Disruption Theory

Disruption Theory

Isaac Newton konon pernah berteori '...beri aku tempat di luar bumi untuk berpijak, maka aku akan bisa memindahkan bumi dari tempatnya semula...'. Dia memang tidak bisa membuktikan teorinya ini, tetapi karyanya menjadi dasar dalam perhitungan hampir semua peralatan dan mesin penggerak modern - bahkan namanya diabadikan dalam satuan gaya atau force N= Newton. Saya bukan hendak membahas teori fisika yang njlimet ini, tetapi folosofi yang sama untuk gaya dan daya yang dibutuhkan untuk perubahan besar.

Newton yang hendak memindahkan bumi dari tempatnya tersebut, secara teori dapat dilakukan dengan ilustrasi berikut :

 

Bila bisa dibuat tuas pengungkit (lever) yang begitu panjang sehingga bulan bisa dijadikan sebagai ganjal (fulcrum)-nya, bumi di ujung bagian tuas yang pendek dan Newton berdiri di ujung bagian tuas yang panjang - maka dia bisa mengungkit bumi dari tempat dia berdiri. Tetapi tentu ini hanya joke karena tuas tersebut harus begitu panjang sampai menjangkau di luar tata surya kita.

Yang saya ambil dari teori ini adalah filosofi perubahan besar yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang kecil seperti kita-kita ini - yang dalam bahasa startup disebut disruption. Perhatikan ilustrasi di atas khususnya formula ke 4 yaitu W = m.a.d.

Kita akan dapat memiliki disruptive power atau daya yang dibutuhkan untuk mampu melakukan perbahan besar (W) bila kita ada massa - sesuatu hasil karya yang berbobot atau berkwalitas (m), ada percepatan penyebarannya atau bahasa sekarang percepatan viral-nya (a), dan ada jangkauan atau cakupan penggunaan atau manfaat yang luas (d).

Nah sekarang formula W=m.a.d atau yang saya sebut Disruption Theory ini bisa diaplikasikan terhadap perbagai perubahan besar yang kita inginkan untuk terjadi. Bisa untuk dunia politik, bisnis, lingkungan, public services, keamanan dunia dlsb.

Di dunia politik misalnya, tahun depan adalah tahun pesta demokrasi yang massive baik legislatif maupun eksekutif, daerah maupun pusat. Semua kecap no 1, semua kandidat merasa dialah yang paling baik. Kita yang dijadikan target pasar para politikus untuk menjajakan barag dagangannya, tidak perlu Baper yang mengganggu silaturahim antar sesama - cukup menilai para kandidat dengan formula W=m.a.d tersebut di atas.

Pertama adalah apakah para kandidat tersebut memiliki track record karya yang berkwalitas di bidang perubahan besar yang dia janjikan, kedua adalah apakah karya tersebut dapat terakselerasi penyebarannya, dan apakah manfaat dari karya tersebut akan dapat dirasakan oleh rakyat secara luas. Kalau perlu masing-masing diberi angka, sehingga pilihan kita tinggal mengalikan antara m, a dan d dari masing-masing kandidat.

Aplikasi formula di dunia usaha bisa banyak kita lihat dari model-model bisnis yang disruptive dalam daswarsa terakhir. Google, Facebook, Whatsup, Twitter dlsb. mengapa mereka begitu dominan merubah peradaban dunia ? yang memang karya mereka berkwalitas (m) - Anda yang sudah menggunakannya , tidak bisa berhenti menggunakannya. Karya mereka menyebar terakselerasi sangat cepat (a) dan manfaatnya-pun memang dirasakan oleh masyarakat di seluruh dunia (d) - well tentu juga termasuk dampat mudharat-nya.

Formula yang sama seharusnya bisa kita gunakan untuk memperbaiki lingkungan kehidupan yang rusak di bumi ini. Tinggal yang dibutuhkan adalah contoh karya yang bener-bener bagus dan efektif mengatasi masalah yang ada (m), kemudian dapat di-viral-kan dengan cepat (a) dan contoh tersebut bisa diaplikasikan  seluas mungkin di seluruh dunia (d).

Bila ini dapat dilakukan, maka teori Isaac Newton tersebut di atas akan bisa dibuktikan. Bukan untuk mengungkit atau memindahkan bumi dari tempatnya semula, tetapi justru untuk mengembalikan bumi ke dalam keseimbangan alam semesta yang semula.

Bahwa manusia kecil ini bisa mengganggu keseimbangan alam semesta, beritanya sudah turun dari Sang Maha Pencipta langsung. Di surat Ar-Rahman ayat 8 Allah berfirman : " Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu ". Tetapi tugas untuk menjaga keseimbangan ini-pun diserahkan kepada manusia ini, di ayat selanjutnya Ar-Rahman ayat 9 : " Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan kamu jangan mengurangi keseimbangan itu".

Maka bila Newton berteori bisa mengungkit atau memindahkan bumi dari tempatnya semula, kita bukan hanya berteori - kita benar-benar berpeluang untuk dapat menjaga bumi agar tetap seimbang di tempatnya semula - di alam semesta yang sangat besar dan terus membesar sejak peristiwa big bang belasan milyar tahun silam. Inipun dikabarkan di Surat
Ar-Rahman ayat 7 : " Dan langit telah ditinggikanNya dan Dia ciptakan keseimbangan ".

Lantas bagaimana manusia makhluk yang sangat kecil ini dapat berperan dalam menegakkan keseimbangan di alam semesta yang amat sangat besar tersebut di atas ? kembali ke formula W=m.a.d tersebut di atas.

Kita harus bisa memiliki karya yang bener-bener bagus - amal saleh yang Dia ridlo atasnya (m), maka Dia pula yang akan 'mem-viral-kan'nya di antara para malaikatNya - bahwa si fulan telah berbuat kebaikan ini dan itu - maka viral-lah karya itu diantara para malaikat (a). Lantas apa 'd'-nya ? kembali ke ilustrasi di atas, 'd' adalah distance - jarak atau tempat berpijak atau sesuatu yang berada pada tempatnya.

Menempatkan sesuatu pada tempatnya ini adalah pengertian adil, itulah sebabnya mengapa tugas menegakkan keseimbangan di alam semesta tersebut hanya bisa dilakukan dengan keadilan (QS 55:9) di atas. Responsible Consumption and Production (SDGs no 12) adalah salah satu contoh kecil dari sikap adil di alam, tetapi inti dari keseimbangan di alam akan tercapai bila manusia berbuat baik atau amal saleh yang kemudian diikuti oleh orang lain berbuat yang baik pula - viral dan dia berlaku adil. InsyaAllah

Salam Revival

Masih di seputar upaya mengatasi kegalauan sejumlah pihak karena turunnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang kemudian mentrigger kenaikan suku bunga acuan BI, rentetan berikutnya adalah naiknya suku bunga pinjaman perbankan, melemahnya sektor riil karena menurunnya pasokan modal, hilangnya pekerjaan atau setidaknya tidak bertambahnya lapangan pekerjaan, pendek kata masa depan suram bagi para pencari kerja. Tetapi harus kah ini yang terjadi ? Adakah jalan lain agar siklus 10 tahunan ini tidak berulang?

Green Gold for 9 out of 17 Goals

Seluruh negara-negara di dunia yang bernaung dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat untuk mencapai target bersama pada tahun 2030, yaitu apa yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs). Dari 17 pencapaian yang menjadi target tersebut , saya melihat setidaknya ada 9 target diantaranya bisa dicapai melalui perantaraan satu tanaman saja. Satu tanaman yang saya sebut emas hijau atau green gold ini adalah kekayaan negeri ini yang terabaikan selama ini, dialah bambu ! Bagaimana bisa ?

Man and Tree

anusia dan pohon itu seperti cermin satu sama lain, apa yang nampak kanan di cermin itulah kiri kita dan nampak kiri itulah kanan kita. Manusia menghirup oksigen untuk pernafasannya, pohon mengeluarkan oksigen dari fotosintesa-nya. Manusia mengeluarkan CO2 ketika bernafas dan beraktifitas, pohon menyerap CO2 untuk fotosintesa-nya. Meskipun yang kanan ada di kiri dan kiri ada di kanan, cermin adalah wajah kita yang sesungguhnya. Bila yang nampak di cermin itu baik - maka baiklah kita, tetapi bila yang di cermin itu buruk - juga buruklah kita.

Carbon and Water Offset

Udara bersih yang kita hirup dan air bersih yang kita minum - adalah dua unsur vital kehidupan yang selama ini kita take it for granted - ujug-ujug ada tinggal diambil. Kenyataannya memang demikian ketika alam masih seimbang, pohon yang memproduksi oksigen dan menyerap CO2 masih lebih dari yang membutuhkannya. Demikian pula masih ada akar-akar pepohonan yang mampu mengelola air lebih dari cukup. Namun kemewahan udara dan air bersih ini kini tidak lagi kita miliki.

Water Crisis in Best Islands of the World

Publikasi terkemuka industri wisata dunia Travel+Leisure bulan lalu menyajikan pilihan para pembacanya untuk pulau-pulau terbaik di dunia. Top three dari 15 pulau terbaik dunia, ketiganya adalah pulau-pulau di Indonesia yang berdampingan satu sama lain yaitu no 1 Jawa, no 2 Bali dan no 3 Lombok. Ini kesempatan Indonesia untuk mempromosikan industri  pariwisatanya secara massif, namun lebih dari itu - ini juga kesempatan bagi kita semua untuk menyadarkan dunia akan isu lingkungan wa bil khusus - masalah ketersediaan air bersih untuk kelangsungan kehidupan kita di bumi ini.