Oleh: Muhaimin Iqbal
Sudah lebih dari satu dasawarsa ini para petani orange di Florida Amerika Serikat tidak lagi bisa mengandalkan produksi orange-nya. Di negara bagian yang dahulu sempat mendeklarasikan orange juice sebagi minuman resminya (1967) itu, kini tidak banyak lagi orang yang mau minum orange juice asal negara bagian tersebut. Mengapa ? orange yang seharusnya memiliki rasa khas manis-asem-segar, tiba-tiba menjadi pahit. Hal ini menghancurkan industri orange yang dahulunya bernilai US$ 9 Milyar !
Sejumlah
peneliti di negeri yang mengaku adi kuasa itu-pun kelabakan untuk
menjawab pertanyaan mengapa rasa orange mereka berubah menjadi pahit dan
apa penyebabnya. Setelah bertahun-tahun dilakukan serangkaian
penelitian oleh para ahli di perbagai bidang, akhirnya para ahli
‘menemukan’ perkiraan penyebabnya.
Suatu jenis bakteri tertentu – yang disebut Xanthomonas axonopodis,
menyebar dengan sangat cepat melalui angin dan hujan. Bakteri yang
kemudian menyerang jenis pohon-pohon jeruk ini menimbulkan penyakit yang
disebut citrus canker (bukan salah cetak – memang penulisannya begini), penyakit inilah yang kemudian membuat rasa orange menjadi pahit.
Tetapi mengapa tiba-tiba bakteri Xanthomonas axonopodis ini
bisa tumbuh dan menyebar dengan cepat dan dari mana asalnya ? Tidak
semua pertanyaan bisa dijawab dengan pasti, tetapi para ahli hanya bisa
berteori. Sejak dahulu bakteri semacam Xanthomonas axonopodis ini ada di alam, hanya dalam jumlah yang aman – sehingga tidak menimbulkan wabah penyakit.
Namun
ketika iklim dunia berubah semakin panas, pertumbuhan bakteri semacam
ini meningkat pesat. Kemudian ketika bakteri tersebut menemukan
‘makanan’ yang pas yaitu hamparan pohon-pohon jeruk di Florida, maka
pertumbuhannya terakselerasi lagi secara eksponensial dan dari sanalah
wabah citrus canker tersebut menghancurkan jutaan pohon jeruk di negara bagian tersebut.
Pemunculan
dan penyebaran serangan penyakit dengan modus yang sama, sangat mungkin
bisa terjadi untuk berbagai jenis tanaman lainnya, hewan ternak dan
bahkan juga manusia. Maka para ahli mulai mengkawatirkan bahwa bersamaan
dengan iklim bumi yang semakin panas, manusia juga akan kehilangan
sumber-sumber makanan dan bersamaan pula dengan meningkatnya kerentanan
terhadap penyakit.
Lantas
apakah dengan ini dunia sudah menuju titik akhirnya ?, menuju titik
akhir tentu sudah pasti – karena bersamaan dengan berlalunya waktu kita
pasti lebih dekat ke hari akhir dan bukannya menjauh dari hari akhir.
Tetapi ini bukan berarti kita apatis menunggu hari akhir itu tiba.
Justru dengan semakin jelasnya tanda-tanda itu, semakin banyak yang
harus kita berbuat dalam waktu yang semakin sedikit – so much to do so little time.
Saya
termasuk yang sangat yakin bahwa sebelum hari akhir itu bener-bener
terjadi, dunia masih akan sekali lagi mengalami kemakmurannya. Ini
berdasarkan kabar nubawah berikut :
" Tidak
akan terjadi hari kiamat, sebelum harta kekayaan telah tertumpuk dan
melimpah ruah, hingga seorang laki-laki pergi ke mana-mana sambil
membawa harta zakatnya tetapi dia tidak mendapatkan seorangpun yang
bersedia menerima zakatnya itu. Dan sehingga tanah Arab menjadi subur
makmur kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai " (HR. Muslim).
Jadi
sebelum kiamat bener-bener terjadi, jangankan negeri yang kondisi
sekarangnya subur seperti negeri kita ini – negeri arab yang sekarang
gersang-pun akan kembali subur. Dan ini insyaAllah akan terjadi dengan
ataupun tanpa peran kita untuk mewujudkannya.
Hanya
saja dengan kabar yang begitu jelas dan meyakinkan, alangkah indahnya
kalau kita bisa ikut berperan dalam mewujudkan kabar baik tersebut.
Alangkah bijaksananya bila kita tidak tinggal diam atau bahkan bergerak
ke-arah sebaliknya – yaitu terus berbuat kerusakan di muka bumi.
Konkritnya seperti apa ? bagaimana kita bisa menghentikan wabah penyakit terhadap tanaman, hewan dan manusia seperti pada modus citrus canker tersebut di atas ? Kuncinya ada di petunjukNya.
“Kami
berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati" (QS 2:38).
Dengan
mengikuti petunjukNya dalam segala aspek kehidupan kita, termasuk dalam
hal bertani, beternak dan memelihara kesehatan misalnya – maka yang
pertama ini akan menjadi perwujudan nyata bentuk keimanan kita yang
membenarkan petunjuk itu dan sekaligus perwujudan ketaqwaan kita dalam
mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya.
Dengan iman dan taqwa insyaAllah kita bisa memenuhi syarat akan dipenuhiNya janji Allah : “Jika
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.” (QS 7:96)
Yang
kedua karena petunjukNya itu begitu jelas (QS 2:185) dan menjawab semua
persoalan (QS 16:89), maka masalah-masalah detil teknis-pun sangat bisa
diselesaikan dengan petunjukNya. Bagaimana mencegah wabah penyakit
sejenis citrus canker tersebut di-atas-pun dapat dilakukan dengan langkah-langkah teknis berikut yang sepenuhnya berdasarkan petunjukNya.
1) Jangan
biarkan sedikitpun ada lahan terlantar, makmurkan dengan urutan tanaman
biji-bijian, kurma, anggur dan setelah itu berbagai jenis tanaman
lainnya (QS 36 : 33-36)
2) Hutankan
kembali bumi dengan kombinasi sejumlah tanaman-tanaman yang
berdampingan dan yang diunggulkan (QS 13:4). Detail komposisi
tanaman-tanaman tersebut pernah saya tulis dalam Kebunku Kebun Al-Qur’an (02/05/2013) dengan sejumlah ayat yang terkait.
Mengapa dengan dua hal tersebut di atas penyakit seperti citrus canker yang menghanguskan industri orange juice di Florida insyaAllah bisa dicegah ?
Pertama
karena dengan peng-hutan-an kembali lahan-lahan gersang, iklim
permukaan bumi akan kembali sejuk. Bakteri-bakteri yang ada di alam akan
terjaga populasinya pada tingkat yang aman.
Kedua bakteri berbahaya yang sempat tumbuh-pun, tidak akan mudah menyebar di hutan tanaman pangan yang multi-culture atau poly-culture. Tanaman monoculture
seperti hamparan kebun jeruk di Florida – itu ibarat penduduk kota bagi
penyebaran penyakit, sekali satu kena – mudah menular ke yang lain
karena kepadatan populasinya.
Sebaliknya tanaman multi atau poly-culture
itu ibarat penduduk desa bagi penyebaran penyakit, satu dan yang lain
berjauhan ( dibatasi pohon lainnya) sehingga tidak mudah terjadi
penularan penyakit bila ada salah satunya yang kena.
Ketiganya
ya itu tadi, bila kita mendasarkan seluruh sikap dan tindak kita pada
petunjukNya, mudah-mudahan kita memenuhi syaratNya untuk menjadi
penduduk negeri yang beriman dan bertakwa. Karena dengan memenuhi syarat
inilah keberkahan dari langit dan dari bumi itu akan bisa kita peroleh
bersama.
Maka
sebelum 'jeruk-jeruk' kita-pun menjadi pahit, jalan iman dan takwa
itulah yang memang harus kita tempuh. Jalan panjang mendaki nan sulit
tetapi harus kita mulai, kita tidak punya jalan lain. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar