Dinar Islam Bukan Dinar Iraq

Pada awal-awal kami mengenalkan Dinar Islam, tidak sedikit yang bertanya apakah ini Dinar Iraq, apakah ini bukan MLM, apakah ini semacam Pohon Mas, apakah ini sejenis yang dipakai judi dulu itu, dll. Satu per satu Insya Allah akan kami coba terangkan. Untuk kali ini kami ingin mengungkapkan lagi bahwa Dinar Islam bukan Dinar Iraq. Sebenarnya nama mata uang "dinar" juga di pakai di beberapa negara Timur Tengah, di antaranya: Kuwait, Oman, Bahrain, Yordania dan Iraq. Dinar-dinar ini adalah uang kertas biasa (atau uang koin biasa), sedangkan Dinar Islam adalah uang emas 22 karat 4.25 gram. (Dengan pemikiran tertentu ada juga yang mencetak Dinar Islam dengan emas 24 karat.)
Tadi saat saya berselancar di internet, saya menemukan penawaran dinar Irak. berikut bunyinya:

Dinar Irak
Pecahan IQD 25, 000 dan dijual dalam bentuk paket.
Harga agen Rp 9, 5, - per dinar dan dijual dalam pecahan terkecil IQD 25, 000.
( Khusus untuk Agen* * * )
Untuk para investor perorangan dapat membeli minimal 1 paket IQD 25, 000 harga Rp 450, 000, - ( sudah termasuk ongkos kirim seluruh Indonesia). ( * * * Untuk Agen minimal pembelian IQD 1, 000, 000 harga Rp 9, 500, 000, -)
Cara Pembayaran: Tunai
Jumlah: 1 paket
Kemas & Pengiriman: paket IQD 25,000.
Gambar Dinar Irak adalah seperti ini:
(pecahan Dinar Iraq 10.000)


Saudara-saudara, Dinar Irak ini BUKANLAH Dinar Islam yang kita maksud. 

Dinar Islam
Gambar dari dinar Islam yang kami maksud adalah sebagai berikut:
Agar kita mengenal Dinar Islam ini lebih dekat, kami petikkan uraian dari buku Muhaimin Iqbal "Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham" yang menjelaskan detail tentang Dinar Islam.

Di Dunia Islam, uang emas dan perak yang dikenal dengan Dinar dan Dirham juga digunakan sejak awal Islam baik untuk kegiatan muamalah maupun ibadah seperti zakat dan diyat sampai berakhirnya Kekhalifahan Usmaniah Turki tahun 1924.

Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW, ”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud).

Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.

Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.
Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .

Sampai pertengahan abad ke 13 baik di negeri Islam maupun di negeri non Islam sejarah menunjukan bahwa mata uang emas yang relatif standar tersebut secara luas digunakan. Hal ini tidak mengherankan karena sejak awal perkembangannya-pun kaum muslimin banyak melakukan perjalanan perdagangan ke negeri yang jauh. Keaneka ragaman mata uang di Eropa kemudian dimulai ketika Republik Florence di Italy pada tahun 1252 mencetak uangnya sendiri yang disebut emas Florin, kemudian diikuti oleh Republik Venesia dengan uangnya yang disebut Ducat.

Pada akhir abad ke 13 tersebut Islam mulai merambah Eropa dengan berdirinya kekalifahan Usmaniyah dan tonggak sejarahnya tercapai pada tahun 1453 ketika Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel dan terjadilah penyatuan dari seluruh kekuasan Kekhalifahan Usmaniyah.

Selama tujuh abad dari abad ke 13 sampai awal abad 20, Dinar dan Dirham adalah mata uang yang paling luas digunakan. Penggunaan Dinar dan Dirham meliputi seluruh wilayah kekuasaan Usmaniyah yang meliputi tiga benua yaitu Eropa bagian selatan dan timur, Afrika bagian utara dan sebagian Asia.

Pada puncak kejayaannya kekuasaan Usmaniyah pada abad 16 dan 17 membentang mulai dari Selat Gibraltar di bagian barat (pada tahun 1553 mencapai pantai Atlantik di Afrika Utara ) sampai sebagian kepulauan nusantara di bagian timur, kemudian dari sebagian Austria, Slovakia dan Ukraine dibagian utara sampai Sudan dan Yemen di bagian selatan. Apabila ditambah dengan masa kejayaan Islam sebelumnya yaitu mulai dari awal kenabian Rasululullah SAW (610) maka secara keseluruhan Dinar dan Dirham adalah mata uang modern yang dipakai paling lama (14 abad) dalam sejarah manusia.

Selain emas dan perak, baik di negeri Islam maupun non Islam juga dikenal uang logam yang dibuat dari tembaga atau perunggu. Dalam fiqih Islam, uang emas dan perak dikenal sebagai alat tukar yang hakiki (thaman haqiqi atau thaman khalqi) sedangkan uang dari tembaga atau perunggu dikenal sebagai fulus dan menjadi alat tukar berdasar kesepakatan atau thaman istilahi. Dari sisi sifatnya yang tidak memiliki nilai intrinsik sebesar nilai tukarnya, fulus ini lebih dekat kepada sifat uang kertas yang kita kenal sampai sekarang .

Dinar dan Dirham memang sudah ada sejak sebelum Islam lahir, karena Dinar (Dinarium) sudah dipakai di Romawi sebelumnya dan Dirham sudah dipakai di Persia. Kita ketahui bahwa apa-apa yang ada sebelum Islam ada yang dilarang dan ada yang tidak dilarang setelah Iaslam hadir. Dinar dan Dirham masuk kategori yang tidak dilarang bahkan digunakan.

Di Indonesia di masa ini, Dinar dan Dirham awalnya diproduksi oleh Logam Mulia - PT. Aneka Tambang TBK. Saat ini Logam Mulia-lah yang secara teknologi dan penguasaan bahan mampu memproduksi Dinar dan Dirham dengan Kadar dan Berat sesuai dengan Standar Dinar dan Dirham di masa awal-awal Islam.
Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association (LBMA). Namun, untuk memenuhi kebutuhan dinar Islam yang semakin besar, Gerai Dinar bekerja sama dengan Perum Peruri untuk mencetak dinar dan dirham dengan spesifikasi yang sama.

Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia dan Perum Peruri di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.

Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk. dan Perum Peruri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar