Oleh: Muhaimin Iqbal
Satu tahun baru berlalu dan tanpa kita sadari asset paling berharga kita menyusut dengan sangat cepat – itulah waktu. Bisa saja Anda memiliki segala macam asset yang berharga dari mulai keluarga (SDM), berbagai bentuk harta seperti emas, perak, kendaraan, ternak, kebun dlsb. namun bila satu asset tidak Anda miliki yaitu waktu – maka segala asset yang lain tersebut menjadi tidak ada gunanya bagi Anda.
Begitu
pentingnya asset waktu itu sehingga Allah sendiri bersumpah demi waktu !
Kemudian Allah memasukkan seluruh manusia ke dalam himpunan universal
orang-orang yang merugi. Hanya sedikit saja yang dikeluarkan dari
himpunan tersebut yaitu orang yang beriman, beramal saleh, saling
menasihati dengan kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran. ( QS
103 : 1-3)
Rangkaian
ayat di surat Al-‘Asr tersebut sebenarnya juga menjadi petunjuk bagi
kita untuk mengelola waktu kita, karena hanya empat syarat yang saling
terkait tersebutlah yang akan mengeluarkan kita dari kerugian.
Lantas
bila seluruh waktu kita seyogyanya hanya untuk empat hal tersebut di
atas, kapan kita bekerja, beristirahat, rihlah dlsb. ? Bila bekerja kita
dilandasi dengan keimanan dan niat untuk beramal
sholeh – kita lebih mencari ridlonya ketimbang mencari uang atau rezeki
karena yang terakhir ini sudah dijamin sementara yang pertama tidak –
maka insyaAllah kita sudah akan meniti jalan keluar dari himpunan orang
yang rugi tersebut di atas.
Bagaimana
dengan istirahat kita ? setiap bagian tubuh kita punya hak. Begitu
pentingnya hak tersebut sampai tidak kurang dari 7 kali Allah
mengingatkan kita untuk beristirahat di malam hari ( QS 6:96 ; 10:67 ;
25:47 ;27:86; 28:72 ; 28:73; 40:61).
Tidak hanya di malam hari, Allah juga mengisyaratkan kita untuk istirahat di tengah siang hari di satu ayat (QS 7:4). Perbandingan
jumlah ayat-ayat ini juga mengisyaratkan rasio istirahat kita di malam
hari dibandingkan di siang hari, istirahat di siang hari mestinya tidak
lebih dari satu jam maksimal.
Katakanlah
panjangnya malam 12 jam, setelah dikurang 1/3 malam yang kita
dianjurkan untuk bangun – tinggal 8 jam. Bila dikurangi waktu magrib dan
isyak minimal 1 jam, maka tinggal maksimal 7 jam. Dari sinilah kita
bisa mengukur berapa maksimal waktu yang kita butuhkan untuk istirahat
siang – agar kita tidak termasuk orang yang malas dan membuang waktu
sia-sia.
Bentuk
istirahat itupun juga jelas, bukan mengobrolkan hal-hal yang tidak
berguna ataupun aktivitas lain diluar konteks keimanan dan amal shaleh
tersebut di atas – bentuk istirahat ini tidak lain adalah tidur !
ayatnya jelas : “dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS 78:9)
Pekerjaan
pertama saya dahulu di perusahaan yang didirikan oleh para pejuang
kemerdekaan – yang dididik masih di jaman Belanda. Maka konon di
tahun-tahun 50-an sampai 70-an, perusahaan menyediakan tempat istirahat
tidur siang bagi karyawannya.
Kini
perusahaan rata-rata melarang keras karyawannya untuk tidur di kantor
karena menunjukkan kemalasan. Maka sebenarnya ada jalan tengah yang baik
untuk ini, yaitu menggunakan rasio ayat-ayat tersebut di atas. Bukan
hanya boleh, tetapi karyawan didorong untuk tidur di jam istirahatnya –
tetapi tidak di luar jam istirahat itu !
Mengapa
Islam mengatur begitu detil waktu kita – sampai dengan waktu tidur-pun
diberi petunjuknya ? Agar sangat jelas bagi kita waktu untuk menjaga
vitalitas dan produktifitas yang maksimal – tanpa mengurangi hak dari
masing-masing anggota tubuh kita.
Bagaimana
dengan rihlah atau bepergian untuk berbagai urusan ? lagi-lagi bukan
hanya boleh, kita bahkan diperintahkan untuk berjalan di muka bumi untuk
mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu ( QS 16:36 ; 20:128;
27:69; 35:44), melembutkan dan membuka hati (QS 22:46), mempelajari
kehidupan manusia (QS 29:20), mepelajari negeri-negeri (QS 34:18),
mencari keamanan (QS 44:23) dan tentu juga untuk mencari rizki (QS
67:15; 73:20; 63:10).
Maka
sebagaimana yang dijanjikanNya bahwa Al-Qur’an itu menjawab seluruh
persoalan, rahmat dan petunjuk (QS 16:89), meskipun aktivitas
pemanfaatan waktu kita hanya berkisar pada empat hal yaitu membangun
keimanan, amal shaleh, menasihati untuk kebenaran dan untuk kesabaran –
penjabarannya bisa sangat luas, meliputi seluruh aspek yang akan membuat
manusia ini unggul.
Bahkan
kita juga diberi petunjuk tentang waktu khusus, waktu dimana lebih
berharga dari seluruh keindahan dunia dan seiisinya – itulah waktu
sahur, waktu kita dianjurkan untuk beristigfar. Perhatikan petunjuk
detilnya ada di rangkain surat Ali Imran 14-19, para pemburu dunia dapat
mentadaburi ayat-ayat di surat Ali Imran tersebut untuk memperoleh yang
lebih baik dari seluruh keindahan dunia dan seisinya.
Aku Adalah Waktu…
Ketika aku ada orang banyak membuangku,
ketika aku pergi orang hanya bisa menyesali, aku tidak pernah kembali.
Aku datang tanpa perlu diundang,
aku adalah pedang milik para penakluk tantangan, milik para pemenang.
Aku datang bukan untuk dikenang satu tahun yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar