Negara-Negara Yang Merampok Bangsanya Sendiri…

Gold Finger Robbery
Bagi para penggemar film tentu ingat film James Bond tahun 60-an yang sampai sekarang tetap bisa diperoleh CD atau DVD-nya yaitu Goldfinger. Dalam film tersebut digambarkan bagaimana si tokoh jahat – Goldfinger – merancang sebuah perampokan raksasa dengan tidak memindahkan sedikitpun barang yang dirampoknya.

 Yang dilakukan Goldfinger adalah meledakkan senjata nuklir di pusat penyimpanan cadangan emas Amerika yaitu Fort Knox. Dengan ledakan ini cadangan emas Amerika akan tercemari radio active sehingga tidak bisa disentuh dalam puluhan tahun.
Akibatnya pasar emas dunia akan kehilangan stok secara sangat significant dan harga akan naik minimal 10 kalinya. Goldfinger yang sebelum merampok telah mendepositokan emas senilai 20 juta Pounsterling, akan dengan mudah meraup keuntungan sebesar 180 juta Pounsterling atau US$ 504 juta pada kurs tahun 1964 yaitu 1 Poundsterling = US$ 2.8.
Perampokan canggih khayalan Ian Flemming tersebut kini punya pesaing-nya. Kali ini bahkan bukan hanya khayalan tetapi benar-benar riil dilakukan oleh negara-negara dunia modern.  Namanya bisa macam-macam seperti TARP (Troubled Asset Relief Program) , bailout, quantitative easing dlsb.

Sebagai gambaran, Amerika saat ini memiliki cadangan emas sekitar 8,100 ton atau 261 juta troy oz. Dengan kisaran harga emas dunia US$ 900/troy oz saja cadangan emas tersebut ‘hanya senilai’ US$ 235 milyar.

Pada TARP tahap 1 saja pemerintahan Amerika telah menggelontorkan dana US$ 700 milyar atau nyaris tiga kali dari nilai seluruh cadangan emas yang mereka miliki. Total efek langsung maupun tidak langsung dari program TARP di negeri itu diperkirakan akan mencapai US$ 13 trilyun , yang berarti setara dengan 55 kali nilai kekayaan tangible berupa emas yang dimiliki oleh negeri itu.

Dibandingkan dengan perampokan kekayaan Negara ala TARP; perampokan khayalan ala Goldfinger tersebut diatas hanya kayak merampok uang jajan – nggak ada tandingannya.

Tetapi TARP bukankah suatu upaya untuk menyelamatkan eknomi AS ?, betul kalau ini berhasil dan tidak ada penyalah gunaan dalam implementasinya. Tetapi indikasi kearah kegagalan atau bahkan kejahatan ekonomi-pun sudah mulai mencuat.

Adalah Paul Krugman pemenang hadiah nobel ekonomi tahun 2008 yang sudah terang-terangan berbeda pendapat dengan team ekonomi Gedung Putih; bahwa sistem finansial yang oleh Obama mati-matian diselamatkan hanyalah seperti dead man walking – tidak akan bisa hidup (normal) lagi.

Mengenai indikasi TARP berpeluang menjadi kejahatan ekonomi yang mengungkapkan juga tidak tanggung-tanggung, Neil Barofsky – Special Inspector General of TARP Programs yang sudah bersaksi di Senate Finance Committee akhir bulan lalu bahwa potential fraud yang terkait dengan program TARP bisa bernilai ratusan milyar Dollar.

Artinya uang yang setara dengan 55 kali cadangan emas Amerika tersebut hanya akan nguyahi segoro (nggarami laut) – hilang tidak berbekas. Sementara dampaknya terhadap penurunan nilai mata uang Amerika akan bersifat jangka panjang – seperti bom nuklir dalam perampokan Goldfinger tersebut diatas.

Cilakanya adalah apa yang dilakukan oleh pemerintah Amerika tersebut menjadi model atau guru bagi Negara-negara lain. Bila di Amerika ada TARP, di Indonesia ada JPSK (Jaring Pengaman Sektor Keuangan), di negara lain memiliki nama lain dlsb.

Bagi wakil rakyat yang masih menjabat maupun yang baru terpilih, saya sebagai rakyat yang Anda wakili menitipkan ke Anda untuk mengawasi dengan ketat program pemerintah seperti JPSK ataupun sejenisnya.

Jangan sampai program penyelamatan ekonomi ala Amerika semacam ini malah menjadi justifikasi legal untuk perampokan kekayaan bangsa, kita tidak ingin peristiwa BLBI berulang dengan nama lain. Kita ingat waktu SD dahulu ada peribahasa Guru….Berdiri, Murid…..Berlari. Wa Allahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar