Jebakan Tidak Mungkin…

Kamis, 20 Desember 2012
 Oleh: Muhaimin Iqbal
Untuk ukuran negara, empat dekade lalu penduduk Korea Selatan masih berpenghasilan rata-rata dibawah Afrika Selatan atau Brasil. Kini penghasilan rata-rata orang Korea Selatan mencapai lebih dari dua kali orang Brasil dan tiga kali rata-rata orang Afrika Selatan. Apa yang membedakan mereka yang mencapai pertumbuhan tinggi dengan yang biasa-biasa saja ?, belajar dari negara-negara ini akan bisa menuntun kita pada jalan pertumbuhan mana yang kita pilih.


Negara-negara seperti Afrika Selatan dan Brasil, mengandalkan pertumbuhannya pada sumber daya alam dan tenaga kerja yang murah. Negara seperti Korea Selatan pertumbuhannya ditopang oleh inovasi dan peningkatan produktifitas.

Di antara perbandingan itu, kurang lebih kita bisa tahu kira-kira berada di mana kita saat ini ? lebih dekat ke model Afrika Selatan dan Brasil atau lebih dekat pada model Korea Selatan ?. Menurut Asian Development Bank dalam publikasinya Maret tahun ini, nampaknya kita berada pada posisi yang mirip Afrika Selatan dan Brasil.

Kita terperangkap dalam apa yang mereka sebut Middle-Income Trap, bisa mentas dari negara yang berpenghasilan rendah ke negara berpenghasilan menengah bawah – tetapi kesulitan untuk melompat ke menengah atas apalagi negara yang berpenghasilan tinggi.

Bagaimana kita bisa keluar dari Middle-Income Trap ini ? Mulai dari diri kita insyaAllah kita bisa membuat perubahan itu.

Logikanya begini : negara adalah kumpulan dari rakyatnya. Bila rakyatnya tidak melakukan perubahan besar – maka negara itu juga tidak akan berubah banyak. Pemimpin pun seperti kita-kita, pemimpin adalah cerminan rakyat yang dipimpinnya. Bila rakyatnya inovatif dan produktif, maka insyaAllah pemimpinnya juga akan demikian.

Lantas bagaimana kita mulai membuat perubahan besar itu ?, dengan merubah diri kita! Bila pendapatan per capita kita tahun ini (2012) akan berada  di kisaran US$ 3,600 naik dari tahun sebelumnya (2011) di kisaran US$ 3,250 – maka kita masih jauh berada di bawah Afrika Selatan (US$ 5,700) ; Brasil (US$ 8,114) apalagi Korea Selatan (US$17,225).

Pertumbuhan yang linier dari pendapatan kita hanya cukup (kadang malah kurang) untuk mengkompensasi kenaikan harga barang-barang atau inflasi. Harus ada quantum leap dalam skala besar untuk bisa membuat diri-diri kita dan bangsa ini keluar dari Jebakan Kelas Menengah atau Middle-Income Trap.

Saya sendiri menyebut Jebakan Kelas Menengah itu sebagai Jebakan Tidak Mungkin !, mengapa ? Karena penyebab kita-kita bisa terjebak dalam situasi ini adalah sikap kita  sendiri yang menganggap berubah secara besar itu Tidak Mungkin.

Jadi yang perlu diubah pertama kali ketika kita ingin membuat lompatan besar adalah mengubah sikap bahwa apa yang akan kita lakukan itu adalah Mungkin !. Setelah keyakinan bahwa kita akan melakukan sesuatu yang memang mungkin untuk dilakukan – insyaAllah jalan itu akan terbuka.

Sebaliknya bila kita sudah memvonis bahwa kita tidak mungkin melakukan perubahan itu, atau kita berpendapat yang bisa membuat perubahan itu orang lain, para pemimpin, para pengusaha dst – maka perubahan itu memang tidak mungkin untuk kita.

Salah satu cara untuk merubah sikap serba tidak mungkin menjadi serba mungkin adalah dengan berinvestasi pada diri Anda sendiri. Pelajari ilmu-ilmu baru, asah keterampilan baru, lihat diri Anda dari perpektif yang lain, temukan kemampuan keunggulan terpendam Anda – maka insyaAllah Anda akan bisa menemukan the New You.

Dua orang sahabat semasa kuliah memasuki dunia kerja bareng dan di perusahaan yang sama. Begitu selesai training dan diangkat menjadi pegawai tetap, yang pertama mulai sibuk menabung untuk membeli rumah, mobil dlsb. Yang kedua lagi sibuk membeli buku, kursus ini kursus itu, membiayai eksperimen ini dan itu.

Apa yang terjadi dua dekade kemudian ? Orang pertama berhasil melunasi rumahnya, mempunyai posisi mapan sebagai manajer di perusahaan tempatnya bekerja dan kini mulai sibuk menabung lagi untuk mempersiapkan pensiunnya.

Orang yang kedua jatuh bangun dalam dua puluh tahun yang sama dengan berbagai pekerjaan yang dia lompat sana lompat sini, mencoba usaha ini usaha itu. Dalam periode dua dekade yang sama orang kedua berhasil menghadirkan ribuan tenaga kerja, bukan hanya mempertahankan pekerjaan untuk dirinya sendiri.

Apa yang membedakan keduanya sesungguhnya ?

Yang pertama berfikir bahwa dirinya ditakdirkan untuk menjadi pegawai, maka dia bekerja sebaik mungkin untuk menjadi pegawai. Investasi dia adalah investasi a la pegawai yaitu tabungan, dana pensiun, asuransi dlsb. Dia mencapai cita-citanya sebagai pegawai – dalam-dalam di hatinya dia meyakini bahwa dirinya tidak mungkin menjadi pengusaha.

Yang kedua berfikir bahwa segalanya serba mungkin, maka dia eager untuk selalu mencoba segala kemungkinan. Investasi dia adalah dirinya, ilmu-ilmu baru yang dia pelajari, keterampilan baru yang dia asah, kekayaan hati yang terus bertambah seiring dengan jatuh bangunnya dia berusaha.

Yang membedakan keduanya adalah Jebakan Tidak Mungkin, yang pertama terperangkap dalam jebakan ini sehingga melihat tembok ke-Tidak Mungkin-an di sana sini. Yang kedua hidup di alam luas, dia tidak melihat adanya tembok-tembok ke-Tidak Mungkin-an itu.

Negeri ini kini dipenuhi oleh jumlah yang sangat banyak dari jenis yang pertama dan sangat sedikit jenis orang yang kedua. Mudah-mudahan Andalah salah satu orangnya yang sangat sedikit itu, karena negeri ini butuh lompatan besar untuk mengejar ketinggalannya dari negeri-negeri lain yang maju. InsyaAllah !.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar