Oleh: Muhaimin Iqbal
Sudah lebih dari seperempat abad fenomena ‘Pak Ogah’ exist di jalan-jalan yang tidak dijaga oleh Polisi. Tikungan sempit, u-turn,
jalur sempit untuk satu mobil, jalan rusak dan sejenisnya menjadi pasar
bagi jasa informal yang kemudian secara umum kita mengenalnya sebagai
‘Pak Ogah’ ini. Sebagaimana ‘penjual jasa’ , mereka ada yang sukses dan
ada pula yang tidak. Karena hampir setiap hari ketemu mereka ini di
perjalanan dari dan ke rumah saya di Cibubur, saya bisa ‘mengamati’
siapa ‘Pak Ogah’ yang sukses dan siapa yang tidak – bagus untuk
pembelajaran entrepreneurship bagi kita semua.