Pekerjaan-Pekerjaan Terbaik


Di tengah-tengah klaim berbagai keberhasilan ekonomi, ada data mengejutkan dari BPS yang juga diquote secara resmi oleh kepala Bappenas di media kemarin (Republika, 10/1/2018). Data ini adalah memburuknya indeks kedalaman kemiskinan dan juga indeks keparahan kemiskinan. Artinya ada yang sakit dalam system ekonomi kita, dan obat yang diberikan selama ini berupa berbagai dana ini-itu belum berhasil mengobati penyakit tersebut. Lantas apa solusinya ? Beri rakyat pekerjaan-pekerjaan terbaik !
Indeks kedalaman kemiskinan atau Poverty Gap Index (P1) adalah kesenjangan antara pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Angka September 2016 adalah 1.74 sedangkan September 2017 angka tersebut naik menjadi 1.79. Semakin tinggi angka ini, semakin dalam kemiskinan itu – semakin berat mengentaskannya.


Indeks keparahan kemiskinan atau Poverty Severity Index (P2) adalah untuk penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin, semakin tinggi angka ini – semakin tinggi pula ketimpangan diantara penduduk miskin itu sendiri. Angka September 2016 adalah 0.44, sedangkan September 2017 adalah 0.46. Artinya di antara penduduk miskin itu, sebagiannya semakin ketinggalan dari kaum miskin yang lain.

Bisa jadi kita banyak keberhasilan ekonomi di sana-sini, tetapi keberhasilan tersebut tidak boleh menimbulkan collateral damage atau korban yaitu kemiskinan yang bertambah parah di sebagian penduduk kita. Kalau kita diam melihat kemiskinan ini, diamnya kita adalah dusta – karena berarti kita termasuk orang yang tidak menanjurkan untuk memberi makan (QS 107: 1-3)

Lantas apa solusinya ? nampaknya solusinya bukan hanya rakyat miskin diberi uang seperti yang selama ini dilakukan – karena itu justru melanggengkan dan memperparah kemiskinan, mereka harus diberdayakan atau diberi pekerjaan.

Tetapi apa pekerjaan-pekerjaan apa yang cocok untuk mereka ? Saya usulkan beberapa pekerjaan yang terbaik sepanjang zaman. Dan ini bukan kata saya, bukan pendapat saya – tetapi saya ambilkan dari petunjuk Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam – petunjuk yang mestinya diyakini oleh bagian terbesar dari penduduk negeri ini.

Pekerjaan terbaik pertama adalah mennggembalakan ternak, ini pekerjaan seluruh Nabi karena tidak ada satupun nabi diutus tanpa melalui proses penggembalaan dalam perjalanan hidupnya. Bahkan secara eksplisit, pekerjaan ini juga akan ada dan tetap menjadi pekerjaan terbaik menjelang akhir jaman.

Dari Abu Hurairah R.A. dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : “Termasuk penghidupan manusia yang terbaik, adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah. Dia terbang diatasnya (dia menaikinya dengan jalan yang cepat). Setiap mendengar panggilan perang dia terbang diatasnya dengan bersemangat untuk mencari kematian dengan jalan terbunuh (dalam keadaan syahid) atau mati biasa.  Atau seorang laki-laki yang menggembala kambing di puncak gunung dari atas gunung ini atau lembah dari beberapa lembah. Dia mendirikan sholat, memberikan zakat dan menyembah kepada Tuhannya hingga kematian datang kepadanya. Dia tidak mengganggu kepada manusia, dan hanya berbuat baik kepada mereka.” (H.R. Muslim).

Pekerjaan terbaik berikutnya adalah mencari kayu bakar, pekerjaan ini lebih baik ketimbang ketimbang pekerjaan apapun yang bersifat mengharap kepada manusia. Bagi orang miskin lebih baik dari mengharap bantuan pemerintah. Bagi para pejabat pemerintah lebih baik dari dari berharap kepada atasannya, dan bagi yang ngebet untuk terpilih menjadi eksekutif/legislative – tentu lebih baik dari berarap kepada ‘pilihan rakyat’.

Haditsnya adalah sahih : “Sungguh seorang dari kalian yg mengambil talinya lalu dia mencari seikat kayu bakar & dibawa dgn punggungnya kemudian dia menjualnya lalu Allah mencukupkannya dgn kayu itu lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada manusia, baik manusia itu memberinya atau menolaknya” (HR. Bukhari].

Pekerjaan ketiga adalah beternak lebah, ini bahkan tersirat di dalam Al-Qur’an di ayat berikut : “Dan Rabbmu mengilhamkan kepada lebah : “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibuat oleh manusia” (QS 16:68). Beternak lebah memberikan hasil berupa madu yang merupakan obat bagi manusia, sekaligus juga manfaat bagi kelestarian lingkungan.

Nah setelah kita meyakini kebenaran hadits-hadits sahih dan ayat Al-Qur’an tersebut, bagaimana kita mengimplementasikannya untuk jaman ini dan untuk mengentaskan kemiskinan  yang semakin parah tersebut ?

Negeri dengan penduduk 260 juta orang ini, kita butuh daging yang amat sangat banyak. Dimana daging-daging ini harusnya dihasilkan ? boleh dari impor, boleh dari peternakan konglomerasi besar. Tetapi juga harus dibangun system ekonomi yang kondusif agar rakyat miskin bisa ikut beternak memenuhi kebutuhan daging nasional.

Kalau sampai rakyat miskin tidak bisa beternak karena bibit dan pakannya mahal, lantas apa bedanya kita dengan bangsa Tsamud, kaumnya Nabi Saleh – yang sumber-sumber kehidupannya dicengkeram oleh 9 orang yang berbuat kerusakan di muka bumi ? (QS 27:48). Ekonomi Tsamudian – ekonominya bangsa Tsamud inilah yang membuat memburuknya kedalaman dan keparahan kemiskinan tersebut di atas.

Tentang kayu bakar, saat ini pasar dunia kayu bakar dikuasai oleh negara-negara maju. Eksportir terbesarnya adalah Amerika dan Canada. Kayu bakar ini di kita melimpah, namun mayoritasnya belum diolah sebagai asset – bahkan sebagiannya masih menjadi liability yaitu menimbulkan kebakaran di mana-mana di musim kemarau.

Mencari kayu bakar adalah hal yang mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk penduduk-penduduk di desa-desa tertinggal dan sangat tertinggal. Hanya mereka perlu diberi pengarahan yang benar, bahwa mencari kayu bakar tidak identik dengan memotong kayu di hutan. Kayu bakar yang baik dia harus sustainable – berkelanjutan, ada yang dipotong dan ada yang terus tumbuh dengan jumlah yang tidak boleh berkurang.

Fuelsbank As Supply and Demand Aggregator for Biomass Energy
Dan harus ada yang mengagregasikan kayu bakar- kayu bakar dari desa-desa tertinggal dan sangat tertinggal tersebut. Selain meng-agregasikan juga memberi nilai tambah agar bisa diserap pasar. Nilai tambah ini bisa dengan cara sederhana memotong-motongnya menjadi wood chip, atau lebih tinggi lagi menjadi wood pellet. Wood chip untuk bahan bakar industri dalam negeri dan wood pellet untuk ekspor.


Hampir semua negeri maju memberikan kemudahan dan subsidi untuk penggunaan kayu bakar ini karena dia dikategorikan sebagai energy bersih dengan sebutan carbon neutral – kalau toh ada sedikit emisi CO2  dalam penggunaannya, emisi ini terkompensasi dengan CO2 yang diserap oleh tanaman ketika pertumbuhannya.

Mesin penghasil energy mandiri atau kami sebut Independent Energy Producer yang kami buat untuk mengolah kayu bakar menjadi gas maupun tenaga listrik misalnya, dalam designnya bahkan kami tidak perlu membuat cerobong asap atau knalpot kalau di kendaraan. Mengapa ? Karena di sytem ini memang idak ada asap, semuanya terurai sempurna menjadi gas dengan menyisakan sedikit abu saja. Dalam foto ada pipa-pipa, itu bukan pipa untuk asap – tetapi pipa untuk penyaluran gas. Dari pipa ini disambung ke mesin pembakar (kompor dlsb) dia langsung menjadi bahan bakar seperti gas pada umumnya, atau dengan sedikit ngoprek karburator genset dengan teknologi computerized carburetor – gas ini akan menjadi bahan bakar genset penghasil listrik yang independent.

Mesin tersebut saat ini sedang dalam tes produksi, insyaAllah dalam satu atau dua bulan kedepan bila hasilnya suda baik bisa mulai dipesan secara indent. Bayangkan nanti ketika usaha-usaha kecil, sedang dan menengah mulai menggunakan sumber energynya sendiri. Multiplier efeknya terhadap desentralisasi ekonomi akan luar biasa.

Pengguna energy mandiri ini akan terbebas dari kenaikan biaya energy yang setiap bulan direview, mereka bisa merencanakan biaya produksinya secara lebih baik. Di sisi lain desentralisasi energy ini akan menimbulkan pekerjaan ‘mencari kayu bakar’ yang massif di desa-desa tersebut di atas. Tinggal mengarahkan masyarakat agar tidak menebang hutan, tetapi menanam tanaman energy seperti Kaliandra Merah yang sudah mulai bisa dipanen di tahun ke dua dan setiap enam bulan sesudahnya.

Tanaman Kaliandra Merah ini juga men-trigger pekerjaan terbaik berikutnya – yaitu beternak lebah. Madu kaliandra adalah salah satu madu terbaik, tinggal menangani pasca panennya yang benar agar madu terbaik ini bener-bener tersaji dalam kondisi terbaiknya ketika sampai pasar.

Mengapa madu Arab bisa sampai jutaan Rupiah per kilogramnya sedangkan madu kita hanya beberapa puluh ribu sampai seratus dua ratus ribu Rupiah saja ? Kuncinya ada di quality, bukan pada content madu itu sendiri. Madu Arab karena dihasilkan di daerah yang Ratio Humidity-nya rendah sehingga sudah kental sejak dipanen.

Di Indonesia yang rata-rata R/H-nya tinggi, madu cenderung masih mengandung kadar air yang tinggi ketika dipanen. Maka perlu penananganan pasca panen yang aman untuk menurunkan kadar airnya sampai serendah mungkin. Madu-madu yang kadar airnya dibawah 17 % (pengalaman kami bisa menurnkan sampai di kisaran 12.5%) , secara teoritis madu tersebut tidak rusak meskipun berumur ribuan tahun – seperti madu yang ditemukan di Mummy Mesir kuno, sehingga di pasaran madu ada istilah VOH atau Very Old Honey – madu yang usianya sangat panjang – yang tentu nilainya juga sangat mahal.

Well intinya tiga pekerjaan terbaik berdasarkan petunjuk Al-Qur’an dan hadits tersebut di atas, tetap bisa menjadi pekerjaan terbaik saat ini dan bahkan hingga akhir jaman. Dan bagi desa-desa atau penggerak social yang ingin mengimplementasikan konsep tersebut, kami di Essential Institute bersedia sharing semua hasil research and development kami untuk ini. InsyaAllah. 

http://www.geraidinar.com/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/81-gd-articles/entrepreneurship/1954-pekerjaan-pekerjaan-terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar