Kafilah-Kafilah Perdagangan Di Era Digital…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Senin, 30 April 2012

Kita sering mendengar istilah kafilah perdagangan ini ketika kita belajar sejarah Islam. Ketika kita belajar Sirah Nabawiyah, bagaimana sejak kecil dan remaja Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah akrab terlibat langsung dalam kafilah-kafilah perdagangan antar kota atau bahkan antar negara. Ketika kita belajar sirah para sahabat seperti Abdurrahman bin ‘Auf misalnya, yang pernah menyedekahkan seluruh barang bawaan kafilah perdagangannya dari negeri Syam yang memenuhi kota Madinah dengan 700 untanya.


Sampai juga perkembangan kolosalnya aktifitas ibadat umat ini, ketika ribuan kafilah dari berbagai negeri menuju Mekkah di musim haji. Sebelum kendaraan-kendaraan modern hadir di dua abad terakhir, dalam sejarah diceritakan bahwa satu rombongan kafilah perjalanan haji dari Mesir atau dari Damaskus menuju Mekkah dan sebaliknya bisa melibatkan 10,000 unta.

Melalui kafilah-kafilah inilah barang dari berbagai negara dipertukarkan dalam perdagangan sehingga kota yang tidak berproduksi hasil bumi secara cukup-pun seperti Mekkah dapat mencapai kemakmurannya, segalanya serba ada di sana hingga kini.

Sayangnya dalam kehidupan modern kita di jaman ini, kafilah-kafilah perdagangan ini telah lama tergantikan oleh konglomerasi kapitalisme nasional maupun global yang membanjiri kebutuhan kita dengan produk-produk mereka, hasil bumi mereka dan bahkan bisa mem-persuade kita untuk mengkonsumsi produk berupa barang atau jasa yang mereka hasilkan.

Di era industrialisasi dalam dua abad terakhir, perusahaan-perusahaan pemodal besar dengan mudahnya memproduksi hampir segala macam kebutuhan masyarakat. Tidak berhenti hanya menguasai produksinya, mereka juga menguasai jalur-jalur distribusinya. Sehingga nyaris tidak tersisa lagi peran ekonomi masyarakat luas baik dari sisi produksi maupun disitribusi pemasaran.

Masyarakat luas lebih banyak menjadi pegawai saja bagi para institusi raksasa yang mempekerjakan mereka dan sekaligus juga menjadi konsumen dari produk-produk mereka – secara langsung maupun tidak langsung. Anda bisa tes ini dengan melihat daftar belanjaan Anda setiap bulan. Kemungkinan besarnya akan bermuara hanya pada beberapa nama produsen, dan Anda membelinyapun hanya melalui satu dua jaringan retail mereka.  Kalau Anda membayarnya dengan debit card atau credit card, maka tambah satu lagi oligopoly itu – yaitu satu dua nama bank besar yang mengelola uang Anda.

Di era industrialisasi kapitalisme, para pemodal raksasa memainkan peran dominannya melalui kaki tangan gurita bisnis yang menjangkau nyaris segala aspek kebutuhan hidup kita sehari-hari. Tetapi akankah selalu demikian perjalanannya?, semakin hilangkah peluang produsen dan pemain pasar skala kecil untuk terlibat dalam produksi dan penggarapan pasar ini ?.

Saya melihatnya bahwa peluang itu masih ada dan semakin membesar dengan datangnya era teknologi informasi, khususnya internet dan lebih spesifik lagi era e-commerce.

Di era e-commerce ini, para produsen kecil bisa berpeluang sama dengan pemain raksasa untuk dikenal oleh masyarakat yang menjadi target pasarnya. Para pemasar kecil juga berpeluang untuk membangun jalur distribusi yang sama efektifnya dengan para pemain raksasa.

Yang kemudian diperlukan kini adalah bagaimana para produsen dan pemasar kecil ini kemudian bergabung dan bersinergi menjadi satu kekuatan besar. Seperti di jaman dahulu ketika kafilah-kafilah perdagangan itu bergabung dalam satu rombongan yang terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan unta, karena dengan demikian mereka mampu bersinergi melawan penyamun dalam perjalanannya, bersinergi tolong menolong dalam permodalan, berbagi dalam memikul beban biaya , tenaga dlsb.

Maka upaya semacam inilah yang kami ingin mulai bangun, yaitu bagaimana para produsen dan pemasar kecil ini mulai bisa bergabung dalam satu kafilah perdagangan e-commerce yang kami siapkan dan mulai perkenalkan melalui serangkaian training Sabtu lalu dan Ahad depan.

Melalui kafilah-kafilah perdagangan era e-commerce inilah nantinya insyallah Anda bisa menggerakkan barang dan jasa dari kota Anda ke kota-kota lainnya di Indonesia atau bahkan dunia, atau sebaliknya Andapun insyallah akan bisa memenuhi kebutuhan kota Anda dari berbagai barang dan jasa yang Anda datangkan dari kota lain dalam sistem yang sama.

Mengambil pelajaran dari pernyataan Imam Malik Rahimahullah bahwa umat ini tidak mungkin diperbaiki , keculai dengan cara generasi awal dahulu diperbaiki… , maka dalam seluruh aspek kehidupan kita-pun bisa kembali meneladani bagaimana umat ini dahulu mencapai kejayaannya – termasuk dalam membangun kafilah perdagangannya, tolong-menolongnya, syirkah-nya dlsb.

Tentu saja bukan dengan unta-unta kita bangun rombongan kafilah perdagangan di jaman ini, tetapi dengan system informasi, database centre, administration services, payment system, Trusted Third Party (TTP) dlsb. yang semuanya bisa di share sehingga yang gaptek (gagap teknologi) –pun tetap bisa  memasuki era e-commerce ini dengan mudah dan aman.

Silahkan menghubungi kami bila Anda merasa fit dan siap bergabung dalam kafilah perdagangan yang sedang kami persiapkan ini. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar