‘Berita Besar’ : Untuk Negeri Kita Kah…?

Oleh: Muhaimin Iqbal
Senin, 21 Nopember 2011

Sebelum sampai ayat “wa jannaatin alfaafa” (QS 78 : 16), Al-Qur’an bercerita tentang gunung-gunung (QS 78 :7) , tentang perimbangan malam dan siang (QS 78 :10-11) , tentang sinar matahari yang amat terang (QS 78 :13) , tentang air hujan yang tercurah (Qs 78 :14), tentang berbagai biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan (QS  78 :15).


Sekarang mari kita lihat di antara negeri-negeri di dunia, negeri mana yang diberi karunia lengkap tersebut diatas ?, memiliki gungung-gunung yang banyak, malamnya seimbang dengan siangnya, matahari memancarkan sinarnya sepanjang tahun, memiliki hujan yang tercurah lebat rata-rata separuh waktu dalam setahun dan memiliki keanekaragaman tanaman yang luar biasa ? Bukankah ini sangat-sangat mirip dengan karakter negeri kita – Indonesia ?.

Negeri Arab tempat diturunkannya Al-Qur’an tidak memiliki gunung-gunung yang banyak, tidak banyak air hujan yang tercurah, dan apalagi tanaman – sangat sedikit yang tumbuh disana dibandingkan dengan apa yang ditumbuhkan oleh Sang Pencipta untuk negeri ini.

Peta Gunung Berapi Dunia
Peta Gunung Berapi Dunia

Negeri-negeri yang saat ini memimpin dunia dengan teknologi, ekonomi, politik dan militernya saat ini rata-rata berada di belahan bumi utara, kebanyakn negeri subtropics. Negeri mereka tidak menerima pancaran sinar matahari sebanyak yang kita punya, malam dan siang mereka sering tidak seimbang.

Negeri lain di Afrika yang berada sama dengan kita di jalur katulistiwa, mereka rata-rata sangat sedikit menerima hujan, sehingga sedikit pula jenis-jenis tanaman yang tumbuh di negerinya. Yang agak mirip kita adalah negeri-negeri kahtulistiwa di Amerika Selatan, namun karena mereka tidak dikelilingi laut sebanyak yang kita punya – maka curah hujan dan keaneka ragaman hayatinya tetap tidak sebanyak yang dikaruniakan olehNya untuk negeri ini.

Dengan semua karunia ini, mengapa bukan kita yang memimpin dunia dalam hal kemakmuran ?. Inilah yang perlu kita renungkan dan inilah tantangan besar kita semua. Barangkali kita selama ini tidak menyadari betapa banyaknya karunia negeri ini, karena tidak menyadari maka tidak pula mensyukurinya, kemudian karena tidak mensyukurinya maka nikmat itu dicabutlah dari negeri ini.

Di negeri yang siang dan malamnya seimbang ini, musim kering dan musim hujannya-pun (dulunya) seimbang –  kita malah tidak bisa mencukupi kebutuhan kita sendiri. Kita masih harus begitu banyak impor kebutuhan pokok mulai dari beras , gandum, susu, daging dan entah apalagi.

Lantas dari mana kita bisa mulai berbuat yang seharusnya untuk memakmurkan negeri ini ? tidak ada yang lebih baik selain mulai dari diri kita, mulai dari yang kita bisa. Mulai merubah mindset, bahwa prestasi untuk negeri bukan ketika kita mencapai karir tinggi di perusahaan asing, institusi asing atau kepentingan asing yang meng-eksploitasi negeri ini. Prestasi adalah apabila kita bisa mengolah dan memakmurkan bumi negeri ini untuk memenuhi kebutuhan minimal penduduknya sendiri, syukur bisa untuk penduduk negeri lain yang tidak seberuntung kita dalam hal kekayaan alamnya.

Prestasi bukan ketika ekonomi tumbuh tetapi pertumbuhnya dari sector konsumsi dari produk-produk yang harus diimport dari negeri lain, bukan pula dari pengerukan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Prestasi harus didasarkan pada produksi - setidaknya untuk menutup kebutuhan sendiri, prestasi adalah ketika kita dapat mengolah alam secara berkesinambungan.

Inisiatif-inisiatif kecil sedang kita mulai, di Jonggol kita ada pilot project untuk ‘menangkap’ berkah air hujan, di Blitar kita ada project penyiapan benih-benih pohon secara massal yang nantinya bisa ditanam dimana saja yang membutuhkannya, di lereng Merapi kita ada upaya untuk ikut membesarkan dan menyebarluaskan pencapaian-pencapaian pakar Alfaafa  Dr. Nugroho yang sudah sangat jauh mengembangkannya sejak beberapa tahun lalu.
Sinergi Dalam Pengembangan Alfaafa
Sinergi Dalam Pengembangan Alfaafa
 
Allah sedang berbicara kepada kita melalui ayat-ayat tersebut diatas ,  semoga kita bisa bener-bener mendengar firmanNya, memahaminya dan mulai berbuat yang seharusnya sesuai petunjukNya, InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar