Meng-Create Value Dan Mementaskan Kemiskinan…

Value Creation
Sejak kecil kita diajari bahwa kita hidup di negeri yang kaya, subur makmur, gemah ripah loh jinawi. Bahkan tongkat dan batu-pun jadi tanaman, lautannya-pun kolam susu…pendek kata inilah negeri di ‘surga’ itu.


Lantas mengapa ketika melihat realitanya di negeri ini puluhan juta orang masuk kategori miskin, pengangguran melimpah, dan dalam banyak kebutuhan pokok kita masih mengandalkan produk impor. Jagung, kedelai , susu, daging dan bahkan bahan makanan ternak seperti fish meal – pun kita juga masih impor. Lantas dimana itu tanah yang katanya subur, laut yang penuh ikan dlsb.dlsb ?.

Bagi yang pernah pergi berhaji dan melihat betapa tandusnya tanah Arab, pasti setuju bahwa kita yang hidup di Indonesia ini bagaikan di ‘surga’ bila dibandingkan kegersangan tanah Arab. Bahwasanya dalam realita masih begitu banyak rakyat Indonesia yang menderita – ini hanya karena kita kurang pandai meng-create value dari potensi yang ada di sekitar kita, atau dalam bahasa agamanya kita kurang pandai mensyukuri nikmat yang ditebarkan Allah dibumi ini.

Kalau menurut Muhammad Yunus pangkal kemiskinan adalah tertutupnya akses terhadap kapital, maka akses terhadap kapital inilah yang antara lain harus didandani bila kita ingin memakmurkan bumi yang kita cintai ini.

Untuk membuka akses terhadap kapital ini, saya pribadi paling sreg adalah melalui jaringan BMT – karena BMT punya dua sayap. Sayap pertama adalah Baitul Mal yang akan sangat berguna dalam menggerakkan aktifitas sosial, dan sayap kedua adalah Baitut Tamwil yang akan menggerakkan sayap komersial – yang dapat  pula menghasilkan dana yang sustainablebagi sayap sosialnya.

Pertanyannya adalah bagaimana kita mengangkat citra BMT ini untuk dapat menjadi institusi unggulan, sehingga mampu menyedot dana masyarakat dan mampu pula menyalurkannya dengan amanah dan professional  ? Inilah tantangannya.

Jaringan BMT akan mampu bersaing dengan industri perbankan konvensional dan pasar modal bila BMT ini mampu melakukan value creation sedemikian rupa sehingga masyarakat memang benar-benar merasakan keunggulannya. Potensi untuk melakukan value creation di BMT ini memang sangat besar, saya sendiri melihat setidaknya ada empat penggerak value creation yang bisa kita optimalkan.

Pertama adalah efficiency. Mumpung BMT-BMT sekarang masih kecil-kecil dan relatif muda usia rata-ratanya, maka dia belum memiliki beban perusahaan tua seperti yang dimiliki industri perbankan dan pasar modal. Beban perusahaan tua ini rata-rata adalah karyawan yang terlalu banyak – karena waktu lahirnya dahulu teknologi belum seperti sekarang.

Sebagai institusi yang lahir di zaman modern yang serba teknologi, BMT harusnya bisa jadi jauh lebih efisien. Penyaluran dana dari anggota ke anggota juga akan memotong jalur birokrasi aliran dana, yang juga akan menambah efisiensi dalam pengumpulan dana dan penyalurannya.

Kedua adalah Complementarities. Karena BMT berwadahkan koperasi yang intinya adalah dari anggota ke anggota, fungsi pembinaan anggota menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari fungsi pengumpulan dan penyaluran dana. Pengawasan akan lebih sederhana dan risiko juga harusnya menjadi lebih kecil.

Ketiga adalah Lock-In. Karena BMT bukan milik orang lain, tetapi milik anggota secara bersama-sama – maka ikatan antara anggota dengan institusi BMT akan jauh lebih kuat dibandingkan dengan ikatan nasabah institusi keuangan lainnya. Ikatan yang kuat ini akan lebih memungkinkan anggota loyal pada produk dan jasa yang ditawarkan BMT.

Keempat adalah Novelties.  Melalui BMT dapat secara innovative dikembangkan model-model produk atau jasa keuangan yang belum ada sebelumnya atau bahkan tidak mungkin di create oleh institusi keuangan komersial. Produk seperti Pinjaman Tanpa Beban – yang bener-bener tanpa beban misalnya, akan sangat bermanfaat bagi Anggota. BMT-nya sendiri memang tidak mendapat manfaat secara langsung dari produk semacam ini, tetapi kepuasan anggota akan memberi manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan BMT dalam jangka panjang.

Jadi ada kemampuan kita untuk membuka keran-keran akses terhadap kapital yang dapat dinikmati oleh sesama; akses terhadap kapital ini seperti yang telah dibuktikan oleh Muhammad yunus tersebut diatas – ternyata di belahan dunia lain bener-bener mampu mengentaskan ratusan juta umat dari kemiskinan – mengapa tidak kita lakukan di bumi dimana kita tinggal ini ?. Insyaallah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar