Memenangi Peperangan Tidak Harus Melalui Pertempuran...

Dalam dunia militer, pertempuran (battle) di bedakan dengan peperangan (war). War dapat terdiri dari sejumlah battle.  Dalam suatu peperangan, bisa saja salah satu pihak memenangi sebagian besar  battle tetapi kalah dalam war – seperti yang dialami tentara Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Tetapi bisa juga suatu pihak kalah dalam ‘battle’ tetapi  secara keseluruhan menang dalam war, seperti yang dialami Hamas di jalur Gaza melawan serangan Israel tahun lalu. Begitu banyak bangunan  rumah, sekolah dan masjid-masjid dihancurkan zionis  Israel – tetapi setelah pertempuran usai  Hamas dan puluhan ribu simpatisannya  merayakan dan mensyukuri  kemenangannya secara besar-besaran di Damascus – sejak saat itu dunia lebih memahami dan mendukung perjuangan mereka, dunia menjadi paham bahwa Israel-lah teroris yang sesungguhnya.

Para pelaku dunia usaha khususnya di bidang pemasarannya, sering mengibaratkan apa yang mereka lakukan adalah  seperti berperang dengan para pesaingnya.  Sayangnya sebagian mereka (bahkan perusahaan besar sekalipun), sering tidak bisa membedakan mana yang battle dan mana yang war. Akibatnya seperti yang saya tulis dalam ilustrasi “ Uang Kertas Dan Tukang Cukur”,  mereka bertempur habis-habisan sampai tidak ada pihak yang bisa meng-klaim memenangi peperangannya.
Di sisi lain, banyak sekali juga usaha-usaha yang bisa melenggang maju memenangi ‘peperangan’ tanpa harus melalui ‘pertempuran’ yang berdarah-darah.  Usaha semacam ini adalah usaha-usaha yang bisa menemukan blue ocean-nya sendiri, sehingga persaingan menjadi irrelevant untuk mereka ini – mereka tidak perlu ‘bertempur’ untuk dapat memenangkan ‘perang’-nya sendiri (memajukan usahanya).
Bagaimana kita bisa memenangi ‘peperangan’ dalam usaha ini  tanpa harus melalui ‘pertempuran’  yang menghabiskan resources kita ?. Berikut adalah lima strategy ‘perang’ tanpa ‘bertempur’  yang umumnya efektif dalam dunia usaha :

1.    Create Differentiation  atau buat produk barang atau jasa Anda berbeda dengan produk barang atau jasa yang ada di pasar. Ketika kami memperkenalkan Dinar misalnya,  kami tidak merasa perlu bersaing dengan penyedia Dinar yang lain maupun bersaing dengan toko emas – dengan melihat/membaca situs inipun Anda sudah  akan merasakan perbedaan itu.
2.    Focus On The Moment of Truth, yaitu menghadirkan produk barang atau jasa kita  pada saat customer mengambil keputusannya untuk membeli/memanfaatkan produk barang atau jasa tersebut. Di kami misalnyamoment of truth ini adalah Anda bisa membeli ribuan Dinar atau mencairkan kembali kapan saja Anda mau- dengan harga yang transparant setiap saat tersaji di situs ini secara real time.
3.    Good, Better and Best yaitu menghadirkan pilihan yang semuanya baik bagi pasar Anda. Dalam hal Dinar ini adalah ketika Anda mengalihkan uang Anda ke Dinar yang aman terhadap inflasi dan daya belinya stabil sepanjang jaman – ini adalah hal yang baik (Good); ketika Anda bisa menjualnya kembali bahkan dengan harga yang hanya 1 % - 2 % dibawah harga jual GeraiDinar melalui transaksi antar pengguna yang sering diiklankan di situs ini – maka inilah hal yang lebih baik (Better).  Ketika Anda bisa membelanjakan Dinar Anda untuk transaksi modal ke sektor riil secara mudah – seperti yang kami fasilitasi dengan transaksi Mudharabah Muqayyadah di industri perkambingan misalnya – maka inilah yang terbaik (best).
4.    Value Proposition  yaitu apa manfaat yang dirasakan oleh customer kita dari produk barang atau jasa tersebut; di GeraiDinar value proposition ini kami ungkapkan dengan  bahasa sederhana “Investasi dan Proteksi Nilai”; Ketika Anda berinvestasi di stock , deposito, reksadana dlsb. Anda hanya berinvestasi – angka investasi Anda bisa saja terus meningkat – tetapi ketika nilai Rupiah jatuh misalnya – maka tidak ada artinya angka besar tersebut, atau dengan kata lain nilai investasi Anda tidak terproteksi. Sebaliknya di Dinar, selain nilainya terapresiasi terus menerus – paling tidak selama dekade terakhir yang Anda dapat saksikan di datareal time 10 tahunan di situs ini, nilai ini justru akan melonjak ketika Rupiah turun daya belinya.  Inilah fungsi proteksi nilai itu.
5.    Plan, Do, Measure and Adjust; semua hal tersebut tidak ada gunanya apabila tidak diimplementasikan. Dinar beserta implementasinya sampai transaksi riil (Best) di pasar tidak ada manfaatnya kecuali bener-bener diterapkan. Ekonomi berbasis Dinar  (Dinarnomics) bukan hanya wacana, tetapi adalah hal riil yang mulai ada di masyarakat.  Tentu akan memerlukan penyempurnaan terus menerus, itulah sebabnya kita terus melakukan kajian-kajian (measure) dan penyesuaian (adjust) di lapangan.
Semoga Allah memudahkan jalanNya bagi kita semua untuk terus beramal shaleh yang diridloiNya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar