Dinar, Dollar dan US$ Index…

Dinar since 2000
Pada tulisan saya kemarin, saya menyajikan kinerja harga Dinar dalam Rupiah disandingkan dengan harga emas dunia dalam US$ /oz dan juga US$ Index. Dalam jangka pendek satu sampai lima bulan sejak awal tahun ini, grafik keduanya menunjukkan gerakan harga Dinar dalam Rupiah yang sejalan dengan gerakan US$ Index.


Agar informasi yang saya sajikan tersebut lebih komplit, maka kali ini saya sajikan grafiknya dalam tempo yang lebih panjang yaitu sejak awal 2000 lalu. Dari grafik disamping Anda sekarang bisa lihat, bahwa dalam jangka yang lebih panjang –Harga Dinar (dalam Rupiah) cenderung konsisten berjalan seiring dengan harga emas dunia dalam US$ - yang berlawanan arah dengan pergerakan US$ Index.

Artinya apa ini ?

Fenomena yang seharusnya Rupiah memiliki daya beli yang menguat pada saat pembandingnya (US$) melemah, ternyata hanya bisa bertahan dalam periode yang pendek. Dalam jangka panjangnya daya beli Rupiah (paling tidak bila diukur dengan daya belinya terhadap  emas) cenderung sejalan dengan menguat atau melemahnya daya beli US$.

Lantas akan kemana arah US$ kedepan ?


Tidak ada yang bisa mengetahui secara pasti apa yang akan terjadi kedepan, hanya saja kalau kita lihat trend yang ada dalam dasawarsa terakhir seperti yang ditunjukkan oleh grafik diatas – rasanya sulit untuk membayangkan tiba-tiba trend berbalik arah. Artinya saya cenderung berpendapat bahwa trend yang ada sekarang akan terus demikian, mungkin ada koreksi-koreksi jangka pendek tetapi tidak akan merubah arah trend jangka panjangnya.
Hal ini juga ditunjang dengan perilaku otoritas moneter dunia yang mencetak uang kertas seenaknya selama krisisberlangsung lebih dari setahun terakhir. Kedua adalah perlahan tetapi pasti negara-negara seperti China mulai mengurangi ketergantungannya pada US$. Mereka mulai pinter untuk tidak tertipu dengan keperkasaan US$ sesaat.

Dari grafik tersebut diatas – kita juga bisa tahu bahwa tanpa krisis-pun US$ menurun daya belinya selama dasawarsa terakhir; bagaimana mungkin dalam krisis atau setelahnya dia akan meningkat daya belinya ?. Wa Allahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar