Oleh: Muhaimin Iqbal
Sekitar
100-an pengunjung situs ini hari Sabtu 02/02/13 lalu berkumpul di Rumah
Hikmah-Cibubur untuk membuka wawasan baru tentang apa yang kami sebut
Barter Modern atau Creative Trading. Selain penyampaian materi, acara juga diisi dengan exercise ringan di antara waktu sholat dan makan siang. Exercise ini kami beri nama Hari Pertama Abdurrahman Di Pasar. Seperti apa ?
Bayangkan
ketika Abdurrahman bin ‘Auf mulai berdagang di kota Medinah di hari
pertamanya. Modal awal dia waktu itu hanya tahu di mana letak pasar,
namun dengan modal awal ini dia kemudian tercatat menjadi salah satu
orang terkaya di jaman-nya.
Di
pasarlah tempat bertemunya orang yang menawarkan barang (supply) dan
orang yang membutuhkannya (demand). Peluang pertemuan keduanya (supply
and demand) menjadi lebih besar manakala ada pihak yang secara proaktif
bergerak untuk mempertemukannya.
Hingga di jaman globalisasi modern ini, peran orang-orang yang bergerak proaktif mempertemukan supply and demand
tersebutlah yang ikut membuat ekonomi hidup dan kemakmuran terbangun.
Orang yang bergerak proaktif tersebut punya banyak sebutan, di antaranya
adalah pedagang, perantara, pialang, broker atau nama generiknya middle man.
Melalui tangan-tangan middle man
inilah barang terus bergerak dari produsen sampai ketemu konsumennya.
Bila pergerakan itu satu arah disebut jual beli atau perdagangan dengan
uang. Sedangkan pergerakan yang dua arah atau pergerakan memutar –
produsen ya konsumen, konsumen ya produsen – dalam system perdagangan
yang sama disebut jual beli atau perdagangan barter.
Bahwa barter modern tidak sesulit yang dibayangkan orang, ini terbukti dari exercise tersebut di atas. Dalam exercise
yang tidak lebih dari satu jam ini, sejumlah barang yang
(disimulasikan) ditawarkan oleh peserta ataupun yang dibutuhkan peserta
terpenuhi oleh komunitas yang sama.
Artinya
apa ini ?, sesungguhnya berapapun jumlah kita, bisa saling memenuhi
kebutuhan – bila kita mau berpikir kreatif. Bila sekitar 100 orang saja
bisa saling memenuhi (sebagian) kebutuhan masing-masing, apalagi kalau
komunitas yang terlibat tersebut lebih besar 1,000 atau 10,000 dst –
maka insyaAllah akan lebih besar lagi peluang untuk terjadinya barter
itu.
Dalam ekonomi modern ini, menjadi pihak yang proaktif mempertemukan supply and demand
dalam system barter – sebenarnya juga tidak sulit-sulit amat. Hanya
diperlukan tiga langkah sederhana untuk Anda bisa menjadi penggerak
skema barter di bidang Anda masing-masing. Tiga langkah tersebut adalah :
1. Temukan satu pemain industri – produsen barang atau jasa, yang Anda kenal betul kebutuhan-kebutuhannya maupun produk-produknya (input maupun out-putnya).
2. Temukan pihak lain – middle man ataupun end user, yang sekiranya akan menjadi pintu keluar bagi produk industri tersebut.
3. Tawarkan
pada para supplier barang-barang kebutuhan (input) industri tersebut
untuk mau dibayar (sebagian atau keseluruhan) dengan produk.
Untuk
mudahnya memahami konsep ini saya ambilkan dua jenis industri yang
memiliki produk yang sangat mudah dijual dan yang satu lagi sangat sulit
dijual.
Yang sangat mudah dijual di jaman ini adalah industri telekomunikasi khususnya telepon mobile. Operator telepon mobil butuh industri jasa seperti cleaning services, satpam, sopir, IT, periklanan dlsb. Produk ataupun out-put mereka antara lain adalah pulsa.
Bila
Anda bisa menemukan bagaimana pintu keluar produk mereka ini – yaitu
bagaimana melepas atau menjual pulsa dalam jumlah banyak secara terus
menerus, maka Anda sudah bisa mendatangi para penyedia jasa operator
seluler tersebut untuk mau dibayar dengan pulsa. Pintu keluar untuk
pulsa dalam jumlah banyak terus menerus ini adalah para dealer pulsa.
Dengan
penyedia jasa satpam misalnya, si operator akan sangat diuntungkan bila
dia bisa membayar manajemen perusahaan security dengan pulsa – karena
sambil melunasi kewajibannya membayar para satpam, mereka jualan
produknya sendiri yaitu pulsa.
Para
satpam juga tidak perlu kawatir, karena manajemen mereka akan dengan
mudah menguangkan pulsanya melalui kerjasama dengan dealer pulsa.
Setelah model skema operator seluler – security – dealer pulsa ini berjalan, selanjutnya model kerjasama ini dapat Anda kembangkan untuk berbagai penyedia jasa jasa lainnya bagi si operator.
Bayangkan
kalau sebuah perusahaan operator seluler membayar (sebagian atau
seluruhnya) jasa apa saja yang mereka pergunakan dengan pulsa, maka daya
saing perusahaan ini akan meningkat secara luar biasa. Secara keuangan cash flow mereka akan melonjak – karena expenses-nya tidak dibayar dengan cash melainkan dengan produk. Profit margin akan meningkat karena expenses tidak dibayar dengan full value – melainkan dibayar dengan variable cost-nya, meskipun penerima bayaran menerima full value. Dan dari sisi pasar dia membangun distribution channel baru yang sangat kuat karena adanya kebutuhan yang saling terpenuhi – yaitu mitra-mitra barternya.
Mungkin
Anda bertanya, kalau operator seluler yang produknya pulsa – mudah
dipahami bagaimana barter bekerja. Bagaimana kalau produk tersebut
sangat sulit dijual ? produk asuransi atau versi syariahnya produk
takaful misalnya ?. Apa bisa skema barter ini dibuat ?, apa mau para
vendor takaful dibayar dengan premi ?.
Bila
Anda pahami industrinya, maka yang sulit-pun insyaallah akan menjadi
mudah. Tinggal mencari siapa-siapa yang akan menjadi pintu keluar dari
bayaran takaful berupa premi tersebut (di Takaful disebut kontribusi).
Di
industri takaful pintu keluar premi/kontribusi itu adalah broker, agen
atau bank/lembaga pembiayaan yang mereka memang perlu membayar premi
secara rutin.
Setelah
ujung asalnya ketemu (perusahaan takaful) dan ujung akhirnya juga
ketemu (broker/agen/bank syariah), maka ditengahnya bisa diisi
produk/jasa apa saja yang dibutuhkan oleh industri takaful. Mulai dari
satpam, rumah sakit, dokter, bengkel, kontraktor, surveyor dlsb.
semuanya dapat dibayar dengan premi/kontribusi oleh industri takaful.
Perusahaan takaful yang menerima konsep barter ini akan memperoleh
keunggulan cash flow, profitability dan pasar seperti yang juga dialami
oleh operator tersebut di atas.
Dari
contoh yang mudah (pembayaran dengan pulsa) maupun contoh yang sulit
(pembayaran dengan premi/kontribusi) tersebut, Anda bisa men-design
skema barter Anda sendiri.
Industri
produk barang atau jasa apa saja bisa dibarterkan, tetapi memang tidak
semua orang atau pihak bisa barter. Mengapa ?, karena untuk bisa meng-arrange barter dibutuhkan kreatifitas tersendiri – itulah sebabnya perdagangan ini saya sebut Perdagangan Kreatif atau Creative Trading.
Apakah
memang semudah ini ?, di lapangannya tentu tidak semudah teori ini -
tetapi insyaAllah Anda bisa melakukannya. Bayangkan saja apa yang
dilakukan Abdurrahman bin ‘Auf pada hari pertamanya di pasar, ketemu
orang-orang yang punya barang untuk ditawarkan, ketemu orang-orang yang
membutuhkan barang, kemudian membantu untuk mempertemukan keduanya. Maka
insyaAllah Anda-pun bisa.
Note : Bahan presentasi detil pada acara di Rumah Hikmah tersebut di atas bisa dilihat/download di www.indobarter.com/Barter-Modern.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar