Masterpiece Dari Kumpulan Barang Bekas...

WasteTiga belas tahun lalu saya mendapatkan amanat untuk menjalankan perusahaan publik tua yang lahir di awal-awal kemerdekaan negeri ini. Sebagaimana perusahaan tua lainnya, perusahaan tersebut dipenuhi oleh orang-orang yang sudah puluhan tahun bekerja di perusahaan. 

Positifnya mereka adalah orang-orang yang sangat loyal pada perusahaan dan telah berjasa menjaga keberadaan perusahaan melalui berbagai gejolak yang terjadi di negeri ini. Sedangkan negatifnya karena mayoritas   menjelang pension, sulit sekali memotivasi mereka untuk bersaing dengan anak-anak muda yang secara bertahap mengisi berbagai posisi penting di perusahaan. 
Suatu saat dalam kunjungan ke cabang Bandung, saya melihat karya seni berupa miniatur motor besar yang terbuat dari berbagai macam barang bekas. Mulai dari bekas mesin jam tangan, bekas selang bak mandi, bekas senapan angin dan berbagai bekas lainnya. 
Melalui tangan-tangan kreatif, semua barang bekas tersebut ditempatkan dalam tempat yang pas – dirangkai dalam design motor besar yang ekslusif. Hasilnya ?, sungguh mengagumkan – tidak nampak bahwa masterpiece tersebut  dibuat dari barang bekas. Yang nampak adalah sebuah miniatur motor besar yang indah. Masterpiece dari barang bekas inilah yang akhirnya saya gunakan untuk memvisualisasikan betapa pentingnya peran setiap orang dalam perusahaan.
Kepada seorang messenger misalnya, saya ceritakan bagaimana jadinya motor besar tersebut bila amunisi angin – yang merepresentasikan knalpot  - saya letakkan melintang diatas tempat duduk ?; maka orang tidak akan melihatnya seperti motor besar – orang akan melihat bentuk sampah yang dionggokkan. Begitu pulalah peran seorang messenger, apapun yang dijanjikan manajemen untuk klien seperti layanan tepat waktu dlsb; bila messenger yang diserahi tugas untuk mengantarkan dokumen (yang dijanjikan tepat waktu tersebut) lalai – maka orang hanya akan melihat perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang tidak bisa menepati janji.
 Jadi di mata client, peran messenger sama pentingnya dengan peran saya sendiri yang direktur di perusahaan tersebut saat itu – dalam mencitrakan seperti apa perusahaan tempat kita berkarya bersama tersebut. Peran yang dimainkan dengan tepat dan  sungguh-sungguh oleh setiap individu inilah yang akan menghasilkan masterpiece, bila ada satu saja individu yang memainkan peran seenaknya – maka bukan masterpiece yang terbentuk – melainkan tumpukan sampah. 
Contoh konkritnya begini ; dalam suatu perjalanan darat baru-baru ini sepanjang pantura – saya terjebak kemacetan selama 6 jam lebih untuk mencapai suatu kota di Jawa Barat, yang biasanya bisa ditempuh 4 jam  -- waktu itu saya perlu 10 jam !. Demikian pula semua orang yang lewat jalan tersebut; diantara mereka ada angkutan umum yang otomatis akan merugi gara-gara kemacetan ini, truk-truk pembawa logistic, para pelaku usaha yang terbuang waktunya secara percuma – dan berbagai kerugian lain yang tidak kehitung jumlahnya – padahal ini bukan musim lebaran yang memang biasanya macet .
 Apa penyebab kerugian yang sangat besar tersebut ? penyebabnya adalah karena ada peran yang tidak dimainkan dengan baik oleh penanggung jawab projek perbaikan jalan di kota tersebut.  Untuk mengelola perbaikan jalan tanpa menyebabkan kemacetan yang sangat parah kan tidak memerlukan kecerdasan seorang rocket scientist, artinya rata-rata project manager seharusnya bisa memanage projek perbaikan jalan raya dengan minimal disruption. 
Karena kegagalan si project  manager tersebut - dimata korban kemacetan jalan – pemerintahlah yang gagal. Pemerintah yang gagal ini menyangkut Bupati/Walikota ; Gubernur sampai Presiden. Bila diantara yang menjadi korban kemacetan ini meliputi juga para calon investor – maka tentu mereka akan berpikir beribu kali untuk menginvestasikan dananya ke daerah/negeri ini karena betapa beratnya ongkos ekonomi dari keamburadulan infrastructure ini. 
Jadi untuk menjadikan negeri ini masterpiece, tidak cukup hanya presidennya yang baik; gubernurnya yang baik atau walikotanya yang baik; tetapi adalah seluruh aparat yang terlibat dalam layanan public atau menangani pekerjaan yang menjadi kepentingtan public harus memerankan perannya masing-masing secara baik dan sungguh-sungguh. Tanpa keberhasilan menyeluruh ini, yang nampak dimata client (bisa rakyat, investor dlsb) hanyalah tumpukan barang bekas seperti  contoh miniatur motor besar saya tersebut diatas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar