iGrow : Bila Sebuah Ide Diuji Para Ahlinya

Jum'at, 28 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Pada bulan Ramadhan lalu kami menggagas gerakan “Menanam Pohon, Melestarikan Kehidupan”  yang kami beri nama iGrow. Project yang dibidani oleh Startup Center – Depok ini Alhamdulillah benar-benar bisa berjalan setelah systemnya dikembangkan oleh Badr Interactive dalam tempo kurang dari tiga bulan. Setelah diluncurkan awal September lalu kurang dari tiga bulan berikutnya pula – tepatnya kemarin (27/11/14) project iGrow ini Alhamdulillah menjadi pemenang pertama di Startup Arena Asia 2014.

Food 2.0 Untuk Semua

Kamis, 27 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila Silicon Valley kini tidak hanya dunianya para penggila IT, tetapi juga para pengembang dan penemu makananan jenis baru yang disebut Food 2.0 – demikian pula kami di Startup Center Depok. Hanya fokusnya yang jelas berbeda, bila mereka berusaha men-syntesa makanan dari zat-zat dasarnya, ‘daging’ tidak harus dari hewan misalnya – kami justru berusaha mengembalikan semua makanan ke fitrahnya. Akses terhadap sumber-sumber produksi makanan yang mereka arahkan untuk terkonsentrasi pada para pemilik modal dan teknologi, kami justru berusaha mengembalikannya ke rakyat kebanyakan. 

Food Security Model

Selasa, 25 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Seolah menjadi trend, sehari setelah saya menulis In Search of New Foodharian nasional Kompas (24/11/14) di halaman utamanya menulis tentang Pangan 2.0 atau lebih luas dikenal dengan Food 2.0. Intinya hampir sama, semua pencarian (sumber) pangan baru ini di-trigger oleh kegalauan terhadap kelangsungan ketersediaan pangan bagi kita kini dan generasi mendatang. Bedanya adalah apa yang mendasari kegalauan tersebut, mereka galau dan kita-pun galau – tetapi penyebabnya berbeda ! 

In Search of New Food

Ahad, 23 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bulan April lalu ketika Duta Besar AS mengunjungi Rumah Tempe Indonesia di Bogor, dia mengungkap dengan enteng fakta yang sesungguhnya luar biasa. Dia mengaku : “90 % kacang kedelai yang digunakan bahan baku tempe dan tahu Indonesia berasal dari Amerika, Indonesia adalah pangsa pasar kedelai terbesar , tahun 2013 nilai ekspor agrikultur Amerika ke Indonesia mencapai US$ 4.8 Milyar…” (tempo.co). Dari sumber lain (GMO-Compass) kita tahu bahwa lebih dari 90% (tepatnya 93%) produksi kedelai di Amerika adalah GMO, apa artinya ini ? 

Biji-Biji Yang Bersayap

Jum'at, 21 Nopember 2014
oleh: Muhaimin Iqbal

Keindahan ciptaan Allah itu ada di sekitar kita, tetapi sering berlalu begitu saja bila kita tidak memperhatikannya secara serius. Salah satunya adalah ketika saya lagi mendalami seluk beluk pohon kelor (Moringa oleifera ), saya menemukan biji-biji dari pohon ini yang sangat indah – yaitu biji-biji yang bersayap. Pasti ada grand design yang besar dari Sang Maha Pencipta, mengapa biji-biji kelor ini diberi sayap oleh Allah sedang pada biji tanaman lainnya pada umumnya tidak bersayap ?


Revolusi Pangan

Selasa, 18 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bila negeri yang paling kaya biodiversity, mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun dan hampir seluruh wilayahnya mendapatkan hujan  ini hingga kini belum ada tanda-tanda akan bisa mencukupi pangannya sendiri – pasti ada sesuatu yang seriously wrong dalam pengelolaan pangan kita. Yang saya lihat salah satunya adalah salah memilih guru. Selama ini kita berusaha bertani mengikuti cara barat, yang mereka sendiri ternyata baru menyadari kekeliruan mendasarnya – bahwa pertanian mereka ternyata tidak sustainable !

Daun Swasembada

Ahad, 16 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Setelah 69 tahun merdeka dan 7 presiden silih berganti, belum nampak tanda-tanda negeri ini akan swasembada pangan. Bahkan seperti yang pernah saya tulis sebelumnya “Red Alert : Darurat Pangan” kecenderungan ketergantungan terhadap produk impor itu nampak semakin tinggi. Bisa jadi karena selama ini kita mencari jawaban di tempat yang salah atau setidaknya belum meng-eksplorasi peluang yang ada secara menyeluruh. Kita terlalu fokus pada biji-bijian yang ditanam dengan susah payah – lupa ada potensi daun yang bisa jadi lebih mudah ! 

Dunia Luas Dengan Daun Kelor

Jum'at, 14 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dalam pepatah ‘dunia tidak sesempit daun kelor’ – daun kelor diartikan sebagai sesuatu yang sempit atau kecil. Tidak banyak yang tahu bahwa arti (manfaat) harfiah daun kelor sesungguhnya sangat luas. Badan dunia WHO bahkan sudah 40 tahun terakhir menggunakan daun kelor ini untuk mengatasi malnutrisi pada anak-anak di negeri yang mengalami krisis pangan. Daun kelor insyaAllah bisa menjadi salah satu unggulan Indonesia di pasar MEA, bahkan pasar global nantinya. How ? 

Visualisasi Visi…

Kamis, 13 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Sayyid Abul Ala Maududi ketika menjelaskan tafsir surat Yaa Siin ayat 12 menkategorikan entries pada catatan buku amal manusia itu ada tiga. Pertama adalah perbuatan kita, baik atau buruk semuanya akan tercatat. Kedua adalah jejak peninggalan kita baik di bumi tempat kita hidup maupun pada bagian tubuh kita sendiri. Ketiga adalah pengaruh dari apa yang kita lakukan, yang kemudian diikuti oleh orang lain – baik atau buruk, semua juga akan tercatat. Lantas apa yang kita ingin torehkan di buku catatan amal kita ?  

Product Berbasis Data

Rabu, 12 November 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Di jaman over information seperti sekarang ini kita dibanjiri dengan arus informasi yang lebih dari yang kita butuhkan. Banyak sampah yang membuat kita tersesat di belantara informasi yang tidak kita butuhkan dan men-distract kita dari fokus yang seharusnya. Tetapi informasi yang sangat besar atau yang disebut Big Data – yaitu berbagai data yang mengalir secara kontinyu dan tidak terstruktur-pun bisa menjafi sumber informasi yang efektif bila kita bisa mengelolanya. Produk atau bahkan perusahaan baru bisa terlahir dengan inspirasi Big Data ini. 

Obsesi Zaman

Senin, 10 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Nabi-nabi yang ditugasi Allah untuk suatu kaum, dia selalu dibekali dengan suatu hal yang pasti bisa mengungguli obsesi kaum pada zamanya – hal ini kita mengenalnya sebagai mukjizat. Nabi Musa Alaihi Salam diberi kemampuan menaklukkan para tukang sihir Fir’aun, karena sihir itulah obsesi kaum Fir’aun pada zaman itu. Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  ditugasi untuk kaum akhir jaman, maka beliaupun dilengkapi dengan mukjizat yang akan mampu menaklukkan obsesi apapun dari umat akhir zaman.

Berani Berbeda

Jum'at, 7 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila kita bisa mengikuti secara sungguh-sungguh petunjukNya yang diberikan ke kita melalui kitabNya dan sunnah-sunnah RasulNya, kita pasti menjadi orang yang berbeda. Berbeda ini fitrah dan sepenuhnya negeri ini mengakui perbedaan. Selain dalam aqidah dan ibadah khusus yang sudah pasti berbeda dengan umat lain, kita juga berbeda dalam berekonomi, berbudaya, dalam berpakaian , dalam makanan dan bahkan dalam berobat atau mencari penyembuhan atas penyakit kita. 

Olive Industry : From Seed To Plate

Kamis, 6 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Tepat di bulan ini tiga tahun lalu, kami membuat acara di Pesantren Wirausaha yang mengambil studi kasus  From Seed To Plate – usaha pertanian dari pembenihan sampai ke piring – dari ujung ke ujung. Kini tiga tahun telah berlalu, pasang dan surut tentu juga kita lalui – sangat banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari perjalanan selama ini. Maka pada kesempatan ini kami ingin share kembali apa yang kami alami dan hasilkan dalam perjalanan sampai saat ini. 

Negeri ½ Syariah

Selasa, 4 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah produk itu  bermakna : “…barang atau jasa…” , namun dalam Undang-Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH) makna produk itu direduksi tinggal separuhnya yaitu hanya yang terkait barang – tidak termasuk jasa. Dampak dari reduksi makna ini sungguh luar biasa, dalam hal barang ada perlindungan jaminan halal untuk kita – tetapi dalam hal jasa, bukan hanya tidak ada perlindungan – kita bahkan bisa dipaksa ‘memakan’ yang haram. 

Kehidupan Dari Air

Senin, 3 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

 
Dua hari kemarin (1-2 Nov 2014) kami di Jonggol Farm punya gawe besar yaitu menjadi tuan rumah dari Silaturahmi Nasional (Silatnas) peternak domba dan kambing Indonesia. Sengaja tidak saya umumkan di situs ini sebelumnya karena kawatir tempatnya tidak muat, jadi hanya berdasarkan undangan asosiasi saja. Namun hasil dari silatnas ini ada yang sangat menarik untuk saya share ke pembaca semua, awalnya adalah inovasi untuk pakan ternak – tetapi insyaAllah menjadi salah satu solusi pangan kita ke depan. 

Peluang Besar Di Industri Halal

Jum'at, 31 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Mungkin tidak banyak yang menyadari akan betapa besarnya peluang yang terbuka sejak disahkannya RUU Jaminan Produk Halal oleh DPR- RI akhir bulan lalu. Meskipun pengesahaan ini tertunda selama dua periode, dan masih butuh time frame implementasi satu periode lagi – tetapi kinilah saatnya umat ini untuk memulai secara serius mengurusi kebutuhannya sendiri akan produk-produk yang terjamin kehalalannya baik berupa makanan, minuman, obat sampai kosmetik. Lantas dimana peluang kita ? 

Kabinet Pak Kyai

Rabu, 29 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Melanjutkan ‘mimpi’ ber-serie saya sebelumnya pasca pemilihan presiden, kali ini saya ber-‘mimpi’ Pak Kyai di-undang untuk hadir di sidang cabinet pemerintahan yang baru. Memang beda ketika masih menjadi calon atau bahkan presiden terpilih, setelah dilantik Pak Kyai yang diundang ke istana -  bukan presiden yang datang. Pak Kyai segera merasakan adanya perbedaan suasana yang menyolok dari sidang cabinet ini dengan sidang-sidang cabinet sebelumnya. 

Membangun Industri Berbasis Wahyu

Senin, 27 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Awalnya ketika di semester pertama tahun 2013 kami mulai mengkaji konsep Kebun Al-Qur’ansaat itu kami belum pernah melihat apalagi memiliki pohon zaitun. Namun Alhamdulillah begitu kami umumkan di situs ini untuk minta bantuan pembaca, di antara pembaca bahkan ada yang kemudian mengantarkan bibit tersebut ke tempat kami. Dengan kemudahan yang diberikan olehNya semata, enam bulan kemudian kami sudah bisa mengajarkan cara untuk membibit zaitun sendiri melalui teknologi micro cutting. Kini bersama para pembaca pula – khususnya yang ikut program KKP – Alhamdulillah sudah tertanam ribuan pohon zaitun, what next ? 

Tantangan Inovasi

Kamis, 23 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dari 243 negara yang ada di dunia saat ini, ada 15 negara yang dianggap maju dan menguasi 94.5 % dari patent yang didaftarkan di seluruh dunia. Secara bersama-sama 15 negara ini juga menguasai sekitar 70 % dari ekonomi dunia yang diukur dari GDP-nya. GDP per capita rata-rata di 15 negara tersebut adalah US$ 21,908 , sedangkan rata-rata GDP per capita di 228 negara-negara lainnya  kurang dari ¼ nya yaitu hanya US$ 4,676. Fakta ini mengingatkan kita tentang pentingnya inovasi, namun pada saat yang bersamaan juga harus ada pengendaliannya agar inovasi tidak menjadi alat untuk eksploitasi manusia atas manusia lainnya. 

We Can Be Whatever We Want To Be…

Rabu, 22 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Hari-hari ini euphoria kemenangan kepemimpinan baru negeri ini merebak ke seluruh negeri. Barangkali memang ada baiknya ini, setidaknya memberi gairah baru ke masyarakat luas sampai ke pedasaan untuk kembali memiliki mimpi dan cita-cita. Bahwa telah ada contoh seorang biasa, dari golongan rakyat kebanyakan – wong ndeso-pun bisa menjadi seorang presiden dari sebuah negara besar dunia. Tetapi pada saat yang bersamaan, juga harus ada yang mengingatkan – bahwa kita punya contoh terbaik yang sesungguhnya, contoh yang sempurna yang tidak berbatas negeri dan jaman.

Negeri Seindah Surga...

Selasa, 21 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 
 
Karena semua yang dimakannya bermanfaat, manusia penghuni surga tidak buang air besar maupun air kecil. Yang paling banyak disebut makanan mereka adalah buah-buahan, di surat Ar-Rahman saja sampai ada 4 ayat yang menyebut buah-buahan untuk penghuni surga ini. Selain kurma dan delima, buah yang namanya disebut secara spesifik di surat lain adalah pisang – dan buah yang serupa buah surga ini melimpah di sekitar kita. Apakah kita sudah mendapatkan manfaatnya  secara maksimal ?

Red Alert : Darurat Pangan

Sabtu, 18 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Kita sering mendengar ungkapan ‘fakta berbicara’ untuk menjelaskan suatu kebenaran yang tidak bisa dibantahkan oleh berbagai argumen yang bertentangan dengan fakta tersebut. Seiring dengan pergantian pemerintahan Senin ini, saya ingin berbagi fakta tentang pemenuhan kebutuhan pangan kita selama sepuluh tahun terakhir – mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran bagi pemerintahan baru ke depan. Fakta ini saya olah dari datanya Biro Pusat Statistik – jadi insyaAllah cukup akurat.

Unprecedented Strategy

Jum'at, 17 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Seperti juga dalam berbagai bidang kehidupan lainnya, ekonomi umat saat ini terkepung oleh berbagai kekuatan dan kepentingan yang sangat besar.  Musuh utamanya sudah diberitahukan oleh Allah langsung ke kita yaitu riba (QS 2 : 279) – yaitu strategi yang telah digunakan oleh Yahudi  selama hampir 2000 tahun – untuk menguasai aset-aset dan sumber daya alam yang mereka kehendaki. Butuh strategi yang luar biasa, yang belum pernah ada sebelumnya – unprecedented strategy untuk mengalahkannya. 
 riba,

Market Share Syariah

Kamis, 16 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Ada ironi besar di negeri dengan penduduk mayoritas muslim yang masih 87 % ini, pangsa pasar ekonomi syariahnya masih dibawah 5 % setelah 20 tahun lebih diperjuangkan. Apanya yang salah ? mayoritas penduduk belum peduli dengan syar’i tidaknya suatu produk ? atau cara pengembangannya yang salah selama ini ? Saya melihat keduanya menjadi penyebab. Kalau keduanya diperbaiki, mestinya pangsa pasar ekonomi syariah setidaknya bisa mencapai 87 % hanya dalam periode 10 tahun. Bagaimana caranya ? 

Agar Uang Betah Tinggal Di Desa

Selasa, 14 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Seperti orang kota yang kadang berkunjung ke desa, mereka tidak lama tinggal di desa dan buru-buru balik ke kota. Demikian pula uangnya, kadang uang orang kota mampir ke desa sebentar – tidak kerasan di desa – buru-buru balik ke kota. Karena pergerakan orang mengikuti aliran uang, maka orang desa-pun berbondong-bondong urbanisasi ke kota yang kemudian memunculkan sejumlah masalah ekonomi dan sosial. Aliran uang dan orang ini sebenarnya bisa dibalik, bagaimana caranya ? 

Pertama kita harus tahu, mengapa uang kota tidak kerasan di desa ? Sentralisasi ekonomi telah membuat mayoritas produk dan jasa yang dibutuhkan oleh orang desa berasal dari kota. Akibatnya setiap kali orang di desa ingin menikmati produk  dan jasa tersebut – serta merta uangnya tersedot ke kota.

Ambil contoh uang yang Anda kirimkan ke keluarga di kampung, atau uang TKI yang mengalir begitu desarnya ke kampung-kampung sumber TKI tersebut berasal. Apakah uangnya tinggal di desa ? hanya singgah sebentar kemudian pergi lagi ke kota.

Begitu keluarga di kampung menerima kiriman uang dari kota atau bahkan dari luar negeri, dengan sangat cepat top list pembelanjaannya adalah semua barang dan jasa dari kota. Mulai dari mie instan, minyak goreng, motor, bensin, bahan bangunan, televisi, handphone dlsb. yang semuanya menyedot uang dari desa ke kota.

Bahkan dalam dasa warsa terakhir ada mesin penyedot uang yang semakin efektif menyedot uang dari desa-desa dengan sangat cepat ke kota. Apa itu ? Itulah pulsa telepon yang sampai ke desa-desa. Dahulu orang desa tidak perlu membeli pulsa untuk telepon.

Kini anak-anak mereka dari sekolah SD sampai perguruan tinggi perlu diberi uang saku tambahan untuk membeli pulsa. Semakin canggih teleponnya – semakin boros pulsanya karena untuk browsing, chatting sampai download video.

Penyedot uang orang desa berikutnya adalah bank, ketika orang-orang desa belajar menabung ke bank - sementara bank lebih banyak menerima tabungan ini ketimbang menyalurkan dananya untuk diputar di desa – maka disitulah uang desa disedot ke kota oleh bank-bank ini – untuk selanjutnya ditaruh di SBI dan dipinjamkan kepada para konglomerat dan orang-orang kaya lainnya !

Lantas bagaimana kita bisa membalik arah aliran uang ini sehingga paling tidak dia berputar secara seimbang, uang orang kota mengalir ke desa – tinggal disana secukupnya, menggerakkan ekonomi desa –  kemudian hasilnya berputar lagi ke kota dan begitu seterusnya ?

Yang kita butuhkan adalah mesin ekonomi yang bisa bener-bener berputar di desa, yaitu mesin ekonomi yang bisa mengolah resources yang ada di desa. Apa yang ada di desa ? utamanya adalah sawah dan ladang pertanian.

Tetapi dengan resources berupa sawah dan ladang saja tidak cukup – bila dua resources lainnya tidak ada, yaitu tenaga kerja dan modal. Selama ini tenaga kerjanya lari ke kota karena mengikuti uang (modal) yang sebagian terbesarnya hanya berputar di kota.

Ini seperti ayam sama telur, modalnya dahulu ditarik ke desa kemudian tenaga kerjanya akan mengikuti – atau tenaga kerjanya dahulu yang aktif membangun desa kemudian uang/modalnya akan mengikuti ? kita bisa mulai dari mana saja.

System bertani di awan atau cloud farming yang saya perkenalkan beberapa hari lalu, dapat menjadi penyeimbang aliran dana dari kota ke desa dan sebaliknya dari desa ke kota. Bila bank dan operator telepon seluler menarik uang orang desa ke kota, iGrow – Cloud Farming service provider berusaha mengalirkan uang orang kota langsung ke desa-desa untuk mengolah sumber daya yang ada di desa.

Dengan teknologi yang kita miliki sekarang, Anda sudah bisa misalnya menyisihkan sebagian tabungan Anda tidak lagi seluruhnya dalam bentuk deposito/tabungan uang Rupiah atau Dollar, tidak lagi uang untuk hari tua Anda tersimpan hanya di dana pensiun dan asuransi.


Optimalisasi Hasil - iGrow System
Anda akan segera bisa memiliki portfolio sektor riil pertanian. Misalnya portfolio yang terdiri dari tanaman sayuran organic di Ciwidey , beras organic di Boyolali, Kacang tanah di Bali, buah-buahan di Blitar dlsb. Dan untuk ini Anda tidak perlu harus repot-repot membeli tanahnya, belajar bertani padi, sayur-sayuran, kacang tanah sampai buah-buahan.

Semua urusan tanaman Anda ditangani oleh para professional yang mengelola Farm Infrastructure Provider dari cloud farming system  yang saya beri link-nya di tulisan tersebut di atas. Pada waktunya panen, mereka menyetor balik modal dan bagi hasilnya melalui system yang kini sudah siap di iGrow.Club atau iGrow.Asia.

Untuk mengamankan portfolio tanaman Anda, maka secanggih dan se-amanah apapun Farm Infrastructure Provider yang ada – dalam system iGrow mereka tetap diawasi oleh independent surveyor/supervisor. Apa gunanya ? untuk make sure mereka bener-bener menanam tanaman Anda sesuai best practice di masing-masing jenis tanaman.

Ketika musim panen tiba, mereka juga melakukan survey dan supervisi yang sama untuk meyakinkan bahwa hasil panennya wajar dan Anda-pun mendapatkan bagi hasil yang wajar.

Standard Operating Procedure (SOP) bagi para (calon) pengelola Farm Infrastructure Provider inipun sudah kami buatkan contohnya di kebun yang kami kelola sendiri di Blitar, tinggal menyesuaikannya dengan jenis-jenis komoditi khusu yang akan ditanam oleh provider ybs. Kami juga menyediakan magang khusus untuk para calon pengelola ini yang kami sebut Agroforestry Apprenticeship Program (AAP), yang angkatan perdananya mulai 10/11/14 yang akan datang.

Maka ini bisa menjadi peluang terbaik Anda untuk membangun desa atau daerah Anda. Hanya tiga langkah yang Anda perlukan untuk bisa berbuat membalik arah pertumbuhan ekonomi dari hanya terpusat di kota, menjadi juga tumbuh di desa-desa.

Pertama identifikasi potensi yang ada di desa/daerah Anda, tanaman apa yang menjadi keunggulan daerah tersebut ? Adakah peluang untuk membesarkannya ?

Kedua bicara dengan pihak-pihak terkait di desa /daerah tersebut, adakah mereka siap untuk bekerja pada tingkat berikutnya ? bekerja dalam system dengan pengawasan independent dan dengan standar pelaporan yang baku dan transparan ? Kalau tidak ada, adakah orang dari daerah lain yang bersedia mengolah potensi yang ada ? kalau ndak ada juga bisa menunggu lulusan program AAP tersebut di atas.

Ketiga bicara dengan kami di team iGrow untuk tahap-tahapan implementasinya, mulai dari survey kesiapan lahan, kesiapan orang dan baru kemudian bicara tentang mekanisme aliran modal dari kota ke desanya. Setelah semuanya disepakati, maka komoditi yang Anda tanam di desa akan muncul di daftar tanaman seperti yang Anda sudah bisa lihat sekarang di iGrow.Asia.

Begitu orang-orang kota melihat ada peluang menanam sayur organic , padi, kacang tanah – hanya dengan klik iconnya masing-masing di iGrow (sekarang yang sudah ada baru  buah-buahan) – maka saat itu pulalah uang orang kota mulai mengalir ke desa dan untuk tinggal disana sampai waktu tertentu.

Bisa jadi Anda yang sejak lahir ada di kota, tidak merasa perlu untuk ikut menggerakkan ekonomi desa ini.  Meskipun lahir di desa, mayoritas usia saya juga saya habiskan di kota – jadi tadinya saya juga merasa tidak ada kepentingan langsung dengan ekonomi di desa ini.

Tetapi bersamaan dengan perjalanan waktu, saya melihat Potensi Krisis Tiga Penjuru  seperti yang saya tulis di tulisan sebelumnya  - mau tidak mau kita harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan anak- cucu kita dari menjadi korban kebijakan ekonomi kapitalisme ribawi yang tidak mensejahterakan mayoritas manusia kini apalagi nanti.

Lebih dari itu ada perintah langsung dari Allah ! ketika Al-Maududi dalam kitab Tafhim Al-Qur’an menjelaskan tafsir surat Al-Hasyr ayat 7 … supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu…” (QS 59:7), beliau menjelaskan bahwa inilah prinsip dasar kebijakan ekonomi dalam Islam.

Orang-orang kaya (mayoritasnya orang kota) tidak boleh memonopli perputaran  harta hanya pada mereka, system ekonomi tidak boleh membuat harta orang miskin sedemikian rupa tersedot mengalir ke orang-orang kaya kemudian hanya berputar di golongan yang kaya ini. System ekonomi tidak boleh membuat hanya yang kaya terus bertambah kaya sementara yang miskin justru bertambah miskin.

Maka bila kita sadari kini bahwa system yang ada baru menambah orang kaya yang semakin kaya dan orang miskin yang semakin miskin dan terus bertambah banyak, inilah saatnya kita membenarkan perintah di ayat tersebut di atas dan kemudian berbuat sesuatu untuk mengamalkannya – mulai dari yang kita bisa. InsyaAllah buah dari ketaatan ini akan selalu baik, untuk kehidupan kita kini dan nanti. Amin.

Badr Milestone

Senin, 13 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dalam tulisan saya “Ketika Usaha Harus Bermula Dari 3 F” saya menampilkan kurva “J” yang titik terendahnya adalah Death Valley – kuburan para pemula usaha – karena mayoritas usaha gagal di tahap ini.  Dengan konsep kapitalis murni yang hanya melihat usaha sebagai satu dimensi ekonomi – ketika gagal mereka selesai di Death Valley. Dengan furqon kita memang harus berbeda, usaha kita memang juga memperjuangkan keunggulan ekonomi tetapi bersamaan dengan itu juga harus bernilai sosial dan menyelamatkan kehidupan. 

Tanggul Laut Raksasa vs Pohon Kurma

Jum'at, 10 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 
 
Sebuah super mega proyek  diresmikan mulai pengerjaannya di Jakarta kemarin( 09/10/14) yaitu  tanggul laut raksasa di teluk Jakarta. Proyek yang akan menelan investasi Rp 951 trilyun atau setara lebih dari separuh APBN – P 2014 ini nampaknya juga disadari oleh pemerintah akan banyak menimbulkan efek samping, oleh karenanya pemerintah-pun membuka peluang untuk dikritisi. Saya sendiri tidak mau mengkritisinya karena ini bukan kompetensi saya, tetapi sekedar memberikan pemikiran alternative-nya dengan yang insyaAllah kita tahu ada dasarnya. 

Bertani Di Awan

Kamis, 9 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Pada revolusi industri pertama (1700-an sampai pertengahan 1800-an) manusia berhasil meningkatkan produktifitas tenaga kerja secara berlipat-lipat dan sekitar 13 % penduduk dunia menjadi masyarakat industri.  Pada revolusi industri kedua (pertengahan 1800-an sampai akhir 1900-an) manusia berhasil melipatgandakan capital dan sekitar 16 % penduduk dunia menjadi masyarakat industri maju. Apa yang terjadi di revolusi industri ketiga dan dimana peluang kita ? 

Memakmurkan Bumi, Mulai Dari Yang Kita Bisa

Selasa, 7 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila di tulisan sebelumnya saya menulis tentang krisis yang begitu nyata berserta garis besar solusinya, maka tulisan ini akan membahas secara detil bagaimana solusi itu bekerja mengikuti petunjukNya. Bahkan lebih dari itu, bumi ini insyaAllah bisa terus bertambah makmur – bila hal yang diperintahkan ke kita bersamaan dengan perintah menyembah dan mengesakanNya  yaitu memakmurkan bumiNya (QS 11:61) – sungguh-sungguh kita laksanakan. InsyaAllah kita semua bisa terlibat langsung dalam melakukannya. 

Potensi Krisis Tiga Penjuru

Senin, 6 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Potensi krisis itu begitu nyata sampai mulai bisa dikwantifisir magnitude-nya, bahkan kali ini  sumber krisis itu bukan hanya satu tetapi tiga sekaligus. Krisis yang saya maksud adalah krisis daya beli yang juga berarti krisis kesejahteraan. Sedangkan sumber ancamannya dari tiga penjuru adalah perkembangan geopolitik global, perkembangan politik dalam negeri dan yang terakhir adalah kapasitas produksi pangan dalam negeri. Lantas apa yang harus kita lakukan agar kita bisa melalui krisis ini ? 

Membenarkan dan Melaksanakan

Jum'at. 3 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Hari-hari ini ratusan ribu jama’ah haji Indonesia sedang wukuf di Arafah untuk selanjutnya besuk mulai melempar jumrah di Mina. Melempar jum’rah adalah bagian dari rangkaian ibadat haji – yang pelajarannya diambil dari apa yang dilakukan oleh nabi Ibrahim ‘Alaihi Salam dan putranya Ismail ‘Alaihi Salam sekitar 3,900 tahun lalu. Syariatnya kemudian dicontohkan langsung oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Ada pelajaran yang dimudahkan oleh Allah di syariat ini, tetapi apakah kita sudah mengambil pelajaran ? 

Manajemen Air Untuk Kemakmuran

Rabu, 1 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 
 
























Meskipun ilmu tentang seluk beluk air dan pengelolaannya atau yang disebut hydrology  sudah dipelajari di hampir seluruh peruguruan tinggi teknik dan juga pertanian, kita masih seolah belum berdaya mengelola air ini untuk kehidupan yang lebih baik. Ketika kemarau tiba seperti sekarang ini setidaknya sudah ada 86 kabupaten/kota di 20 provinsi di negeri ini yang mengalami kekeringan. Maka inilah waktunya kita harus mau belajar ilmu satu lagi, yaitu mengelola air dengan petunjukNya dan sunnah nabiNya 

Manusia Yang (Tidak ) Belajar

Selasa, 30 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 

Deadline harian Republika hari ini (30/09/2014) adalah “Jakarta Mulai Sulit Air”, bisa ditebak sekitar 3 – 4 bulan dari sekarang akan ada headline yang berjudul sebaliknya “Jakarta Lumpuh Dikepung Banjir” . Dua kondisi ekstrem yang biasanya hanya berjarak 3-4 bulan saja di Jakarta, dan ini terus berulang. Masalah yang sebenarnya nampak sederhana, namun belum juga teratasi meskipun gubernur berganti gubernur entah yang ke berapa kalinya. Mengapa demikian ? Karena manusianya belum juga mau belajar. 

Sustainable Growth In 3 D

Sabtu, 27 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 
 
Awalnya ada ibu dan bapak saya, lahir dari keduanya 11 orang anak dan dari sini kemudian lahir  28 cucu, dari cucu ini kemudian terlahir ‘baru’ 11 orang cicit. Dari sepasang manusia, dalam waktu kurang dari satu abad telah lahir 50 orang baru di dunia ini. Pertanyaannya adalah bagaimana semua akan terus bisa makan, berpakaian, punya tempat tinggal dan memenuhi perbagai kebutuhan lainnya di bumi yang sama – yang tidak bertambah luas ? Itulah mengapa ada tugas bagi manusia yang terlahir dari bumi ini untuk memakmurkannya ! 

Pekerjaan-Pekerjaan Yang Diperintahkan

Jum'at, 26 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 

Para aktivis lingkungan dan perubahan iklim berpendapat bahwa dunia ini bisa diperbaiki dengan tiga hal yaitu penggunaan renewable energyindustrial efficiencies  dan perbaikan pada apa yang mereka sebut AFOLU (Agriculture, Forestry and Other Land Uses). Saya lebih suka menggunakan referensi lain yang lebih baku dan lebih mudah untuk bisa dilakukan siapa saja - termasuk orang  kebanyakan seperti kita - yaitu dengan apa yang saya sebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang diperintahkan.

Istighfar Yang Membawa Kemakmuran

Rabu, 24 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Sebagai individu terkadang kita merasa sudah bekerja ekstra keras siang dan malam, tetapi hasil belum seperti yang kita harapkan – kemakmuran belum juga kunjung datang. Dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara-pun demikian, para pemimpin dan wakil rakyat ketika berkampanye selalu menjanjikan kemakmuran ke rakyatnya – lagi-lagi mayoritas janji-tinggal janji – kemakmuran masih jauh panggang dari api. Apa yang salah ? apa ada yang kurang ? Kemungkinan besar yang kurang itu adalah istighfar ! 

Tugas Yang (Tidak) Kita Lalaikan…

Senin, 22 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Diciptakannya kita umat manusia oleh Allah adalah untuk beribadat menyembah kepadaNya dan mengesakanNya, bersamaan dengan itu kita juga ditugaskan untuk menjadi khalifah yang memakmurkan bumiNya (‘imarah al-ardh).  Tugas yang pertama sudah begitu banyak menjadi perhatian dalam  pendidikan, dakwah dan penyiapan sarana-sarananya. Tetapi bagaimana dengan tugas yang kedua ini ? jangankan pendidikan dan sarananya, sebagian besar kita malah tidak merasa mendapatkan tugas tersebut – kita salah menduga bahwa itu tugas orang lain – bukan tugas kita. 

Roadmap Dari Uhud

Jum'at, 19 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Setiap musim haji seperti ini ratusan ribu umat muslimin Indonesia menunaikan ibadah haji, dan di antara tempat yang selalui diziarahi jamaah haji atau umrah adalah gunung Uhud. Juga di dekatnya, menghadap gunung Uhud ini dengan skala yang jauh lebih kecil adalah yang disebut bukit para pemanah. Di antara dua tempat ini, pernah terjadi peristiwa yang luar biasa – yang bila umat ini bisa belajar dari peristiwa tersebut – umat ini akan bener-bener bisa menjadi umat yang tertinggi dalam segala bidang. Kok bisa ? 

SKP & KKP As Managed Farms

Rabu, 17 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Kita tahu begitu banyak masalah yang solusinya bertumpu pada satu hal yaitu menanam. Kita butuh ketahanan pangan, butuh air bersih, butuh supply oksigen yang tidak terputus, butuh membersihkan udara dari pencemaran CO2, butuh suhu udara yang nyaman dlsb. yang semuanya terjawab dari kegiatan menanam pohon. Masalahnya tidak semua kita punya lahan, dan bahkan yang punya lahan-pun belum tentu bisa menanam secara efektif – lantas bagaimana solusinya ? salah satu jawabannya ada di konsep managed farm yang kami perkenalkan melalui SKP dan KKP. 

Bayangkan saat ini Anda yang sudah punya rumah, punya mobil dan segala macam kebutuhannya – apa the next investment yang paling baik bagi Anda ? besar kemungkinan salah satunya adalah investasi pada tanah. Nilai tanah tidak pernah turun karena tanah sudah tidak diproduksi lagi, hanya kelemahannya tanah tidak mudah dijual bila Anda perlu – tidak seperti Dinar Anda yang nilainya bisa turun, tetapi sangat liquid kapanpun Anda butuhkan dananya. Jadi di samping tanah , Anda juga tetap butuh Dinar untuk liquid asset Anda !

Tetapi untuk tanah ada masalah lain lagi, yaitu bila Anda tidak bisa memproduktifkannya – maka dia akan jadi beban, liability di dunia dan di akhirat ! Bayangkan kalau Anda tinggal di Bekasi dan punya tanah di Bogor, kapan Anda tengok ? siapa yang mengolah tanahnya?, siapa yang akan memelihara tanamannya ? kalau toh tanaman siap panen siapa yang menjaga penenannya ? siapa yang akan menjualnya ?

Intinya bersamaan dengan kepemilikan lahan, muncul segudang pekerjaan atau tanggung jawab untuk memakmurkannya agar tanah tersebut bener-bener menjadi asset Anda dan bukan malah menjadi liability.

Dari segudang masalah ini pula lahirnya peluang, yaitu bagi pihak yang siap menjawab seluruh permasalahan tersebut. Itulah yang sedang kami lakukan dengan konsep managed farm yang kami rupakan dalam bentuk Sertifikat Kepemilikan Pohon (SKP) dan Kepemilikan Kebun Produktif (KKP).

Detil penjelasannya ada di menu FAQ dari www.igrow.club , atau Anda bisa download di link berikut ini :


Pada brosur yang Anda download tersebut akan dapat Anda perbesar tampilannya sehingga Anda bisa lihat detil nomor kavling dlsb. Bagi para pembaca yang sudah memesan kavling KKP ini sebelumnya, Anda sudah bisa memilih kavling Anda sekarang.

Bagi Anda yang belum siap untuk ikut terlibat di KKP, ada versi lain yang lebih terjangkau yaitu program SKP yang juga sudah bisa Anda beli langsung melalui www.igrow.club tersebut di atas.

Karena peluang yang sangat besar di bidang managed farm ini, kami-pun tidak berpretensi bisa menggarapnya sendiri. Kami ajak Anda yang siap untuk menjadi pengelola managed farms berikutnya, baik melalui program AAP maupun kerjasama langsung dengan kami bagi Anda yang sudah memiliki skills yang dibutuhkan di bidang ini.

Saya membayangkan di tengah arus tergerusnya lahan produktif untuk pembangunan rumah, pabrik dan infrastruktur lainnya, harus tetap ada orang-orang seperti kita yang dengan kekuatan kecil tetapi berjamaah yang mau berusaha agar tetap ada sebagian lahan-lahan yang cukup untuk menanam.


Garis Depan Ketahanan Pangan, Ketersediaan Oksigen , Air Bersih etc.

After all kita semua butuh oksigen, udara bersih, air tanah yang siap minum, kita butuh sejumlah alternative bahan pangan jangka panjang. Siapa lagi yang mulai melakukannya kalau bukan kita-kita ?

Bersamaan dengan terbukanya kesempatan Anda untuk terlibat di SKP dan KKP tersebut, kami juga membuka kembali peluang bagi teman-teman yang ingin memperoleh bibit pohon kurma yang sudah jelas jenis kelamin betina atau jantannya. Insyaallah dalam waktu dekat akan kami impor bibit-bibit kurma yang sudah jelas jenis kelaminnya ini – untuk mempercepat ketersediaan bahan pangan yang oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dijanjikan tidak akan kelaparan rumah yang ada kurma di dalamnya.

InsyaAllah.

Pohon Yang Berbuah Roti

Ahad, 14 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Di awal abad 16 ketika pelaut Spanyol  Fernao de Magalhaes atau Magellanes melakukan perjalanan keliling dunia untuk pertama kalinya, di tengah perjalanan yang terdiri dari 5 kapal ini mereka kehabisan bekal gandum ketika sampai Samudra Pasifik. Dalam pencarian bekal pengganti gandum di pulau-pulau Pasifik inilah mereka menemukan apa yang kemudian dikenal sebagai breadfruit  atau buah roti. Nama latin dari breadfruit ini adalah Artocarpus altilis, dan tahukah Anda nama buah itu di kita ? Itulah buah sukun ! 

Petani Dengan 1 Kg Emas

Sabtu, 13 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 
 
Awalnya adalah sebuah mimpi yang samar dan lompat-lompat, bahwa petani kita akan makmur dengan penghasilan kotor setara 1 kg emas setahun dari setiap 1 ha lahan tegalannya. Namun ketika mimpi tersebut bisa dipertajam, dilengkapi dengan detilnya berupa strategy, operationalization dan people-nya - maka mimpi tersebut insyaAllah akan bisa berubah menjadi visi yang siap diwujudkan.

Sustainable Financing Untuk Tahun-Tahun Depan Yang Lebih baik

Senin, 8 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam dunia financial planning atau perencanaan keuangan ada istilah ‘gagal merencanakan berarti merencanakan untuk gagal’, sayangnya ilmu perencanaan keuangan ini – utamanya yang konvensional – banyak sekali bersentuhan dengan instrumen yang mengandung maisir, gharar dan riba. Lantas bagaimana kita bisa membuat perencanaan keuangan jangka panjang tanpa melibatkan tiga hal terlarang tersebut ? Kita bisa menggunakan instrumen benda riil seperti emas, domba dan pohon. 

iGrow : Green Platform Untuk Memulai

Ahad, 7 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Alhamdulillah setelah beberapa tahun mewacanakan dan mendiskusikan konsep memakmurkan bumi melalui situs ini dengan Kebun Al-Qur’an dlsb., per Sabtu 6/9/2014 kemarin kita bersama memasuki tahap berikutnya. Bukan lagi wacana dan konsep, tetapi adalah kerja bareng untuk bisa benar-benar mewujudkannya. Dengan segala persiapan yang telah kami lakukan, termasuk system informasi iGrow – Andapun kini bisa terlibat langsung sesuai dengan kapasitas Anda masing-masing.

Presiden Terpilih, Pak Kyai dan Durian…

Jum'at, 5 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sebelum PEMILU Presiden saya ‘bermimpi’ para capres sowan ke Pak Kyai, maka setelah KPU menetapkan pemenangnya yang kemudian dikuatkan oleh Mahkamah Konstitusi – sayapun melanjutkan ‘mimpi’ saya sebelumnya. Kali ini presiden terpilih sowan lagi ke Pak Kyai disertai team transisinya dan sudah dengan pengawalan kepresidenan. Pak Kyai bisa melihat beban berat yang diemban presiden terpilih ini dari melihat raut wajahnya, dan sesekali dia nampak menggaruk-garuk kepalanya ataupun memegang jidatnya – kebiasaan yang terbawa sejak sebelum terpilih menjadi presiden

Warfare Strategy Untuk MEA

Kamis, 4 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tinggal setahun lagi pasar tunggal ASEAN atau yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berlaku efektif. Pesaing-pesaing kita dari pebisnis luar negeri telah lama berancang-ancang untuk menyerbu pasar ini dengan berbagai strategi-nya. Mulai dari strategi perang modern yang diadopsi dunia bisnis dari barat, maupun strategi perangnya jendral Sun Tzu yang banyak diadopsi pelaku bisnis dunia timur. Tidak kalah menariknya, kita punya strategi yang unggul sebenarnya dalam menghadapi situasi ini – yaitu strategi dari perang-perangnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. 

Menanam Pohon Di Surga

Oleh: Muhaimin Iqbal
Selasa, 2 September 2014

Dorongan untuk kita menanam pohon itu begitu kuat sampai diperintahkan untuk kita lakukan hingga akhir jaman. Selain membersihkan udara dengan menyerap CO2, memberikan manusia apa yang dibutuhkan untuk pernafasannya dengan O2, memberi makan manusia dan binatang dengan buah, daun dan bunganya, mengelola air di tanah agar terus tersedia air bersih bagi manusia dan penghuni bumi lainnya, sampai memberi sumber-sumber energi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia modern. Lebih dari itu menanam pohon dan meng-waqaf-kannya, juga bisa menjadi jalan bagi kita untuk memperoleh pengganti pohon yang di surga.

Mengelola Life Cycles Dengan Warfare Strategy

 Ahad, 31 Agustus 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bahwasanya roda kehidupan itu terus berputar kadang kita di atas kadang di bawah – itu benar adanya. Sehingga dalam dunia usaha kita mengenal life cycles baik untuk usaha itu sendiri maupun produk-produk yang dihasilkannya. Di gerakan sosial, politik maupun da’wah-pun kita juga bisa melihat pola life cycles yang sama. Lantas bagaimana kita bisa mengelolanya dengan baik ketika lagi di atas ataupun lagi dibawah ? Yang terbaik tentu dengan mengikuti petunjukNya, salah satunya adalah melalui warfare strategy dari peperangan demi peperangan yang dilakukan di jaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. 

MENJADI Lebih Dari Sekedar MEMILIKI

Jum'at, 29 Agustus 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ketika kita masih polos di waktu kecil dahulu, rata-rata kita punya cita-cita yang tinggi untuk kelak ingin MENJADI apa saja yang kita bisa bayangkan saat itu. Ketika cita-cita itu nyaris tercapai, kita selesai kuliah – justru saat itulah kebanyakan cita-cita untuk MENJADI itu buyar – kita berubah pragmatis dan cita-cita untuk MENJADI (being) itu berubah ke sekedar ingin MEMILIKI (having). Karena manusia dewasa kebanyakan fokus untuk MEMILIKI bukan fokus untuk MENJADI, maka dari sinilah pangkal begitu banyak persoalan dalam hidup ini muncul. 

Seamless Life

Rabu, 27 Agustus 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal riba, riswah,
Kebanyakan manusia jaman ini hidup sepotong-sepotong dengan  penuh sambungan di sana-sini, kadang sambungan itu dipaksakan nyambung meskipun tidak bisa sambung. Sambungan-sambungan itu bisa terjadi pada rentang aktifitas di usia yang sama, maupun di rentang usia yang berbeda. Bisakah kita membuat hidup kita seamless – hidup mulus tanpa sambungan atau tanpa kelim ? insyaAllah bisa bila kita menggunakan petunjuk yang benar.