Value Creation : Cukup Untuk Anda, Cukup Untuk Saya...

Harga emas dunia semalam melambung melampaui level psikologis berikutnya yaitu angka US$ 1,400/Oz. Melambungnya harga emas ini tidak terlepas dari praktik ekonomi yang mendasarkan pada teori scarcity, yaitu anggapan bahwa benda-benda ekonomi tersedia terbatas untuk memenuhi keingingan atau kebutuhan manusia yang tidak terbatas.  Harga emas akan terus naik selama dia diperebutkan umat manusia untuk disimpan, tetapi tidak harus demikian bila umat manusia mau berbagi dan mau menciptakan nilai (value creation) secara bersama-sama.

Obama Dan Misi Memeras Air Dari Batu...

Hari-hari ini hampir seluruh media di dominasi berita tentang kunjungan presiden Amerika Barack Husein Obama, maka saya-pun tertarik untuk ikut menulisnya. Hanya fokus penulisan saya barangkali berbeda dengan media lain, karena saya ingin menulis seuatu yang tersirat dari kunjungan ini – karena yang tersurat sudah sangat banyak diberitakan oleh berbagai media tersebut diatas. Sesuatu yang tersirat ini terkait dari alasan fundamental yang mendasari kunjungan Obama ke Asia kali ini,  yang dari sudut pandang ekonomi misi dia ini seperti memeras air dari batu atau dalam bahasa Inggris disebut squeeze water from the stone.

Menduga Masa Depan Harga Emas Dari Neraca Perdagangan...

Ketika krisis moneter melanda negeri ini tahun 1997/1998, ekonomi kita seperti luluh lantak. Pemutusan hubungan kerja meraja lela, banyak perusahaan yang harus tutup dan bahkan sampai kini Anda masih bisa menyaksikan korbannya berupa kota hantu di daerah Sentul.  Suatu komplek yang semula direncanakan menjadi komplek perumahan mewah, semasa krisis moneter ditinggalkan pengembang dan calon pembelinya dengan menyisakan puing-puing bekas penjarahan.  Namun obat yang begitu pahit bagi bangsa ini tersebut, ternyata menyembuhkan suatu penyakit kronis yang disebut defisit dalam neraca perdagangan.

Ketika Usaha Harus Bermula Dari 3 F...

Bayangkan situasi sekian puluh tahun lalu ketika orang di Indonesia masih minum air dari air sumur yang direbus dan masih merebus air panas setiap kali mau minum teh;  saat itu ada orang yang punya ide nyleneh (pada jamannya) untuk memasukkan air atau air teh dalam botol dan gelas kemudian menjualnya dengan harga berlipat !. Siapa kira-kira yang mau mendukungnya saat itu ?.  Dukungan yang sangat mungkin adalah dari keluarga sendiri, dari teman-temannya dan dari ‘orang-orang bodoh’ di sekitarnya .

Dinar Sebagai Yardstick Kemakmuran dan Perencanaan Keuangan...

Ada seorang teman yang saya kenal baik sejak tahun 1990-an hingga kini, karena kedekatan tersebut dia cukup leluasa mengungkapkan segala problem financial-nya ke saya. Pada tahun 1995 dia diangkat menjadi manager di perusahaan asing dengan penghasilan sekitar Rp 10 juta per bulan; kini dia  direktur di salah satu group perusahaan besar dengan gaji Rp 100 juta-an per bulan !. Yang jadi pertanyaan dia ke saya adalah mengapa dengan gaji 10 kali lipat dibandingkan dengan gaji dia tahun 1995, dia tidak merasakan adanya peningkatan kemakmuran selama 15 tahun ini ?.

Dinar Untuk Napak Tilas Jejak Karir...

Melanjutkan cerita tentang teman saya yang berkarir cemerlang dengan posisi sekarang sebagai direktur di grup perusahaan besar, kali ini saya ingin mendalami mengapa dia selama 15 tahun terakhir tidak merasakan adanya peningkatan kemakmuran. Apa yang terjadi dengan karirnya ?. Untuk pendalaman ini saya minta dia mengingat-ingat setiap perubahan dalam karir dan pendapatannya, kemudian saya plot-kan berdasarkan tabel harga Dinar yang saya muat di situs ini kemarin (01/11/2010). Hasil dari pemetaan perubahan karir dia selama 15 tahun terakhir ini dapat dilihat pada grafik dibawah.