak lebih dari satu jam maksimal.

Katakanlah panjangnya malam 12 jam, setelah dikurang 1/3 malam yang kita dianjurkan untuk bangun – tinggal 8 jam. Bila dikurangi waktu magrib dan isyak minimal 1 jam, maka tinggal maksimal 7 jam. Dari sinilah kita bisa mengukur berapa maksimal waktu yang kita butuhkan untuk istirahat siang – agar kita tidak termasuk orang yang malas dan membuang waktu sia-sia.

Bentuk istirahat itupun juga jelas, bukan mengobrolkan hal-hal yang tidak berguna ataupun aktivitas lain diluar konteks keimanan dan amal shaleh tersebut di atas – bentuk istirahat ini tidak lain adalah tidur ! ayatnya jelas  : “dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS 78:9)

Pekerjaan pertama saya dahulu di perusahaan yang didirikan oleh para pejuang kemerdekaan – yang dididik masih di jaman Belanda. Maka konon di tahun-tahun 50-an sampai 70-an, perusahaan menyediakan tempat istirahat tidur siang bagi karyawannya.

Kini perusahaan rata-rata melarang keras karyawannya untuk tidur di kantor karena menunjukkan kemalasan. Maka sebenarnya ada jalan tengah yang baik untuk ini, yaitu menggunakan rasio ayat-ayat tersebut di atas. Bukan hanya boleh, tetapi karyawan didorong untuk tidur di jam istirahatnya – tetapi tidak di luar jam istirahat itu !

Mengapa Islam mengatur begitu detil waktu kita – sampai dengan waktu tidur-pun diberi petunjuknya ? Agar sangat jelas bagi kita waktu untuk menjaga vitalitas dan produktifitas yang maksimal – tanpa mengurangi hak dari masing-masing anggota tubuh kita.

Bagaimana dengan rihlah atau bepergian untuk berbagai urusan ? lagi-lagi bukan hanya boleh, kita bahkan diperintahkan untuk berjalan di muka bumi untuk mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu ( QS 16:36 ; 20:128; 27:69; 35:44), melembutkan dan membuka hati (QS 22:46), mempelajari kehidupan manusia (QS 29:20), mepelajari negeri-negeri (QS 34:18), mencari keamanan (QS 44:23) dan tentu juga untuk mencari rizki (QS 67:15; 73:20; 63:10).

Maka sebagaimana yang dijanjikanNya bahwa Al-Qur’an itu menjawab seluruh persoalan, rahmat dan petunjuk (QS 16:89), meskipun aktivitas pemanfaatan waktu kita hanya berkisar pada empat hal yaitu membangun keimanan, amal shaleh, menasihati untuk kebenaran dan untuk kesabaran – penjabarannya bisa sangat luas, meliputi seluruh aspek yang akan membuat manusia ini unggul.

Bahkan kita juga diberi petunjuk tentang waktu khusus, waktu dimana lebih berharga dari seluruh keindahan dunia dan seiisinya – itulah waktu sahur, waktu kita dianjurkan untuk beristigfar. Perhatikan petunjuk detilnya ada di rangkain surat Ali Imran 14-19, para pemburu dunia dapat mentadaburi ayat-ayat di surat Ali Imran tersebut untuk memperoleh yang lebih baik dari seluruh keindahan dunia dan seisinya.

Aku Adalah Waktu…

Ketika aku ada orang banyak membuangku,
ketika aku pergi orang hanya bisa menyesali, aku tidak pernah kembali.

Aku datang tanpa perlu diundang,
aku adalah pedang milik para penakluk tantangan, milik para pemenang.


Aku datang bukan untuk dikenang satu tahun yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar