- Kamis, 27 Agustus 2009
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Hadits yang sangat popular selama bulan puasa ini adalah sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
“Barangsiapa yang memberi buka orang yang puasa akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun". (Hadits Riwayat Ahmad 4/144,115,116, 5/192 Tirmidzi 804, Ibnu Majah 1746, Ibnu Hiban 895, dishahihkan oleh Tirmidzi).
Sayangnya kebanyakan kita memahami dan mengamalkan hadits ini secara tekstual semata, ‘ memberi makan orang berbuka puasa’ tanpa berusaha memahami pesan mulia yang terkandung didalamnya. Tentu saja sangat baik kita berame-rame memberi makanan berbuka puasa di masjid-masjid, di panti-panti dan di masyarakat sekitar kita. Namun ini saja tidak cukup, perintah ‘memberi makan’ ini berlaku sepanjang waktu baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan.
Dalam tulisan saya tanggal 21 Juni 2009 tentang Dialog Penghuni Surga Dengan Penghuni Neraka misalnya, disitu saya jelaskan salah satu penyebab seorang berada di neraka saqar adalah dahulunya tidak memberi makan orang miskin !.(QS 74 : 39 -44).
Sama dengan amalan-malan lainnya, sholat berjamaah di Masjid, banyak-banyak membaca Al’quran, bersedeqah dan seterusnya; semua diberi balasan berlipat ganda di bulan Ramadhan , tetapi ini tidak berarti pahala yang melimpah tersebut bisa menggantikan kewajiban kita di bulan lain. Maka demikian pulalah urusan memberi makan ini, ‘latihan’ kita untuk memberi makan orang lain untuk berbuka puasa seyogyanya mendorong kita untuk giat ‘memberi makan’ orang lain pula diluar bulan Ramadhan – karena hanya dengan memberi buka puasa di bulan Ramadhan saja tidak membebaskan kewajiban kita untuk (terus-menerus) memberi makan orang miskin.
Cara yang efektif, kontinyu dan elegant untuk ‘ memberi makan’ orang lain ini adalah dengan menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Bayangkan kalau kita bisa mempunyai usaha kecil saja dengan 10 orang karyawan misalnya; masing-masing karyawan ini memiliki pasangan (suami/istri) – dan masing-masing punya tiga anak – maka sudah 50 orang yang terbantu untuk makan dan kebutuhan lainnya sepanjang tahun – termasuk juga selama bulan Ramadhan tentu saja !. Kalau 10 orang bisa melakukan hal yang sama (menjadi entrepreneur) – maka sudah 500 orang yang tercukupi pangan dan kebutuhan lainnya. Bagaimana kalau yang muncul 1000 orang dan seterusnya ?, maka tidak akan ada lagi kemiskinan yang menghantui umat ini.
Maka menjadi wirausaha-pun insyaallah bisa menjadi wasilah atau jalan untuk mendekatkan diri kepadaNya sebagaimana diperintahkan dalam Al-Quran : “Wahai orang-orang yang beriman ! bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung”. (QS 5 :35).
Karena berjihad dalam arti perang melawan musuh-musuh Allah seperti yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di Palestina melawan penjajah Yahudi yang merampas dan mengusir mereka dari negerinya belum menjadi kesempatan kita saat ini, berjuang melawan kemiskinan yang diciptakan oleh musuh yang sama bisa menjadi pilihan kita untuk mendekatkan diri kita kepada Allah.
Maka pada kesempatan ini saya ingin mengajak sebanyak-banyaknya saudaraku se iman untuk rame-rame berjuang membebaskan umat ini dari kemiskinan, keterpurukan dan ketertindasan ekonomi. Sebanyak-banyaknya kita lahirkan entrepreneur muslim yang Qowiyyun Amin sehingga insyaallah di Akhirat kelak kita bisa menjadi orang-orang yang bertanya (QS 74 : 39-42) dan bukan orang-orang yang ditanya (QS 74 : 43-47).
Kami menyediakan fasilitas training, coaching and mentoring bagi yang ingin terjun dibidang kewirausahaan Islami ini. Dan lebih dari itu, akses terhadap permodalan juga dimungkinkan bagi yang benar-benar serius dan memiliki potensi yang baik. Insyaallah semuanya free of charge karena inilah wasilah (jalan) pilihan kami untuk mendekatkan diri kepadaNya; semoga niat baik di bulan baik ini dapat membuatNya ridlo…Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar