Bangsa Yang (Tidak) Overdosis…

Jum'at, 10 Januari 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sepuluh tahun sebelum Amerika nyaris bangkrut dengan menutup (sebagian) aktivitas negerinya yang antara lain di trigger oleh pembiayaan kesehatan yang disebut ObamaCare, seorang dokter di negeri itu – John Abramson, M.D. - sudah menulis buku dengan judul “OVERDO$ED AMERICA : The Broken Promise of American Medicine” (HarperCollins, New York 2004). Sudah bisa ditebak isinya bahwa penduduk negeri itu dijejali dengan obat-obat yang tidak perlu yang melebihi kebutuhannya.



Buku ini didukung oleh riset yang sangat mendalam karena John Abramson selain dokter juga seorang peneliti di Harvard Medical School. Temuannya antara lain misalnya mengungkapkan bahwa sebuah obat penurun kolesterol yang mahal – yang ternyata tidak sedikitpun hasilnya mendekati penurunan kolesterol melalui perubahan gaya hidup, perubahan pola makan dan sejenisnya – yang tentu saja jauh lebih murah.

Kesaksian dokter lain yang membaca buku tersebut mengungkapkan pula : “Saya sudah praktek dokter selama 10 tahun, saya melihat profesi saya secara gradual diambil alih oleh industri farmasi. Saya melihat tidak terhitung jumlahnya pasien yang bertambah sakit atau bahkan meninggal dunia karena reaksi obat dan polypharmacy. Tidak terhitung jumlahnya dimana saya menerima kunjungan atau presentasi dari representative pabrik obat – yang jelas-jelas mengungkap kebohongan dan misrepresentasi…”.

Saya tidak tahu apakah apa yang terjadi di Amerika yang diriset dan diakui oleh para dokter mereka sendiri tersebut juga terjadi di negeri ini. Tetapi melihat banyaknya produsen obat yang beroperasi di negeri itu yang juga hadir di negeri ini, maka kemungkinan untuk menghadirkan kondisi yang sama – bisa jadi juga terjadi di negeri ini.

Lantas apa relevansinya kita mengetahui fakta demikian ini ? Setidaknya kita tidak harus ngoyo untuk bisa memperoleh pengobatan dengan obat-obat pabrik yang mahal – sampai-sampai harus memperolehnya dengan pembiayaan yang dikelola secara ribawi.

Bahwa karena hanya Dia-lah yang bisa menyembuhkan kita ketika kita sakit (QS 26 : 80), maka sudah seharusnya hanya kepadaNya kita mendekat dan memohon pertolongan untuk kesembuhan penyakit kita. Tetapi bagaimana pertolonganNya itu bisa datang bila obat-obatan yang dihadirkan untuk kita itu melalui cara yang dimusuhiNya – yaitu Riba ? (QS 2 : 276 & 279).

Maka dari sinilah kita bisa mulai membangun logika pengobatan kita sendiri, bahwa segala obat yang kita konsumsi – bukanlah obat itu yang menyembuhkan penyakit-penyakit kita – obat hanya sarananya saja – yang menyembuhkan hanyalah Allah semata. Karena yang menyembuhkan hanya Allah, maka dalam berobat-pun kita harus mengikuti petunjukNya, tidak boleh keluar dari jalanNya apalagi sampai melanggar laranganNya.

Tetapi bagaimana konkritnya masalah yang sangat besar dibidang kesehatan ini ditangani dengan petunjukNya secara nyata di lapangan di jaman modern ini ? Itulah yang harus kita mulai secara bertahap dan kita jawab masalahnya satu demi satu di setiap tahapannya.

Karena tuntunan kita melalui Al-Qur’an dan al-Hadits selama ini belum dijadikan sebagai rujukan utama dalam menjawab setiap permasalahan yang kita hadapi selama ini – termasuk di bidang kesehatan ini – maka solusi itu nampak begitu jauh dari realita.

Begitu kita yakini dan mulai kita gunakan, maka petunjuk demi petunjuk itu insyaAllah akan silih berganti berdatangan – petunjuk yang satu melengkapi petunjuk lainnya. “Dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk, Allah akan menambahkan petunjuk kepada mereka dan menganugerahkan ketakwaan mereka”. (QS  47 : 17).

Baru setelah kita aplikasikan bener-bener petunjuk tersebut satu demi satu dan Allah menganugerahkan ketakwaan kepada kita, maka insyaAllah dalam bidang pengobatan inipun kita akan diunggulkan dengan ilmuNya – “wattaquullaha wa yu’allikumullah – dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberi pengajaran kepadamu” (QS 2: 282).

Jadi kita tidak usah berkecil hati dengan industri pengobatan yang sedang kita rintis dijalanNya ini – meskipun mulainya sangat kecil dibandingkan dengan industri pengobatan yang sudah ada kini. Tetapi insyaAllah yang kecil ini akan efektif dengan seijinNya, dan tidak membuat bangsa ini overdosis terhadap obat-obat yang tidak perlu dan tidak membuat negeri ini bangkrut – sebagaimana yang di negeri asalnya sudah membuat overdosis bangsanya dan membuat negerinya (nyaris) bangkrut !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar