Value Creation : Cukup Untuk Anda, Cukup Untuk Saya...

Harga emas dunia semalam melambung melampaui level psikologis berikutnya yaitu angka US$ 1,400/Oz. Melambungnya harga emas ini tidak terlepas dari praktik ekonomi yang mendasarkan pada teori scarcity, yaitu anggapan bahwa benda-benda ekonomi tersedia terbatas untuk memenuhi keingingan atau kebutuhan manusia yang tidak terbatas.  Harga emas akan terus naik selama dia diperebutkan umat manusia untuk disimpan, tetapi tidak harus demikian bila umat manusia mau berbagi dan mau menciptakan nilai (value creation) secara bersama-sama.

Teori scarcity tersebut kemudian melahirkan zero-sum mindset yang mewabah pada para pelaku ekonomi modern – ya kita semua di jaman ini.  Untuk memahami zero-sum mindset ini, perhatikan ilustrasi grafis dibawah.

Value Creation
Value Creation

Asumsikan dalam suatu unit aktivitas ekonomi yang hanya ada dua orang pemain yaitu A dan B. Dengan zero-sum mindsetA dan B sama-sama beranggapan bahwa ukuran kue yang mereka perebutkan adalah 100 misalnya. Maka A berusaha memperoleh sebanyak-banyaknya untuk dirinya sendiri karena kalau dia berhasil mencapai posisi P1 misalnya, maka dia mendapatkan porsi yang besar 75 dan menyisakan porsi yang kecil 25 bagi B.

B –pun tidak akan tinggal diam, dia akan berusaha maksimal merebut kue yang ada, kalau dia berhasil menggeser ke posisi P2 – maka dia yang mendapatkan 75 dan A hanya mendapatkan 25.

Habis-habisan memperebutkan kue yang terbatas – scarcity – inilah yang membuat para pemain usaha rela melakukan persaingan yang tidak sehat. Zero-sum mindset pula yang mengakibatkan manusia pada umumnya enggan berbagi dalam hal apa saja. Enggan berbagi ilmu misalnya karena beranggapan bahwa kalau orang lain pinter – dia akan mengambil rizkinya. Yang terakhir ini bahkan kemudian dilembagakan secara global menjadi yang namanya Intellectual Property Right (IPR).

Lantas mindset seperti apa seharusnya kita memandang benda-benda ekonomi yang menjadi kebutuhan tersebut agar lebih sesuai dengan syariat Islam yang kita anut ini ?.

Islam sangat menganjurkan berbagi dalam hal apa saja, baik yang sifatnya harta benda maupun ke-ilmuan. Berbagi harta tidak akan membuat kita miskin, berbagi ilmu tidak pula akan membuat orang lain bisa merebut rizki kita.

Islam mengajarkan bahwa sumber-sumber kebutuhan manusia disediakan secara cukup oleh Allah yang Maha Kaya (Al-Ghani) dan yang Maha Pembuat Kaya (Al-Mughni), rizki disediakan cukup untuk kita dan cukup pula untuk orang lain – yang kita perlu lakukan hanyalah mengikuti syariat-nya dalam segala hal, termasuk dalam mengelola segala kebutuhan kita baik yang bersifat harta benda maupun yang bersifat ke-ilmu-an.

Ambil contoh di grafik diatas misalnya. Bila A dan B tidak bersaing satu sama lain, mereka malah saling tolong menolong berbagi ilmu dan saling men-support ikhtiar pihak lain – maka secara bersama-sama mereka bisa membesarkan kue-nya ke garis biru atau bahkan garis biru muda.

Ketika mereka berhasil bersinergi membesarkan kue ini, maka keduanya tidak harus berbagi kue yang besarnya 100; A sendiri bisa memperoleh 100  dan  B – pun bisa memperoleh 100. Inilah yang namanya rakhmat dari Allah, Al-Ghani dan Al-Mughni yang diturunkannya bila kita mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya. Rakhmat Allah yang turun bila kita tidak saling mengkhianati mitra usaha kita, tidak mencurangi orang lain yang mencari rizki-nya dibidang yang sama dengan kita.

Prinsip Al-Ghani dan Al-Mughni ini secara tidak langsung berusaha diraih oleh para pelaku ekonomi dan usaha modern di jaman ini dengan istilah value creation. Dalam usaha misalnya, value creation ini bisa dilakukan untuk tiga kepentingan sekaligus yaitu kepentingan pengusaha/investor, kepentingan karyawan dan kepentingan pelanggan.

Bila Anda sebagai pengusaha dapat memenuhi kebutuhan karyawannya secara cukup akan mampu membuat karyawan bersemangat dan berdedikasi. Mereka akan menghasilkan produk atau layanan yang berkwalitas sehingga menyenangkan para pelanggannya. Pelanggan yang senang akan membeli lagi dan lagi, dan bahkan ikut menyebar luaskan produk dan layanan Anda. Usaha Anda akan terus membesar dan kue yang Anda bagi ke karyawan juga terus membesar, inilah operasionalisasi hal jazaa ul ihsaani illal ihsan – tidak ada balasan dari suatu kebaikan selain dengan kebaikan pula -  dalam berusaha.

Lantas apa hubungannya dengan harga emas yang terus membubung tinggi di awal tulisan ini ?. Bila emas diputar dan tidak ditimbun, emas-pun sesungguhnya tersedia cukup untuk semua orang – hanya sikap mental zero-sum mindset yang menjadikan emas barang langka dan melambungkan harganya. WaAllahu A’lam.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar