Tidak Ada Angsa Yang Tidak Bisa Berenang

Sabtu, 13 Mei 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Angsa liar tinggal di pohon-pohon pada ketinggian 4 sampai 20 meter di atas air. Telur angsa menetas di malam hari, dan pemandangan pertama yang disaksikan oleh si kecil angsa keesokan harinya adalah ibunya yang melompat dari ketinggian – terjun ke air yang jauh di bawah untuk mencari makan. Tanpa berpikir panjang dan tanpa rasa takut, si angsa kecil langsung terjun ke air mengikuti ibunya – dan mereka survive sejak hari pertamanya di dunia . Tidak ada angsa yang tidak bisa berenang tetapi manusia banyak yang tidak bisa berenang, mengapa ?


Angsa tidak berfikir – apalagi angsa kecil, mereka mengikuti nalurinya dan mereka survive. Manusia diberi jauh lebih banyak dari angsa, kita memiliki akal dan kita memiliki petunjuk. Maka sudah seharusnyalah manusia bisa jauh lebih dari angsa, jauh lebih pandai berenang dalam artian harfiah – yaitu bener-bener berenang. Maupun berenang dalam maknawi, yaitu kemampuannya untuk mengarungi lautan kehidupan.

Yang pertama berenang dalam pengertian harfiah. Berenang adalah satu dari empat hiburan yang tidak pernah sia-sia atau tidah pernah menjadi laghwi. Tiga lainnya adalah ‘bersenda gurau’nya suami istri, memanah dan berkuda. Bahwa dalam hadits dijelaskan tidak pernah dianggap sia-ia, pastilah dia memiliki nilai amalan tersendiri.

Bahkan Khalifah Umar Bin Khattab memerintahkan untuk mengajarkan tiga hal pada anak-anak yaitu berkuda, memanah dan berenang. Pertanyaannya adalah dimana muslim belajar berenang ? pertanyaan yang selama ini belum terjawab inilah yang menyebabkan kita pada tidak bisa berenang – kalah dengan angsa kecil tersebut di atas.

Asal tidak panik saja, rata-rata manusia bisa mengambang di atas air. Massa jenis tubuh manusia berkisar antara 0.97-0.98 tergantung kandungan lemak tubuhnya, semakin banyak otot ketimbang lemak semakin tinggi massa jenis tubuhnya dan sebaliknya. Tetapi asal masih dibawah 1.0  dia mestinya bisa mengambang di atas air, lebih mudah lagi mengambang di laut karena masa jenis air laut lebih dari 1.0.

Tetapi para ummahat muslimah tidak bisa mengajarkan anaknya berenang di tempat umum karena nyaris tidak adanya tempat khusus untuk mereka. Memang ada lady’s day di sebagian kolam renang, namun selain ini sangat terbatas – juga tidak sepenuhnya aman secara syar’i. Karena aurat muslimah tidak boleh juga dilihat oleh wanita non-muslim.

Untuk laki-laki bagaimana ? kolam renang umum tidak membuka hari khusus untuk laki-laki, tidak ada men’s day. Artinya ketika kita berenang bisa kapan saja menyelonong wanita-wanita yang juga berenang di kolam yang sama. Walhasil, kolam renang umum juga tidak aman bagi laki-laki muslimin.

Lantas dimana kaum muslimin laki-laki dan perempuan belajar berenang dan menikmati hiburan yang tidak pernah sia-sia ? Inilah waktunya kita garap kebutuhan kaum muslimin ini secara sungguh-sungguh, agar kita semua bisa berenang – wallahu a’lam apa pentingnya berenang ini nantinya kok sampai dinilai sebagai perbuatan yang tidak pernah sia-sia.

Aurat-Based Rule for Swimming Pool
Di Depok tepatnya di Startup Center , kami sudah menyiapkan satu contoh solusi untuk menjawab kebutuhan kaum muslimin ini. Bentuk konkritnya adalah kolam renang yang kita atur dengan cara sederhana, yaitu menggunakan aturan yang kita sebut Aurat- Based Rules. Penyewanya harus sesama muslimah, sesama muslim atau keluarga muslim.

Rujukan bakunya adalah petunjukNya tentang aurat yang terperinci di Surat An-Nur ayat 31 berikut :

Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,  dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali  kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan mereka (se-iman), atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak memiliki keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan…” (QS 24:31)

Dengan lahirnya model untuk melayani kebutuhan umat pada hiburan yang tidak sia-sia ini, kami juga mengundang berbagai pihak yang mampu dan tertarik untuk menyiapkannya di sejumlah daerah – sehingga kebutuhan umat untuk yang satu ini juga terpenuhi. Dari sisi bisnispun insyaAllah menarik, tetapi nilai keberkahan melayani umat insyaAllah akan jauh lebih  berarti.

Seperti juga memanah dan berkuda yang sekarang pelatihannya mulai marak di sejumlah kota, mengapa tidak dengan yang berenang ini. Bisa jadi kita akan sangat membutuhkan tiga keahlian ini menjelang akhir jaman yang tentu saja tidak semakin jauh. Generasi mendatang akan memerlukan tiga skills ini, maka inilah makna perintah untuk mengajarkannya ke anak-anak kita.

Selain memiliki arti harfiah berenang nyemplung ke air, belajar berenang juga juga dapat diartikan secara maknawi untuk melatih skills dalam mengarungi lautan kehidupan ini. Orang tidak akan pernah bisa berenang kecuali bener-benar nyemplung ke air. Bisa jadi dia akan glagepan beberapa saat, tetapi insyaAllah setelah glagepan itulah dia akan bisa berenang.

Maka demikian juga skills untuk berdagang, berusaha dan lain sebagainya. Kita tidak akan pernah pandai berdagang dan berusaha, hanya melalui baca buku, duduk di ruang kuliah, seminar dan lain sebaginya. Kita hanya akan trampil berdagang dan berusaha bila kita mau bener- bener terjun, berani glagepan dahulu untuk beberapa saat sebelum akhirnya terbangun skills berdagang dan berusaha itu.

Inilah mengapa kolam renang syar’i yang pertama ini kami buat di Startup Center, karena belajar berenang itu sendiri bisa menjadi sumber inspirasi untuk melatih mental dan mindset kita. Bahwa tidak ada angsa yang tidak bisa berenang, masak kita kalah sama angsa sih ? Tetapi lebih dari itu, tidak ada manusia hidup yang tidak diberi rezeki cukup – asal dia selalu siap bangun pagi-pagi dan terjun dari ‘sarangnya’ untuk berenang menyongsong rezeki di lautan kehidupannya. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar