Mitra Untuk Membangun Kemakmuran: Yang Besar Atau Yang Benar...?

Bagi Anda yang memiliki uang lebih, dimana Anda menaruh sebagian besar uang Anda tersebut kini ?.  Hampir pasti sebagian terbesarnya Anda menaruh uang tersebut di bank-bank atau institusi keuangan besar yang tidak Anda kenal secara pribadi siapa pengurus dan pemegang sahamnya.  Kalau toh ada kemungkinan hanya sebagian kecil yang Anda taruh dalam kelolaan BMT atau koperasi di lingkungan Anda – dimana Anda mengenal betul pengelola dan stakeholder lainnya.


Karena akumulasi kapital yang semakin membesar, bank-bank besar tentu saja bisa memiliki jaringan teknologi, kantor cabang dan berbagai layanan unggul yang tidak dimiliki si kecil koperasi atau BMT.  Tetapi apakah dengan demikian kita akan terus rela membesarkan yang sudah besar, dan tidak tertarik untuk menumbuh kembangkan yang kecil tetapi lebih berpotensi untuk menyebar luaskan kemakmuran seperti koperasi atau BMT ?.  Pelajaran ini barangkali yang hendak disampaikan oleh Allah SWT ketika menceritakan tingkah laku umat Nabi Daud Alaihi Salam dalam ayat-ayat berikut:

Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat pagar ?. Ketika mereka masuk (menemui) Daud lalu ia terkejut karena (kedatangan) mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut; (kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat lalim kepada yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus”.

Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata: "Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan".

Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat lalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat lalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat. (QS 38 : 21 – 24).

Perhatikan kemiripan perilaku umat Nabi Daud tersebut dengan umat di jaman ini.  Bank-bank besar , institusi keuangan besar, perusahaan besar dan lain-lain yang besar, lebih mudah menarik (dana) publik karena kepandaian ‘perdebatan’-nya. ‘Perdebatan’ di masa ini bisa saja berupa teknologi yang canggih, efisiensi,  penguasaan media promosi, akses terhadap perbagai pengambil keputusan dan pembuat peraturan dlsb-dlsb. Yang besar akan terus bertambah besar, karena dengan mudahnya menarik dana kita untuk ‘ditambahkan’ dengan dana (atau bisa juga suara !) yang dikelolaannya.

Lantas dimana peluang si kecil ?.  Sesungguhnya kita bisa  menumbuh kembangkan kemakmuran bagi si kecil ini melalui petunjuk di ayat terakhir – yaitu kelompok sedikit orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Tetapi dimana kita menemukan mereka ini ?, mereka tidak berpromosi, mereka juga tidak melobi pengambil keputusan untuk berpihak kepadanya, mereka tidak dikenal kecuali oleh orang-orang yang juga se-iman dengan mereka.

Iman memang tidak nampak, tetapi keberadaannya dapat dirasakan - seperti angin, kita tidak bisa melihatnya tetapi kita tahu bila lagi ada angin atau sebaliknya.  Maka kita bisa mencari mitra-mitra usaha kita, menitipkan dana kita, atau mencari  modal untuk usaha kita dari saudara-saudara kita seiman yang dapat kita rasakan kehadirannya – yang kita yakini tidak mendzalimi kita.

Apa bentuk konkritnya yang bisa kita lakukan ?, salah satunya bisa berupa koperasi-koperasi atau BMT-BMT di lingkungan jamaah masjid, jamaah pengajian, majlis taklim, jamaah pengajian perkantoran dlsb.  yang pengurusnya dapat kita pilih yang paling amanah dan juga professional diantara kita. Maka setelah koperasi atau BMT tersebut terbentuk dan kita yakin akan pengurusannya, dana-dana kita yang selama ini terkonsentrasi di bank dan lembaga keuangan besar dapat mulai secara bertahap kita pindahkan ke koperasi atau BMT di lingkungan kita tersebut.

Juga karena koperasi atau BMT tersebut berada di lingkungan kita – kita sebagai anggota dapat terlibat aktif dalam membentuk dan mengawasi kepengurusannya.  Kita dapat menggunakan criteria ‘yang beriman dan beramal salih’ sehingga terbangun kemitraan yang tidak saling mendzalimi seperti yang diungkap di ayat tersebut diatas pula.

Organisasi atau kemitraan kecil yang dapat kita bentuk ini bisa jadi kalah efisien, kalah teknologi, kalah layanan dan berbagai kekalahan lainnya bila dibandingkan dengan yang dapat diberikan oleh organisasi-organissasi besar, namun bila kita dapat unggul dalam satu hal saja – yaitu tidak saling mendzalimi atau mengkhianati – maka kehadiran Allah-lah yang akan membedakan usaha-usaha kecil ini dari kapitalisme raksasa yang tidak dikelola dengan iman dan amal saleh.

Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah menjanjikan kehadiranNya ini bagi orang –orang yang berserikat selama tidak saling mengkhianati : “Allah SWT berfirman : “Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain.  Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka”.” (HR. Abu Daud).

Hadits Qudsi ini menguatkan pentingnya kriteria mitra berserikat dari ayat tersebut diatas yang key words-nya adalah ‘beriman dan mengerjakan amal saleh’. Beriman saja rupanya tidak cukup bila tidak dibarengi amal saleh yang nyata, sebaliknya berkarya atau beramal saja juga tidak akan memberi manfaat bila tidak dilandasi dengan iman.

Maka ayo kita berdayakan lingkungan masjid kita, lingkungan pengajian kita, lingkungan teman-teman sekantor yang rajin shalat berjamaah dengan kita dst..dst. Bersama mereka insyaAllah kita akan dapat membangun kemitraan unggul yang Allah hadir bersamanya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar