Citronella : Si Cantik Dari Jawa

Rabu, 1 November 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Citronella bukan nama gadis, tetapi dia merepresentasikan segala sesuatu yang indah dipandang mata dan harum ketika dicium  – yang dalam bahasa arab disebut thiib. Di dunia ada dua jenis citronella yaitu type Ceylon dan type Java, dan type Java inilah yang paling cantik diantara keduanya. Dia mengandung Geraniol dan Citronellal yang lebih banyak, sehingga dia lebih harum. Artinya Jawa dan Indonesia pada umumnya, seharusnya merajai basic industry berbasis citronella ini, mengapa belum ?

Halal Tourism Industry

Selasa, 16 Mei 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Ada yang aneh di lapangan terbang Bangkok ketika saya baru-baru ini diundang untuk menjadi pembicara di conference mereka. Diantara yang menyambut saya dari Tourism Information mereka adalah wanita berjilbab, dan dari lapangan terbang sampai ke tempat conference – di kiri jalan tol setidaknya saya melihat dua masjid yang menonjol ! Ada apa di Thailand ? Tidak ada apa-apa, mereka hanya melihat pasar yang tumbuh pesat – yaitu pasar yang disebut Halal Tourism Industry. Thailand yang rajanya industri pariwisata di region ini, tidak mau ketinggalan dari negeri jirannya yang mayoritas muslim seperti Indonesia, Malaysia dan Brunei !

Tidak Ada Angsa Yang Tidak Bisa Berenang

Sabtu, 13 Mei 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Angsa liar tinggal di pohon-pohon pada ketinggian 4 sampai 20 meter di atas air. Telur angsa menetas di malam hari, dan pemandangan pertama yang disaksikan oleh si kecil angsa keesokan harinya adalah ibunya yang melompat dari ketinggian – terjun ke air yang jauh di bawah untuk mencari makan. Tanpa berpikir panjang dan tanpa rasa takut, si angsa kecil langsung terjun ke air mengikuti ibunya – dan mereka survive sejak hari pertamanya di dunia . Tidak ada angsa yang tidak bisa berenang tetapi manusia banyak yang tidak bisa berenang, mengapa ?

Menuju Perfect Equality

Kamis, 4 Mei 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Tugas yang sangat berat bagi para pemimpin – khususnya di bidang ekonomi – sebenarnya bukan hanya masalah pertumbuhan. Bisa saja pertumbuhan ekonomi itu tinggi, namun bila yang menikmati pertumbuhan itu hanya segelintir orang – maka negeri itu gagal memakmurkan mayoritas penduduknya. Ini yang tersirat dari datanya World Bank dan CIA untuk Indonesia selama lebih dari dua dasawarsa terakhir. Maka pertumbuhan ekonomi kedepan mestinya bukan hanya focus pada growth, tetapi juga harus sangat menekankan pada equality

Small Change, Big Impact

Selasa, 2 Mei 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Hal-hal kecil yang ada di sekitar kita itu seperti titik dan koma pada suatu kalimat yang panjang. Dia sendiri tidak bermakna apa-apa, tetapi kalimat yang panjang menjadi kacau maknanya bila kita salah menempatkan titik dan komanya. Dalam system ekonomi kita, titik dan koma itu ada pada uang receh – baik yang berupa koin maupun uang kertas yang bernominal kecil. Kita sering risih nggembol uang receh yang menjadi berat di saku kita, tetapi di pintu tol, di putaran pak Ogah, di wc umum, di tempat parkir dlsb. kita menjadi panik manakala tidak ada uang receh.

Collateral Beauty

Sabtu, 29 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Alkisah ada petani miskin tetapi memiliki kuda putih yang bagus, semua tetangganya menyarankan untuk menjualnya agar dia bisa memenuhi kebutuhannya. Selain itu kuda yang bagus juga mengundang orang lain yang berniat jahat untuk mengambilnya, tetapi si petani tidak menghiraukan saran para tetangga. Suatu hari kudanya bener-bener hilang dicuri orang, maka tetangganya pada berdatangan dan kebanyakan malah pada menyalahkan si petani. Si petani sendiri tidak bersedih ataupun berduka dengan kehilangan ini, karena dia melihat apa yang tidak dilihat oleh tetangganya – dia melihat collateral beauty !

Sukuk : Akses Modal Untuk Si Kecil (Juga)

Selasa, 25 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Karakter utama dari ekonomi Islam itu adalah keadilan, karena keadilan itulah yang lebih dekat kepada ketakwaan (QS 5:8). Bila ada sumber daya ekonomi yang bisa diakses oleh orang kaya atau perusahaan besar, maka sumber daya yang sama juga berlaku bagi si kecil atau yang miskin. Ekonomi kita timpang karena kebanyakan akses modal dan akses pasar hanya dikuasai segelintir perusahaan besar, bagaimana memperbaikinya ? Beri akses yang sama bagi si kecil.

Rumah Murah Gubernur Baru

Ahad, 23 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Kaum muslimin di Jakarta tentu lagi bergembira saat ini karena Gubernur baru yang digadang-gadangnya bener-bener terpilih. Lebih menggembirakan lagi karena pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru ini juga menjanjikan rumah murah tanpa uang muka untuk warganya. Saya tertarik untuk membantu program ini dengan contoh yang lebih konkrit lagi, bagaimana rumah bahkan bisa dicicil dengan jauh lebih murah dari yang ada selama ini. Mau lihat buktinya ?

Satellite View and Beyond

Sabtu, 22 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Orang Indonesia punya cara yang baik untuk menggambarkan masalah besar di depan mata yang justru tidak kelihatan, yaitu dengan ungkapan ‘gajah di pelupuk mata’. Senada dengan ini, dalam bahasa Inggris ada ungkapan ‘helicopter view’ – yaitu melihat sesuatu dari ketinggian atau kejauhan supaya yang semula tidak nampak menjadi nampak semua sisi-sisinya. Kalau kita tarik terus ke atas, dengan ‘satellite view’ kita akan bisa melihat scope yang lebih besar besar lagi. Bagaimana kalau terus kita tarik ke atas lagi, apa yang akan kita lihat ?

Riba-Free Ecosystem Untuk Keterjangkauan Rumah

Ahad, 16 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Tulisan saya tentang Keadilan Ekonomi Bukan Zero Sum Game dan Wong Telu rupanya banyak mengundang pertanyaan, utamanya terkait bagaimana pengadaan rumah bagi masyarakat muslim itu bisa benar-benar dilakukan tanpa riba. Jawabannya memang di jaman ini menjadi tidak mudah, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dilakukan. Bila sejumlah pihak perorangan maupun institusi berusaha cukup keras bersama-sama dan saling menunjang, insyaAllah riba-free ecosystem untuk keterjangkuan rumah itu bisa bener-bener dicapai.

Wong Telu

Kamis, 13 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dahulu dakwah para wali berjalan sangat efektif karena mereka terjun langsung menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat. Mereka mengajarkan amal yang nyata kepada para murid-muridnya, diantaranya adalah ajaran untuk menemui ‘wong telu’ dalam perjalanan dakwahnya. Siapa ‘wong telu’ ini ? Dia adalah tiga jenis orang yang harus ditemui, dalam bahasa jawa disebut wong kang luwe lan ngelak (orang yang lapar dan dahaga), wong kang kepanasen lan kudanan (orang yang kepanasan dan kehujanan) dan wong kang udo (orang yang telanjang).

Keadilan Ekonomi Bukan Zero Sum Game

Rabu, 12 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Kemarin saya melakukan survey kecil-kecilan untuk mendeteksi seberapa banyak masyarakat memahami konsep timbangan yang adil dalam ekonomi, hasilnya luar biasa. Lebih dari 200 orang merespon survey tersebut dalam waktu kurang lebih enam jam. Mayoritas pembaca situs ini tentu bisa menjawabnya dengan benar, bahkan ada yang menjawab sangat akurat pada jam 14:02 yaitu Bapak Oki Baskoro Rachmat – Maka beliaulah yang menang Quiz yang sekaligus survey tersebut. Jawabannya ada di artikel saya lebih dari 4 tahun lalu dalam tulisan Kembalinya Timbangan Yang Hilang.

Extreme Weather

Senin, 10 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sudah lebih dari 16 bulan negeri ini tidak mengalami musim kering, April sampai September 2016 lalu yang seharusnya musim kemarau – tetap turun hujan sehingga disebut kemarau basah. Hari-hari ini kita memasuki pekan kedua bulan April – kita juga masih diguyur hujan di sana – sini. Hujan dapat menjadi berkah seperti melonjaknya panenan padi kita tahun lalu, juga bisa menjadi musibah dengan banyaknya tanah longsor dlsb. Tetapi extreme weather bukanlah hal baru, ribuan tahun lalu juga sudah terjadi. Ada cara untuk menyikapinya dan ada cara untuk mengatasinya.

Agar Unta Nabi Saleh Bisa Ikut Minum

Kamis, 6 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sehari setelah saya menyinggung kartel ayam 12 perusahaan dalam tulisan ‘Ketika Iman Diuji’ , menteri keuangan RI malah mengungkap hal yang lebih mengerikan lagi – ternyata industri per-ayam-an hanya didominasi oleh 2 perusahaan saja. Kondisi seperti ini saya yakin bukan hanya pada masalah ayam, tetapi juga masalah makanan dan kebutuhan sehari-hari kita lainnya. Oligopoli yang mendominasi ekonomi ini sungguh tidak mudah untuk dicegah karena itulah karakter ekonomi kapitalisme itu sendiri, yang kuat yang menang dan pemenangnya mengambil semuanya – the winner take it all !

Ketika Iman Diuji

Ahad, 2 April 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Ketika ada sahabat yang datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam minta obat untuk saudaranya yang sakit perut, Nabi memberinya madu. Hingga tiga kali sahabat ini datang karena saudaranya belum juga sembuh, Nabi tetap memberinya madu. Ketika sahabat ini mulai ragu karena sakit perut saudaranya tidak kunjung sembuh, Nabi menguatkan imannya dengan “…Alllah pasti benar, perut saudaramu yang bohong…”. Dan setelah terapi madu ini diteruskan - saudaranya memang sembuh, begitulah antara lain iman itu senantiasa diuji.

Sedekah Yang Wangi

Rabu, 29 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal

Ada kebiasaan cerdas dan mulia dari Ummul Mukminin Aisyah Radlianllahu ‘Anha yang tidak terbayangkan oleh kita yang hidup di jaman ini. Yaitu bila ada pengemis mengetuk rumahnya, beliau mengusap uangnya dengan minyak wangi baru kemudian menyedekahkannya kepada si pengemis. Ketika ada yang bertanya mengapa beliau melakukan ini, dijelaskannya bahwa sedekah tersebut sampai di tangan Allah sebelum sampai di tangan pengemis – beliau ingin ketika sampai di tangan Allah sedekahnya dalam kondisi wangi !

La Nina dan El Nino

Ahad, 26 Maret 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Setahun terakhir negeri ini tidak mengalami musim kering karena kemaraunya-pun basah – tetap ada hujan di musim kemarau. Dampaknya lahan sawah yang biasanya ditanami padi satu atau dua kali setahun, tahun ini banyak yang bisa ditanami tiga kali. Karena musim hujan yang turun di musim kemarau – yang biasanya kering – juga membuat kita tidak perlu banyak direpotkan dengan kebakaran hutan yang meluas seperti tahun-tahun sebelumnya. Peristiwa semacam ini bisa dijelaskan secara ilmiah melalui fenomena La Nina dan El Nino, tetapi juga bisa menjadi tadabur terhadap ayat-ayatNya utuk mengantisipasi what next-nya !