Circular Economy By iGrow Energy

Mengagas ide adalah mudah dan murah, orang bisa mempunyai selusin ide dalam semalam tanpa harus membayar satu sen-pun. Tetapi menjalankan suatu ide-lah yang tidak mudah dan tidak murah, bahkan kadang juga beresiko. Ketika seluruh resources digerakkan, maka saat itulah resiko muncul, waktu dan dana perlu mulai dikeluarkan. Itulah mengapa tulisan-tulisan kami dalam media ini perlu waktu beberapa bulan, sejak ditulis sampai diimplementasikan.

Salah satunya adalah tulisan tentang Circular Economy yang pernah saya tulis dalam judul “Peluang Di Circular Economy” (07/10/2017) , juga tulisan tentang Tanaman Energy  Menuju Desa Surplus”(27/12/2017) – implementasinya baru bisa kami lakukan sekarang. Hari-hari ini Anda yang ingin terlibat dalam penanaman tanaman energy sudah bisa bergabung di web maupun apps-nya dari iGrow.Asia.

Sementara kami tes di dua jenis tanaman, yaitu tanaman pohon (sengon, jabon dan kaliandra merah) dan tanaman jenis rerumputan yaitu Sereh Wangi atau juga dikenal sebagai Citronella. Apa yang membedakan tanaman-tanaman ini dengan tanaman pada umumnya ?

Yang beda bukan jenis tanamannya, tetapi bagaimana kami akan mengolah hasil tanaman tersebut. Tanaman kayu-kayuan, pada umumnya hanya diambil bagian kayu yang lurus dan besar dan selebihnya menjadi limbah. Tanaman rerumputan seperti Citronella juga demikian, disuling menghasilkan minyak dan selebihnya limbah.

Dalam persepektif Circular Economy tidak ada lagi limbah, seluruh hasil samping dari suatu proses produksi – akan menjadi bahan baku bagi proses produksi berikutnya. Begitu seterusnya sampai putaran tersebut berulang ke titik awalnya. Ilustrasi dibawah ini akan menggambarkan proses tersebut.

Limbah tanaman kayu-kayuan maupun limbah Citronella di kebun kami, selain bisa digunakan untuk pembakaran langsung untuk mengolah hasil pertanian – misalnya menyuling minyak Citronella, dapat pula diproses menjadi arang.

Limbah biomassa apapun bisa menjadi arang ini bila dipanaskan tanpa oksigen sampai suhu di kisaran 290-300 derajat Celcius. Bila dipanaskan lagi sampai suhu di kisaran 500 derajat Celcius mayoritas hasilnya adalah Bio-Oil. Bila diteruskan lagi sampai 700-900 derajat Celcius mayoritas hasilnya adalah Synthetic Gas atau Syngas.

Komposisi antara padatan (arang), cairan (Bio-Oil) dan gas (Syngas) dapat dikendalikan dengan suhu dan tekanan. Jadi tergantung energy dari biomassa ini akan digunakan untuk apa, atau pasar yang adanya apa – maka itulah yang akan kita hasilkan dari limbah atau sampah ini dengan mengatur suhu dan tekanan yang sesuai.

Setelah menjadi syngas misalnya, kita bisa gunakan langsung untuk pemanasan – untuk kegiatan penyulingan dlsb, kita ubah menjadi listrik – dengan menyambungkannya ke generator set, atau bisa juga diproses dengan valorisasi berikutnya. Syngas bisa diubah menjadi Hidrogen dalam reactor Water Gas Shift, bisa juga diubah menjadi Etanol melalui proses fermentasi ataupun melalui proses reaksi thermochemical.

Syngas, Hydrogen dan Etanol bisa menjadi jawaban atas kebutuhan energy saat ini maupun masa yang akan datang. Dan ketika berbagai bentuk energy baru dan terbarukan ini digunakan oleh masyarakat dalam menopang aktifitasnya, hasil dari masyarakat yang beraktifitas adalah kembali berupa limbah dan emisi.

Limbah organic dalam bentuk apapun bisa diproses kembali dalam reactor gasifikasi untuk menjadi arang- Bio-Oil dan Syngas seperti uraian tersebut di atas, sedangkan emisi CO2 akan kembali diserap oleh tanaman-tanaman yang kita tanam. Begitu seterusnya proses ini berulang, sehingga semakin banyak yang mau terlibat dalam kegiatan menanam, akan semakin lestari bumi kita.

Download apps-nya atau langsung melalui web di iGrow.Asia , insyaallah Anda akan bisa terlibat langsung dalam memakmurkan dan melestarikan bumi tempat kita berpijak ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar