Oleh: Muhaimin Iqbal
Seorang yang konon genius serba bisa yang dikenal dengan nama Leonardo Da Vinci – pelukis, penulis, ahli matematika, botani, dlsb – pernah berbagi bagaimana dia menghasilkan karya-karyanya : “Berdiam diri memperhatikan pola di alam, debu bekas pembakaran, awan di langit, kerikil di pantai…bila dilihat secara cermat akan menghasilkan temuan yang luar biasa…”. Dia lahir ketika Islam masih menguasai Eropa dari Spanyol (1452), dia besar sampai meninggal di era puncak kejayaan Kekhalifahan Turki Usmani (1519). Apakah ada hubungannya ?
Belum
tentu ada hubungannya, bisa saja hanya karena kebersamaan waktu. Tetapi
yang jelas memperhatikan apa yang ada di alam dan memikirkannya –
seperti yang dia ungkapkan tersebut – adalah bagian dari ajaran Agama
ini. Bahkan Allah menyebut orang yang berakal (Ulil Albaab) adalah orang
yang tidak berhenti mengingatNya sambil terus memikirkan penciptaan
langit dan bumi ketika dia berdiri, duduk sampai berbaring (tidur)
sekalipun.
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”” (QS 3 : 190-191)
Bagaimana
awan bisa menjadi inspirasi sebuah karya ?, bagaimana kerikil atau
pasir di laut menjadi awal sebuah karya ? ini semua tentu tidak berdiri
sendiri – harus dikaitkan dengan sejumlah hal lain yang ada di alam ini
atau masalah yang hendak kita pecahkan.
Dalam
bahasa kita ketika kita merangkai sejumlah hal yang semula secara
visual tidak saling terkait, menjadi sesuatu yang saling terkait satu
sama lain – kita menyebutnya merangkai atau menarik ‘Benang
Merah’. Kemampuan menarik ‘Benang Merah’ inilah yang dimiliki oleh
seorang Leonardo Da Vinci, dan seharusnya kita lebih baik bahkan dari
Leonardo Da Vinci karena kitab kita – petunjuk jalan kita, mengarahkan
kita untuk menjadi orang-orang yang berakal dengan tidak berhenti
mengingatNya sambil terus memikirkan yang di langit dan di bumi.
Karena
orang yang bisa menarik ‘Benang Merah’ (memikirkan) dari
kejadian-kejadian yang di bumi ini (bahkan juga di langit !) adalah
orang-orang yang berakal (cerdas) menurut definisi ayat tersebut di atas
– maka dari sinilah masalah-masalah akan bisa teratasi, produk-produk
baru nan kreatif bisa dihasilkan, kehidupan yang lebih baik di
masyarakat-pun bisa ditumbuhkan.
Saya beri contoh masalah yang masih fresh
di ingatan kita, yaitu masalah kelangkaan kedelai, kemahalan harga
daging, bawang merah-bawang putih dan kemudian cabe. Mengapa masalah
yang sangat mirip satu sama lain ini bergiliran muncul di tengah
masyarakat ? Karena solusi yang diterapkan pada setiap masalah tersebut
muncul adalah solusi kasuistis – solusi yang hanya mengatasi gejala
tetapi bukan mengatasi penyebab. Ibarat obat, hanya menghilangkan rasa
sakit sesaat tetapi tidak menyembuhkan penyakitnya sendiri.
Untuk bisa menyembuhkan penyakit yang sesungguhnya harus ditelusuri sampai beyond the symptoms
– lebih dari sekedar melihat gejalanya, tetapi melihat masalah sampai
ke akar-akarnya. Disitulah dibutuhkan kemampuan untuk menarik ‘Benang
Merah’ dari rangkaian kejadian-kejadian atau masalah-masalah tersebut di
atas.
Lantas
apa ‘Benang Merah’ antara masalah kedelai – daging – bawang dan cabe ?,
karena ‘Benang Merah’ ini adalah sesuatu yang imaginer – bukan sesuatu
yang riil – maka masing-masing orang akan memiliki ‘Benang Merah’-nya
sendiri sesuai dengan keilmuan, latar belakang lingkungan, pengalaman
dlsb.
Karena
variasi ‘Benang Merah’ ini, maka solusi dari setiap masalah juga lebih
dari satu. Dari sekian banyak solusi tersebut tentu ada yang efektif dan
ada yang kurang atau tidak efektif, tetapi solusi tersebut pasti ada !
Lho kok berani memastikan solusi tersebut pasti ada ?
Diperlukan
‘Benang Merah’ lain lagi untuk memahami bahwa solusi itu pasti ada,
‘Benang Merah’ yang ini adalah ‘Benang Merah’ petunjuk. Coba sekarang
kita menarik ‘Benang Merah’ imaginer antara hadits ini : “Aku
telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama
berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”
(HR. Malik, Al-Hakim, Al-Baihaqi) dengan ayat :
“…Maka
jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan
barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari
Kiamat dalam keadaan buta. (Q.S Thaha: 123 - 124). Juga dengan ayat :
“…
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya… Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya
Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS Ath Thalaaq: 2-4)
Jadi
apa ‘Benang Merah’ yang bisa kita rangkai dari hadits dan ayat-ayat
tersebut di atas ? Bila ditarik dari salah satu ujungnya – yaitu masalah
yang kita hadapi seperti kedelai, daging, bawang dan cabe tersebut
misalnya. Maka rangkain ‘Benang Merah’ solusi itu akan sebagai berikut :
Atau bila diringkas/diperpendek ‘Benang
Merah’ itu adalah kita menghadapi segala masalah seperti sekarang ini
(kedelai, daging, bawang dan cabe misalnya) – karena kita tidak
melaksanakan tugas yang diberikanNya untuk kita yaitu memakmurkan bumi.
Maka bila tugas itu kita laksanakan dengan mengikuti segala petunjukNya –
segala masalah itu insyaAllah akan teratasi.
Solusi masalah-masalah kita bukan ada di Australia, New Zealand, Laos, Myanmar atau negara-negara lain.
Solusi itu ada di depan mata kita, ada di sekitar kita, hanya
diperlukan kemampuan kita untuk menarik ‘Benang Merah’ antara berbagai
hal yang selama ini mungkin masih kita abaikan. ‘Benang Merah’ yang sama
insyaAllah juga bisa kita gunakan untuk mengatasi problem-problem
pribadi kita dan menggali peluang usaha yang bisa dilahirkan dari
jawaban atas masalah-masalah di sekitar kita. InsyaAllah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar