Ketika Kura-Kura Masih Dalam Perahu…

Jum'at, 27 September 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dua berita yang berbeda hari ini muncul di dua harian, yaitu yang pertama tentang “Ketahanan Pangan Mengkawatirkan” (Kompas 27/09/13) dan yang kedua adalah “Warna Gelap Pulau Jawa di Peta NASA” (Republika 27/09/13). Bila diurut-urutkan dua masalah besar ini berujung pada satu hal – yaitu kita kurang banyak menanam. Saya yakin bahwa para pengambil kebijakan di negeri ini tahu masalah tersebut, hanya mungkin kura-kura dalam perahu – pura-pura tidak tahu saja.


Suramnya prospek ketahanan pangan kita tersebut tergambar dalam ucapan Ketua Umum KADIN : “Kita tidak  memiliki konsep kebijakan holistic yang mengandung unsur-unsur sinergis untuk menghadapi ketahanan pangan”. Juga diungkapkan prediksi FAO bahwa dunia akan mengalami krisis pangan tahun 2025 – sekitar 12 tahun dari sekarang.

Mengenai warna gelap pulai Jawa di peta NASA, ini menyangkut tingginya tingkat kematian karena polusi udara yang tergolong terburuk untuk Pulau Jawa. Bandingkan ini dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia seperti Kalimantan dan Irian.


Source : NASA

Masalahnya jelas yaitu ancaman kekurangan pangan dan polusi udara berat yang keduanya mengancam jiwa manusia yang tinggal di negeri ini – khususnya juga pulau Jawa yang ekstra padat ini. Penyebabnya-pun jelas yaitu kita kurang banyak menanam tanaman yang bisa dimakan dan tanaman yang menyelamatkan lingkungan, kita memadati pulau Jawa ini dengan pabrik-pabrik, perumahan, industri dan infrastruktur – sehingga tidak lagi tersisa lahan yang cukup untuk ditanami.

Lantas siapa yang bisa mengatasi hal ini ? Selama kura-kura masih dalam perahu sehingga sekaliber Ketua Umum KADIN-pun mengungkapkan ketiadaan kebijakan yang menyeluruh dalam masalah ini – maka kita tidak bisa berharap pada kebijakan publik pemerintah dalam hal ini.

Tetapi kita bisa berbuat apa ? Alhamdulillah urusan keberkahan suatu negeri itu tidak tergantung oleh pemimpinnya, tetapi tergantung pada penduduknya (QS 7 : 96). Artinya kita bisa rame-rame berbuat, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita – untuk bisa menyelamatkan jiwa anak-anak dan keturunan kita dari dua krisis berat dibidang pangan dan pencemaran udara tersebut.

Keimanan dan ketakwaan ini juga harus diwujudkan dengan amal shaleh sedemikian rupa sehingga berlaku janji Allah : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS 24 :55)

Lantas amal shaleh seperti apa yang relevan untuk dua krisis yang sedang kita hadapi ini ? Antara lain ya menanam untuk kecukupan pangan dan menanam untuk memperbaiki lingkungan yang telah rusak sebagaimana tergambar dalam peta tersebut di atas.

Menanam apa yang sesuai dengan sasaran pangan dan lingkungan tersebut ?, yang paling memungkinkan adalah menanam tanaman-tanaman hutan pangan atau agroforestry. Namun agar dalam melakukan ini kita tidak melakukannya secara trial & error yang kesalahannya baru diketahui sekian tahun kemudian, maka sedari awal kita harus mengandalkan petunjuk yang dijamin kebenarannya sepanjang masa – maka agroforestry kita bukan sembarang agroforestry – tetapi agroforestry yang mengandalkan petunjukNya atau saya sebut Qur’anic Agroforestry.

Karena ini pekerjaan besar yang menuntut waktu lama sedangkan usia kita terbatas, maka konsep yang sudah kita rintis ini akan segera kami tularkan ke generasi muda yang memiliki passion di bidang ini. InsyaAllah bersamaan dengan dibukanya Startup Center di Depok pertengahan November mendatang, kami akan membuka kelas-kelas Qur’anic Agroforestry.

Materinya insyaAllah akan meliputi pendalaman ayat-ayat Al-Qur’an yang terkait dengan pemakmuran bumi, pengetahuan dasar tentang biologi dan tanaman, teknik-teknik pengembangan tanaman, pembiakan dan pengembangan tanaman-tanaman Al-Qur’an, penanganan kebun lifestyle dan kebun komersial, dlsb.

Selain di kelas, pelatihan ini akan menekankan praktek dan belajar langsung di kebun-kebun atau sarana penunjang yang relevan. Biaya terkait materi training, alat-alat praktek dlsb masih kita hitung sehingga baru bisa diumumkan pada waktunya.

Dengan langkah-langkah kecil tetapi konkrit semacam ini, kita berharap bisa menjadi penduduk-penduduk negeri yang ikut menghadirkan keberkahan di negeri ini sebagaimana yang dimaksud di QS 7:96. Ketika kura-kura masih dalam perahu, maka kafilah tetap berlalu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar