Oleh: Muhaimin Iqbal
Untuk ukuran negara, empat dekade lalu penduduk Korea Selatan masih berpenghasilan rata-rata dibawah Afrika Selatan atau Brasil. Kini penghasilan rata-rata orang Korea Selatan mencapai lebih dari dua kali orang Brasil dan tiga kali rata-rata orang Afrika Selatan. Apa yang membedakan mereka yang mencapai pertumbuhan tinggi dengan yang biasa-biasa saja ?, belajar dari negara-negara ini akan bisa menuntun kita pada jalan pertumbuhan mana yang kita pilih.
Negara-negara
seperti Afrika Selatan dan Brasil, mengandalkan pertumbuhannya pada
sumber daya alam dan tenaga kerja yang murah. Negara seperti Korea
Selatan pertumbuhannya ditopang oleh inovasi dan peningkatan
produktifitas.
Di
antara perbandingan itu, kurang lebih kita bisa tahu kira-kira berada
di mana kita saat ini ? lebih dekat ke model Afrika Selatan dan Brasil
atau lebih dekat pada model Korea Selatan ?. Menurut Asian Development
Bank dalam publikasinya Maret tahun ini, nampaknya kita berada pada
posisi yang mirip Afrika Selatan dan Brasil.
Kita terperangkap dalam apa yang mereka sebut Middle-Income Trap,
bisa mentas dari negara yang berpenghasilan rendah ke negara
berpenghasilan menengah bawah – tetapi kesulitan untuk melompat ke
menengah atas apalagi negara yang berpenghasilan tinggi.
Bagaimana kita bisa keluar dari Middle-Income Trap ini ? Mulai dari diri kita insyaAllah kita bisa membuat perubahan itu.
Logikanya
begini : negara adalah kumpulan dari rakyatnya. Bila rakyatnya tidak
melakukan perubahan besar – maka negara itu juga tidak akan berubah
banyak. Pemimpin pun seperti kita-kita, pemimpin adalah cerminan rakyat
yang dipimpinnya. Bila rakyatnya inovatif dan produktif, maka insyaAllah
pemimpinnya juga akan demikian.
Lantas
bagaimana kita mulai membuat perubahan besar itu ?, dengan merubah diri
kita! Bila pendapatan per capita kita tahun ini (2012) akan berada di
kisaran US$ 3,600 naik dari tahun sebelumnya (2011) di kisaran US$
3,250 – maka kita masih jauh berada di bawah Afrika Selatan (US$ 5,700) ;
Brasil (US$ 8,114) apalagi Korea Selatan (US$17,225).
Pertumbuhan
yang linier dari pendapatan kita hanya cukup (kadang malah kurang)
untuk mengkompensasi kenaikan harga barang-barang atau inflasi. Harus
ada quantum leap dalam skala besar untuk bisa membuat diri-diri kita dan bangsa ini keluar dari Jebakan Kelas Menengah atau Middle-Income Trap.
Saya
sendiri menyebut Jebakan Kelas Menengah itu sebagai Jebakan Tidak
Mungkin !, mengapa ? Karena penyebab kita-kita bisa terjebak dalam
situasi ini adalah sikap kita sendiri yang menganggap berubah secara besar itu Tidak Mungkin.
Jadi
yang perlu diubah pertama kali ketika kita ingin membuat lompatan besar
adalah mengubah sikap bahwa apa yang akan kita lakukan itu adalah
Mungkin !. Setelah keyakinan bahwa kita akan melakukan sesuatu yang
memang mungkin untuk dilakukan – insyaAllah jalan itu akan terbuka.
Sebaliknya
bila kita sudah memvonis bahwa kita tidak mungkin melakukan perubahan
itu, atau kita berpendapat yang bisa membuat perubahan itu orang lain,
para pemimpin, para pengusaha dst – maka perubahan itu memang tidak
mungkin untuk kita.
Salah
satu cara untuk merubah sikap serba tidak mungkin menjadi serba mungkin
adalah dengan berinvestasi pada diri Anda sendiri. Pelajari ilmu-ilmu
baru, asah keterampilan baru, lihat diri Anda dari perpektif yang lain,
temukan kemampuan keunggulan terpendam Anda – maka insyaAllah Anda akan
bisa menemukan the New You.
Dua
orang sahabat semasa kuliah memasuki dunia kerja bareng dan di
perusahaan yang sama. Begitu selesai training dan diangkat menjadi
pegawai tetap, yang pertama mulai sibuk menabung untuk membeli rumah,
mobil dlsb. Yang kedua lagi sibuk membeli buku, kursus ini kursus itu,
membiayai eksperimen ini dan itu.
Apa
yang terjadi dua dekade kemudian ? Orang pertama berhasil melunasi
rumahnya, mempunyai posisi mapan sebagai manajer di perusahaan tempatnya
bekerja dan kini mulai sibuk menabung lagi untuk mempersiapkan
pensiunnya.
Orang
yang kedua jatuh bangun dalam dua puluh tahun yang sama dengan berbagai
pekerjaan yang dia lompat sana lompat sini, mencoba usaha ini usaha
itu. Dalam periode dua dekade yang sama orang kedua berhasil
menghadirkan ribuan tenaga kerja, bukan hanya mempertahankan pekerjaan
untuk dirinya sendiri.
Apa yang membedakan keduanya sesungguhnya ?
Yang
pertama berfikir bahwa dirinya ditakdirkan untuk menjadi pegawai, maka
dia bekerja sebaik mungkin untuk menjadi pegawai. Investasi dia adalah
investasi a la pegawai
yaitu tabungan, dana pensiun, asuransi dlsb. Dia mencapai cita-citanya
sebagai pegawai – dalam-dalam di hatinya dia meyakini bahwa dirinya
tidak mungkin menjadi pengusaha.
Yang kedua berfikir bahwa segalanya serba mungkin, maka dia eager untuk
selalu mencoba segala kemungkinan. Investasi dia adalah dirinya,
ilmu-ilmu baru yang dia pelajari, keterampilan baru yang dia asah,
kekayaan hati yang terus bertambah seiring dengan jatuh bangunnya dia
berusaha.
Yang
membedakan keduanya adalah Jebakan Tidak Mungkin, yang pertama
terperangkap dalam jebakan ini sehingga melihat tembok ke-Tidak
Mungkin-an di sana sini. Yang kedua hidup di alam luas, dia tidak
melihat adanya tembok-tembok ke-Tidak Mungkin-an itu.
Negeri
ini kini dipenuhi oleh jumlah yang sangat banyak dari jenis yang
pertama dan sangat sedikit jenis orang yang kedua. Mudah-mudahan Andalah
salah satu orangnya yang sangat sedikit itu, karena negeri ini butuh
lompatan besar untuk mengejar ketinggalannya dari negeri-negeri lain
yang maju. InsyaAllah !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar