Availability, Accessibility & Affordability…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Jum'at, 30 Maret 2012

Maraknya demo BBM hari-hari ini sebenarnya baru terfokus pada satu dari tiga masalah serius yang terkait dengan bahan bakar, yaitu pada affordability atau keterjangkauannya. Yang lebih serius perlu dipikirkan dalam jangka panjang sebenarnya bukan hanya masalah affordability ini, tetapi accessibility  dan availability dari bahan bakar itu sendirilah yang tidak kalah pentingnya. Dalam dunia ekonomi, tiga hal ini yaitu availability, accessibility dan affordability adalah masalah sekaligus tantangan dan peluang besar.


Bayangkan untuk saudara-saudara kita yang sekarang hidup di Papua dan pulau-pulau yang jauh lainnya, mereka sering tidak punya pilihan sehingga terpaksa membayar bahan bakar premium dengan harga yang bisa mencapai Rp 15,000/liter atau bahkan lebih. Mengapa begitu mahal di tempat mereka ?. Bahan bakar memang tersedia (available) di kilang-kilang atau depo-depo di pulau jawa, tetapi nyaris tidak accessible (tidak bisa diperoleh) di tempat mereka.

Kita-pun yang di Jawa bisa menemui situasi semacam ini, bila karena satu dan lain hal Pertamina tidak bisa memproduksi bahan bakar yang cukup, yang membuat bahan bakar tidak available maka tentu bahan bakar ini pasti juga tidak accessible bagi kita. Yang kita demo sekarang sebenarnya baru buntut dari tiga serangkai Available Accessible dan Affordable.

Kita mempermasalahkan buntut-nya karena itu yang kita rasakan sekarang, kalau kita berfikir jangka panjang sampai ke anak cucu kita – maka urutannya akan berbeda. Pemerintah atau siapapun yang berwenang dalam bidang energy ini harus bisa ‘menenangkan’ masyarakat dengan program-programnya yang menjamin energy available, accessible dan tentu juga harus affordable.

Kalau energy tidak available, pasti juga tidak accessible dan juga tidak affordable. Kalau dia available, kemungkinannya bisa accessible bisa juga tidak. Kalau dia available dan accessible, maka dia bisa affordable dan bisa juga tidak. Jadi yang kita demo sekarang baru 1/3 dari masalah besar yang ada seperti dalam diagram pohon dibawah.

Problems Definition

Karena masalah energy ini merupakan masalah kebutuhan pokok seluruh masyarakat, maka sudah sewajarnya kalau pemikiran terhadap energy ini menjadi perhatian utama manakala kita memilih wakil-wakil kita, pemimpin kita dlsb.

Pada pemilu yang akan datang misalnya kita bisa menuntut pada seluruh wakil-wakil dan calon pemimpin kita, konsep apa yang mereka pikirkan tentang availability, accessibility dan affordability untuk kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat baik itu energy, bahan pangan, perumahan, kesehatan dan berbagai masalah pokok lainnya.

Tiga hal tersebut di atas selain menjadi urusan pemerintah, sebagian  juga bisa digarap oleh swasta dan inilah peluang besarnya. Di setiap kotak merah dalam diagram diatas adalah peluang bagi yang bisa membuatnya hijau.

Ketika bahan bakar untuk mobil tidak lagi tersedia misalnya, maka mobil-mobil ringan yang bisa digerakkan dengan tenaga surya bisa menjadi peluang. Ketika bahan bakar tidak accessible di suatu daerah, pihak-pihak yang bisa mengirimkannya dengan efisien dan affordable akan memiliki peluangnya.

Tiga konsep ini juga berlaku untuk segala kebutuhan kita, jadi dengan memahami konsepnya akan menjadi peluang tersendiri bagi yang mau menggarapnya.

Dinar misanya menjadi peluang saya karena bersama Antam dan Peruri, kami telah membuatnya available, bersama para agen kami membuatnya accessible di berbagai kota, dan dengan sepenuhnya mengikuti mekanisme pembentuan harga melalui pasar sempurna yang dinamis – maka kami membuatnya affordable.

Project e-commerce SHIPHA yang saat ini sedang kami persiapkan system-nya juga insyaallah akan bekerja dengan cara yang sama. Bersama para vendor, para trader, agent dan service provider insyaallah kami ingin membuat penyembuhan-penyembuhan dengan cara Islami itu menjadi available, accessible dan affordable.

Kotak-kotak merah yang masih bisa dihijaukan, itulah peluang kita. Insyaallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar